Rocky Gerung
Nurdin Halid Kutip Rocky Gerung Ternyata Ini Alasan Banyak Tokoh Lahir dari Makassar 'Bukan Sotta'
Nurdin Halid Kutip Rocky Gerung Ternyata Ini Alasan Banyak Tokoh Lahir dari Makassar 'Bukan Sotta'
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nurdin Halid Terinsipirasi dari Rocky Gerung, Ternyata Ini Alasan Banyak Tokoh Lahir dari Makassar
Pernyataan-pernyataan akademisi Rocky Gerung ternyata menginsipirasi banyak orang. Termasuk sekelas Nurdin Halid.
Nurdin Halid mengaku terinspirasi dengan quote Rocky Gerung tentang Orang Makassar.
"Rocky Gerung bilang Makassar itu singkatan dari Markas Akal Sehat Rakyat sehingga tidak ada orang dungu di Makassar. Kenapa? Karena makan ikan," kata Nurdin Halid, saat berkunjung ke redaksi Harian Tribun Timur Makassar, Minggu (9/2/2020).
Kunjungan orang nomor satu di Golkar Sulsel ini dalam rangka silaturahmi HUT 16 Harian Tribun Timur Makassar.
Nurdin Halid berkunjung setelah memimpin Rapat Pleno DPD I Partai Golkar Sulsel tentang pengusulan nama-nama kandidat calon Kepala Daerah di Sulawesi Selatan.
Karena banyak orang cerdas di Makassar sehingga tidak ada ruang bagi mereka yang Sotta (Sokta; sok tahun) untuk masuk di kepengurusan Golkar Sulsel.
Selain menjabat Wakil Ketua DPP Partai Golkar 2019-2024 era Airlangga Hartarto, Nurdin Halid juga masih menjabat Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Untuk jabatan Ketua-ketua DPD Golkar tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, Nurdin Halid menyebut tidak ada ruang bagi orang Sotta.
"Sotta itu artinya sedikit dia tahu tapi banyak bicaranya. Betul memang kita sekarang di era demokrasi tapi tidak boleh kebablasan," kata Nurdin Halid.
Simak videonya di bawah:
Dijuluki Profesor akal sehat, Baru Kali ini Rocky Gerung Tak Bisa Jawab Pertanyaan 'Tergagap-gagap'
Momen di mana pengamat Politik Rocky Gerung tergagap-gagap tak bisa menjawab.
Rocky Gerung disebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, menjadi perhatian publik.
• LENGKAP Pengakuan Abah Cijeunjing alias Abah Kuka, Pria yang Viral Diantara Istri Pertama Nikah Lagi
Hal itu terjadi saat Rocky Gerung bersama Pegiat Media Sosial, Ade Armando menjadi narasumber di channel YouTube Realita TV yang tayang pada Senin (3/2/2020).
Mulanya, Ade Armando menyinggung soal adanya pemerintah daerah yang mewajibkan mengenakan jilbab pada pegawainya.
Namun, ada yang membalas soal kewajiban mengenakan kebaya.
"Bahkan kita dengarlah berbagai pemerintah daerah-pemerintah daerah ada kewajiban pakai jilbab."
"Sekarang dilawan kewajiban berkebaya pada hari-hari tertentu ini jadi lucu-lucuan dalam artian kok jadi begini, kalau Anda mengapresiasi budaya," kata Ade Armando.

Meski demikian, Ia menegaskan dirinya tidak anti jilbab.
"Istri saya berjilbab anak perempuan saya tidak berjilbab," kata Ade Armando.
Kemudian, Ade Armando menyingung gaya pakaian mahasiswa UI yang beragam.
Setelah pernyataan dari Ade Armando, presenter pun bertanya ke Rocky Gerung.
Presenter Rahma Sarita bertanya pada Rocky Gerung apakah juga ingin memiliki istri yang mengenakan hijab.
Namun, Rocky Gerung sempat terdiam hingga digoda oleh Rahma Sarita.
"Kalau Kak Rocky gimana? Mau cari istri yang berjilbab?," tanya Rahma Sarita.
"Apa," jawab Rocky Gerung kaget.
"Kok tidak bisa jawab baru kali ini Rocky Gerung tidak bisa menjawab pertanyaan, tergagap-gagap," goda Rahma Sarita.

Namun, Rocky Gerung membalas Rahma Sarita hingga membuat Ade Armando ikut tertawa.
"Kamu bertanya apa mengajukan proposal," kata Rocky Gerung.
"Ya akhirnya bisa mikir, loading dulu tadi ternyata gagap," balas Rahma Sarita.
Kemudian, Rocky Gerung menyebut ada dua jenis politik, yakni politik pengakuan dan politik identitas.
"Batas dari pergaulan antar orang itu kalau dia menunju pada semacam fanatisme itu politic of recognition (politik pengakuan)."
"Kalau naik jadi politik identitas ia berubah menjadi upaya untuk pengusiran yang non identity (non identitas)," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, pemerintah seharusnya bisa membedakan politik pengakuan dan politik identitas.
"Politic identity itu hanya boleh ada satu ada, ada yang lain harus ditiadakan itu bahayanya."
"Pemerintah enggak bisa bedain politic of recognition mana politic of identity itu jadi dia kacau dalam menanggapi itu," kritik Rocky Gerung. (TRIBUNWOW.COM/Maria Gipty)
Lihat videonya mulai menit ke-2:30:
Said Didu tampak heran saat singgung nama Wakil Presiden Maruf Amin di 100 hari di pemerintahan bersama Presiden Jokowi.
Mantan sekretaris Kementerian BUMN itu mengakui, ia memang tidak pernah lagi mendengar nama Maruf Amin yang notabene seorang wakil presiden.
Mengingat hal tersebut, Said Didu pun menggumamkan pendapatnya terkait dengan 100 hari Jokowi dan Maruf Amin di pemerintahan.
Seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin dilantik sejak 20 Oktober 2019.
Mengevaluasi apa yang telah dilakukan Jokowi dan Maruf Amin sebagai pemimpin bangsa, Rocky Gerung tampak melayangkan dugaan perihal alasan kenapa Jokowi bisa terpilih kembali di periode kedua.
Sebab hal tersebut menurut Rocky Gerung bertolak belakang dengan capaian yang telah diperoleh oleh Jokowi di periode pertama.

Dalam tayangan vlog-nya, Rocky Gerung mengurai soal misteri kenapa Jokowi bisa menjadi presiden kembali di periode kedua.
"Orang bingung, untuk menerangkan 'Pak Jokowi kan dipilih dua kali selama 10 tahun'. Itu misterinya," ungkap Rocky Gerung.
"Benar. Kan artinya rakyat memberikan persetujuan dong," imbuh Hersubeno Arief.
Lebih lanjut, Rocky Gerung pun menjelaskan soal kegagalan apa saja yang telah didapat Jokowi selama menjadi pemimpin negara.
Kurang lebih ada tiga hal yang diurai Rocky Gerung.
"Lima tahun pertama, gagal. Ekonomi bertumbuh tidak sesuai seperti yang dijanjikan. Keakraban sosial tidak terjadi. Kemampuan negara untuk membiayai dirinya sendiri pun enggak bisa tuh. Jadi itu artinya gagal kan," kata Rocky Gerung.
Berkaca pada hal tersebut, Rocky Gerung lantas mengurai penjelasan soal dua alasan kenapa Jokowi bisa terpilih di periode kedua.
Rocky Gerung pun membuat dugaan versinya.
"Tapi kenapa masih terpilih ? Maka cuma ada dua kemungkinan. Apa pemilih kita betul-betul sudah dungu. Atau pemilihannya curang ? Nah saya percaya publik kita cerdas. Dan yang curang adalah pelaksanaan pemilu," ungkap Rocky Gerung.
Atas dugaan tersebut, Rocky Gerung pun meyakini bahwa borok di Pemilu 2019 nantinya akan terbongkar.
Namun, hal itu akan terjadi tidak dalam waktu dekat, melainkan beberapa tahun ke depan.
"Yang beginian itu nanti akan dibuka mungkin tiga empat tahun ke depan. Dan mereka yang terlibat itu pasti akan disidang oleh pemimpin baru nanti. Nah saya ingin agar mahasiswa tetap memelihara ide harapan. Kita ingin repulbik ini diinvestasikan ulang, sebagai hak untuk menikmati keadilan bersama," pungkas Rocky Gerung.
Tanggapan yang diurai Rocky Gerung itu pun diakhiri oleh Hersubeno Arief selaku pembawa acara.
"Terima Kasih Bung Said Didu dan Bung Rocky Gerung. Kita menunggu 100 hari pemerintahan Jokowi - Maruf Amin. Mudah-mudahan ada yang berubah dan rapotnya bisa naik," ucap Hersubeno Arief.

Namun sebelum ditutup, Said Didu tampak kembali mengomentari ucapan Hersubeno Arief soal 100 hari Jokowi Maruf Amin.
Dengan nada sinis, Said Didu menyinggung sosok Maruf Amin.
Sebab diakui Said Didu, ia selama ini tidak pernah mendengar nama Maruf Amin lagi di pemerintahan Jokowi.
"Memang masih perlu enggak sih menyatakan Maruf Amin ? Kan saya enggak pernah dengar lagi dia," celetuk Said Didu.
Sindiran berupa satire yang diungkap Said Didu itu lantas membuat Rocky Gerung tertawa puas.