Dibangun Raja Gowa hingga Direbut Belanda, Penasaran Berapa Luas Fort Rotterdam Makassar?
Fort Rotterdam adalah situs sejarah yang ada di Kota Makassar peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Fort Rotterdam adalah situs sejarah yang ada di Kota Makassar peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
Bangunan yang dibangun Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung ini sempat hancur saat Kerajaan Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin kalah perang.
Setelah Kerajaan Gowa-Tallo dipaksa mundur, Fort Rotterdam direbut Belanda.
Meski sempat hancur, Fort Rotterdam kemudian dibangun ulang oleh Gubernur Jenderal Speelman pada zaman Belanda.
Saat dibangun pun sang gubernur menyesuaikan dengan gaya arsitektur Belanda.
Dilansir dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, benteng yang tadinya berbentuk persegi empat dan memiliki empat bastion. Kemudian ditambah lagi dengan satu bastion di sebelah barat.
• Fakta-fakta Fort Rotterdam, dari Kisah Mistis hingga Jadi Pusat Kegiatan Anak Muda Makassar
• 10 Rekomendasi Hotel Dekat Fort Rotterdam Makassar, Harga Mulai Rp 150 Ribu
• Perhatikan 8 Hal ini Saat Berkunjung ke Fort Rotterdam Makassar
Bastion adalah bangunan kokoh yang ditempatkan lebih tinggi di setiap sudut benteng dan di atasnya ditempatkan kanon atau meriam.
Fort Rotterdam memiliki 5 bastion. Kelima bastion tersebut yaitu Bastion Bone, Bastion Bacan yang terletak di sudut barat daya, disudut barat laut adalah Bastion Buton, Bastion Mandarsyah di sudut timur laut, dan Bastion Amboina yang terletak di sudut tenggara.

Dengan sejumlah bangunan dan struktur di dalam benteng, meliputi pintu gerbang, 16 bangunan bergaya kolonial, sumur kuno, parit keliling, dan tembok keliling.
Benteng yang dikelilingi oleh parit kecuali di sisi barat tersebut memiliki ukuran berbeda-beda disetiap sisinya.
Dinding bagian barat memiliki ukuran panjang 225 m, dinding utara panjangnya 164 m, dinding sebelah timur panjangnya 193,20 m, dan dinding sebelah selatannya memiliki ukuran panjang 155,35 m.
Benteng Rotterdam memiliki tinggi 0-7 m dengan ketebalan dindingnya yaitu 2 m.

Nama benteng kemudian diubah menjadi Fort Roterdam, sesuai dengan tempat kelahiran Speelman.
Dan saat itu, Fort Rotterdam difungsikan sebagai pusat perdagangan dan gudang hasil bumi serta rempah-rempah.
Tak hanya itu, dulunya Fort Rotterdam pernah menjadi pusat pemerintahan Belanda di wilayah Timur Nusantara.
Tidak perlu membayangkan suasana seram dan angker saat akan mengunjungi benteng tua ini karena tempat bersejarah ini bukanlah tempat yang kosong melompong.
Berjalannya waktu, benteng ini digunakan pemerintah setempat sebagai Pusat Kebudayaan Makassar.
Juga difungsikan sebagai perkantoran sehingga membuat lingkungan benteng menjadi bersih, rapi, dan terawat.
Setiap tahunnya juga mengalami rehabilitasi jika diperlukan, untuk tetap menjaga kelestarian dari tempat bersejarah di Makassar.

Selain dapat melihat-lihat benteng secara gratis, pengunjung juga bisa mendatangi Museum La Galigo dan juga melihat ruangan sempit tempat Pangeran Diponegoro ditahan setelah ditangkap Belanda di Jawa.
Benteng Rotterdam terletak di Jl. Ujung Pandang Nomor 1, Kelurahan Bulogading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makasar, Sulawesi Selatan.
Benteng dengan luas bangunan 11.805,85m2 tersebut dibangun diatas lahan seluas 12,41 ha.
Lahan seluas tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 2 (dua), yaitu lahan inti yang meliputi 3,10 ha serta lahan penyangga seluas 9,31 ha.(*)
Informasi Singkat:

Nama: Fort Rotterdam
Alamat: No.Road, Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171
Jam buka: Setiap hari, 09.00 - 18.00 wita
Provinsi: Sulawesi Selatan
Mulai dibangun: 1545
Gaya arsitektur: 17th century colonial