Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN WIKI

Sosok Prof Dr Hj Hasmyati MKes, Dekan Wanita Pertama Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM

Tayang: Sabtu, 1 Februari 2020 13:03 WITA

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana

lihat foto

Desi Triana

Sosok Prof Dr Hj Hasmyati MKes, Dekan Wanita Pertama Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM

Baca Selanjutnya:

50 Paper Mahasiswa 6 Negara Dipresentasikan di ISS Batch II UMI Makassar

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Prof Dr Hj Hasmyati MKes adalah dekan di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).

Prof Hasmyati terpilih pada Desember 2017 dan resmi dilantik pada tanggal 5 Februari 2018.

Saat dilantik menjadi dekan FIK UNM, Prof Hasmyati mencatat sejarah baru di FIK UNM.

Pasalnya, dia adalah dekan wanita pertama yang memimpin FIK UNM melanjutkan kepemimpinan Dr Arifuddin Usman MKes yang menjadi Wakil Rektor III UNM.

Prof Dr Hj Hasmyati MKes menjalani masa kecilnya dengan didikan 'keras' dari sang ayah yang merupakan seorang prajurit TNI.

Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di Kabupaten Bone.

Kedisiplinan menjadi poin utama yang ditekankan kepada Prof Dr Hj Hasmyati M Kes bersama saudara-saudaranya.

Mulai dari bangun tidur hingga beraktifitas dan kemudian tertidur lagi semuanya dipenuhi oleh aturan.

Namun, hal tersebutlah yang membuatnya hingga saat ini menjadi disiplin dan terus menanamkan nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil.

Menjadi seorang anak tentara juga membuatnya hidup berpindah-pindah di berbagai daerah.

Pasalnya, ia mengikuti ayahnya bertugas bersama keluarga.

Karier

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM, Prof Dr Hj Hasmyati MKes (Desi Triana)

Sejak kecil, Prof Dr Hj Hasmyati mengimpikan menjadi seorang guru.

Melihat banyak kerabatnya yang menjadi guru, membuatnya ikut termotivasi untuk menjadi hal yang sama.

Hingga akhirnya, iapun berusaha mewujudkan impiannya dengan mendaftarkan diri di UNM sebagai mahasiswa keguruan.

Tak perlu sub bidang yang digelutinya, asal berprofesi menjadi seorang guru adalah yang dicita-citakannya sejak kecil.

Alhasil ia menempatkan Ilmu Keolahragaan menjadi urutan ketiga saat tes.

Ternyata itu lulus, dan berhasil menjadi mahasiswa UNM di Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Ia mengatakan memilih fakultas tersebut secara kebetulan.

Meski demikian, ia tak setengah hati menjalani dunia mahasiswanya.

Ia pun fokus mengembangkan potensi yang ia miliki selama masa kuliah dengan mengikutiberbagai kegiatan.

Hingga pada semester 5 dan 6, ia diangkat menjadi asisten dosen untuk membantu mata kuliah yang diajarkan.

Ia ditunjuk oleh dosen bernama Ida Mauriga yang pada saat itu menjabat sebagai sekretaris jurusan.

Ia lah yang membimbing dan mengarakan Prof Dr Hj Hasmyati untuk bisa mengajar atau menjadi instruktur senam.

Berjalannya waktu namanya semakin dikenal dikalangan dosen, karena aktifnya menjadi instruktur renang di Kampus.

Setelah menyelesaikan skripsi dan wisuda, ia pun mendapatkan informasi bahwa FIK UNM membuka penerimaan dosen.

Hanya satu yang diterima, namun Prof Dr Hj Hasmyati tetap mencoba mendaftakarkan diri berkat dorongan Drs H Sir Idar yang pada saat itu merupakan wakil dekan II dari FIK UNM.

Prof Dr Hj Hasmyati pun mendaftar dan mengikuti tes penerimaan tersebut. Hingga akhirnya dinyatakan lulus.

Pada tahun 1992 ia pun diangkat menjadi dosen di FIK UNM, setelah itu Maret 1993 ia sudah memiliki SK.

Tak menganggur lama, ia pun mendapatkan pekerjaan.

Impiannya menjadi seorang dosen terwujud dengan kerja keras dan usaha yang gigih.

Ia pun dibimbing langsung Drs H Sir Idar untuk bisa mengajar layaknya seorang dosen.

Buku-buku diberikan kepadanya agar bisa dibaca dan dipahami.

Menjadi seorang penjara seperti guru ataupun dosen merupakan impiannya sejak kecil.

Menurutnya dengan profesi tersebut memberinya pengalaman berbagi yang berbeda.

Berbagi dalam hal-hal positif seperti memberikan materi pelajaran, kiat-kiat pemahaman tentang mata kuliah, mengajak diskusi setiap orang.

Kritikan pun dijadikan sebagai penopang untuk membuat dirinya lebih baik.

Tak peduli muda atau tua yang memberinya kritikan.

Karena menurutnya, usia bukan tolak ukur seseorang namun ilmu yang dimiliki.