Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penipu Modus Hipnotis

Sempat Kebingungan, Begini Kisah Tim Phyton Polresta Mamuju Ungkap Komplotan Penipu Hipnotis

Syamsuriansyah menuturkan, sejak bulan Februari 2019 mereka menerima laporan dari salah seorang korban namun mereka kebingungan

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
nurhadi/tribunmamuju.com
Tim Phyton Polresta Mamuju 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP Syamsuriansyah mengungkap cerita dibalik keberhasilan mengungkap komplotan penipu bermodus hipnotis lintas provinsi.

Syamsuriansyah menuturkan, sejak bulan Februari 2019 mereka menerima laporan dari salah seorang korban namun mereka kebingungan bagaimana cara untuk mengungkap karena tidak ada satupun petunjuk.

"Karena korban saja bingung dia tidak tahu orangnya. Di CCTV tidak didapatkan karena pelaku pake topi dan selalu tunduk dan menutupi mukanya," ujar Syamsuriansyah.

Sampai bulan April dan Mei 2019 mereka kembali menerima tiga laporan dengan kasus yang sama. Namun masih kebingungan bagaimana cara mengungkap kasus tersebut.

"Bahkan kita hampir pasrah karena sudah kita cari tahu tapi tidak ada petunjuk. Nah pasca korban selanjutnya ada anak korban yang sempat foto pelaku, pihaknya kembali mulai bergerak,"ujarnya.

Pasca kejadian bulan Januari 2020 atau baru-baru ini Reskrim Polresta Mamuju kembali terima laporan. Pihaknya mulai mengumpulkan foto pelaku dan salah satu korban benama H Bahruddin mengakui bahwa itulah pelaku.

"Dari foto itulah jadi petunjuk kami. Kebetulan ada Group Resmob se-Indonesia, disitu kami dapat informasi ada penangkapan pelaku penipu hipnotis oleh Resmob Polres Toli-toli, kita mintalah bantuan untuk interogasi pelaku," ujarnya.

Dari hasil interogasi tersebut diperolah informasi bahwa pelaku telah berkali-kali melakukan perbuatannya di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat.

"Maka kita minta nomor telepon yang mereka temani. Setelah ditelusuri pelaku ada di Wajo sehingga kita koordinasi Resmob Polres Wajo untuk penangkapan, ditangkaplah Takbir dan dibawa ke Mamuju untuk di interogasi," pungkasnya.

Dikatakan, awalnya Takbirdiamankan bersama istrinya di Polres Wajo. Namun setelah dilakukan pemeriksaan istrinya dilepas karena mengaku tidak pernah ikut kegiatan penipuan itu.

"Setelah diperiksa di Mamuju, menyanyilah Takbir. Dia sebutkan semua nama rekannya 9 orang, disitulah kami mulai bisa lacak keberadaan pelaku sehingga saya tugaskan anggota ke Makassar untuk penangkapan, baru di Majene anggota sinyal sudah tidak ada. Handphone mati sehingga keberadaan pelaku kami tidak tahu," tukasnya.

Setelah personel Tim Phyton kembali melacak kebedaan pelaku, rupanya mengarah ke Enrekang. Phyton bergegas ke Enrekang dan berkoordinasi dengan Resmob.

"Saat anggota tiba di Enrekang pelaku berhasil disergap di area traffic light. Mereka dalam mobil, tapi hanya empat orang. Pelaku utama yang kita kejar, Hendra dan Ridwan ternyata menggunakan motor sehingga berhasil kabur inilah yang kita kejar dan sampai sekarang belum tahu keberadaannya,"tuturnya.

Ia mengatakan petualangan mengungkap kasus penipuan dengan modus hipnotis tersebut cukup menguras tenaga dan pikiran anggota Tim Phyton.

"Bahkan kami sampai merasa terbebani bagaimana cara ungkap kasus ini. Tapi berkat bantuan dan kerjasama Resmob Polres Toli-toli akhirnya kita dapat petunjuk dan Alhamdulillah beberapa pelaku sudah diamankan,"pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved