Virus Corona
Dampak Merebaknya Virus Corona, 15 Mahasiswa Indonesia Terisolasi di Wuhan China
15 mahasiswa asal Provinsi Aceh, Indonesia dilaporkan terisolasi di asrama mereka di Provinsi Wuhan, Tiongkok akibat merebaknya virus Corona,
TRIBUN-TIMUR.COM-Penyebaran virus Corona terus menjadi perhatian masyarakat dunia.
Bahkan, 15 mahasiswa asal Provinsi Aceh, Indonesia dilaporkan terisolasi di asrama mereka di Provinsi Wuhan, Tiongkok.
Dikutip dari Kompas.com, isolasi tersebut menyusul larangan keluar rumah dari otoritas Tiongkok seiring merebaknya virus corona.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Pemerintah Aceh, Muhammad Iswanto, dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/1/2020) menyebutkan, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sudah mengintruksikan Kepala Dinas Sosial, Al Hudri, untuk menangani persoalan 15 mahasiswa itu.
“Pak Kadis Sosial sudah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tiongkok di Beijing. Hasilnya, di Wuhan tertutup untuk umum. Akses masuk dan keluar ditutup otoritas di sana,” sebut pria akrab disapa Wanto ini.
Dia menyebutkan, 15 mahasiswa itu sejauh ini aman dan dalam pengawasan ketat KBRI di Tiongkok.
Tim KBRI sambung Iswanto memastikan memonitoring day to day seluruh warga negara Indonesia di Tiongkok termasuk mahasiswa asal Aceh.
Langkah berikutnya, sambung Iswanto, akan dilakukan oleh Pemerintah Aceh setelah mendapat arahan dari KBRI Tiongkok.
Sejauh ini, KBRI belum menyatakan untuk bisa memulangkan seluruh warga Indonesia di Tiongkok, karena akses ke Wuhan tertutup untuk umum.
“Komunikasi intensif dengan KBRI Tiongkok terus dilakukan oleh tim Dinas Sosial. Kita ingin memastikan mahasiswa asal Aceh aman di sana,” pungkasnya.
Sebelumnya virus corona dilaporkan berasal dari Provinsi Wuhan di Tiongkok.
Hingga kini belum ada serum penangkal virus tersebut.
Sejumlah negara menyatakan melarang warganya berpergian ke Tiongkok. Sebanyak 25 orang tewas karena terjangkit virus itu di Tiongkok.
Sebanyak 93 warga Indonesia kini dilaporkan berada di Tiongkok.
Apa Itu Virus Corona?

Dilansir dari Wartakota, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov). Kasus seperti ini pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, Murti Utami, menjelaskan virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi coronavirus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel coronavirus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov.
Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan coronavirus yang terdapat pada kelelawar.
"Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian," katanya, Rabu (3/7/2013).
Murti Utami menambahkan, sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek.
Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Murti Utami mengatakan sampai dengan saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita.
Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
"Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin," katanya.
Kemenkes juga memberikan iimbauan kepada masyarakat yang hendak berpergian ke negara-negara Arab.
Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov.
Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan bepergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
Pencegahan
Begini cara mencegahnya agar tak terkena virus corona dilansir dari Tribunnews:
1. Jaga tangan tetap bersih
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau menggunakan cairan pembersih berbasis alkohol.
Membersihkan tangan secara berkala penting, kendati tangan tampak bersih.
Terutama:
- Setelah batuk atau bersin
- Saat merawat orang sakit
- Sebelum, saat, setelah menyiapkan makanan
- Sebelum makan
- Habis dari kamar mandi
- Tangan terlihat kotor
- Setelah memegang binatang atau kotoran binatang
- Cara membersihkan tangan pun tak sembarangan.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir minimal 40 detik.
Untuk pengguna cairan pembersih tangan, gunakan merata di tangan dan biarkan sekitar 20 sampai 30 detik.
2. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
Lindungi orang lain tertular sakit dengan cara menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
Tutup dengan tisu, lengan, atau bagian dalam siku untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri saat batuk atau bersin.
Buang tisu bekas batuk dan bersin ke tempat sampah. Lalu, bersihkan tangan kembali setelah itu.
3. Hindari kontak dengan orang lain saat sakit
Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang lain saat kondisi tubuh sedang demam, pilek, atau mengalami gejala flu.
Selain itu, hindari meludah di tempat umum untuk mencegah penularan virus dan bakteri.
Saat tubuh terasa demam, batuk, dan kesulitan bernapas, hubungi dokter.
4. Hindari kontak dengan orang sakit
Jaga diri sendiri saat akan melakukan kontak dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh bagian mata, mulut, dan hidung orang yang sedang sakit.
Selain itu, jaga diri Anda saat akan kontak dengan ternak maupun binatang liar.
5. Jaga keamanan pangan
Menjaga keamanan pangan juga bisa mencegah penularan virus dan bakteri berbahaya.
Sebisa mungkin gunakan pisau dan talenan berbeda untuk memotong daging mentah dan bahan makanan matang.
Sebelum memegang makanan matang, jangan lupa cuci tangan dulu setelah memegang bahan makanan mentah.
Lindungi juga keluarga dari bahan makanan berbahaya seperti daging binatang yang sakit atau mati karena penyakit.
Di tempat asal persebaran virus, bahan makanan bisa aman dikonsumsi asalkan diolah dengan cara yang tepat.
Hal yang tak kalah penting, saat belanja atau beraktivitas di pasar, bersihkan tangan dengan seksama setelah memegang binatang dan produk binatang.
Hindari memegang mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan dengan cara yang tepat.(*)