Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Imlek 2019

6 Fakta tentang Angpao, Tradisi Warga Tionghoa saat Perayaan Imlek

Hari Imlek adalah perayaan tahun baru bagi warga keturuanan Tionghoa. Salah satu tradisi yang identik dengan perayaan imlek, yakni Angpao.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribunnews
6 Fakta tentang Angpao, Tradisi Warga Tionghoa saat Perayaan Imlek 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Hari Imlek adalah perayaan tahun baru bagi warga keturuanan Tionghoa.

Salah satu tradisi yang identik dengan perayaan imlek, yakni Angpao.

Biasanya, saat masih anak-anak, Imlek berarti momen untuk mendapatkan rezeki lebih.

Ya, tradisi memberi angpao alias amplop merah berisi uang memang menjadi tradisi Imlek di kalangan orang Tionghoa.

Di balik angpao sebenarnya ada filosofi dan juga sejarah Angpao, seperti dilansir dari Kompas.com:

1. Penyebutan Angpao

Aturan Bagi-bagi Angpao saat Perayaan Imlek, Hindari Angka 4 hingga Tak Boleh Dibelanjakan
Aturan Bagi-bagi Angpao saat Perayaan Imlek, Hindari Angka 4 hingga Tak Boleh Dibelanjakan (Ist)

Sebenarnya penulisan yang tepat adalah 'ang pow', kata ini berasal dari Bahasa Hokkian.

Dalam bahasa Mandarin angpao disebut Hongbao.

Orang Tionghoa-Indonesia yang mempopulerkan penyebutan dan penulisan angpao.

2. Sejarah Angpao National Library

Board Singapore menjelaskan bahawa angpao berasal dari legenda kuno China.

Ada delapan dewa yang mengubah diri menjadi koin untuk membantu pasangan lansia menyelamatkan anak mereka dari iblis bernama Sui.

Saat Imlek tiba, delapan koin ini harus dibungkus kertas merah dan ditaruh di bawah bantal anak-anak agar terhindari dari iblis.

Jadinya ada sebutan Ya Sui Qian yang berarti, uang yang dapat menangkal iblis.

Legenda ke dua dipercaya berasal dari Dinasti Tang.

Saat Kaisar Xuanzong baru mendapat keturunan.

Ia memberi koin emas dan perak kepada orang banyak untuk digunakan sebagai jimat pelindung bayi.

Lantas perbuatan ini dicontoh masyrakat biasa.

3. Wajib Sejak Abad ke-12

ilustrasi angpao
ilustrasi angpao (DEWAPRINT.COM)

Sejak Dinasti Song tepatnya abad ke-12, memberi uang di angpao atau disebut Li Shi dalam Bahasa Kanton menjadi kewajiban.

Orang tua memberi ke anak-anak dan atasan memberi ke bawahan.

Biasanya uang diberi dengan bungkusan kain sutra atau pakaian.

Kertas merah atau hongbao baru ada sejak abad ke 19.

Saat ini juga berlaku hanya orang yang sudah menikah yang boleh memberi angpao.

4. Tata Cara Pemberian

Angpao Siapa saja boleh menerima angpao. Sebaliknya tidak semua orang boleh memberi angpao.

Hanya orang yang sudah menikah yang boleh memberi angpao karena dianggap sudah dewasa.

Bagi yang sudah dewasa tetapi belum menikah tetap boleh menerima angpao.

Sebab angpao juga identik sebagai lambang pembawa berkah termasuk jodoh.

5. Jumlah Uang di Angpao

Demi Dapat Angpao, Anak-anak hingga Orangtua Menunggu Depan Klenteng Kwan Kong
Demi Dapat Angpao, Anak-anak hingga Orangtua Menunggu Depan Klenteng Kwan Kong (Nur Fajriani)

Pemberian uang sesuai dengan kemampuan masing-masing pemberi.

Namun, yang pasti total pemberian angpao saat tahun baru harus berjumlah genap, tidak boleh ganjil.

Sebab jumlah ganjil identik untuk angpao yang diberi untuk momen duka cita.

6. Angpao dalam Budaya Tionghoa

Sebenarnya memberi angapo bukan hanya saat momen Imlek dalam budaya Tionghoa.

Angpao juga diberikan saat orang dewasa ulang tahun, menikah, melahirkan, sampai uang belasungkawa atau ucapan duka cita.

Khusus belasungkawa, angpao tidak berwarna merah, melainkan amplop putih biasa.

Selain praktis, uang di angpao juga diharapkan dapat lebih berguna bagi penerima.

Sekaligus tanda hormat dan tanda kasih sayang.(*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved