Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Mamasa Jadi Korban

Pagar Sekolah Ambruk, 2 Murid SD di Osango Mamasa Jadi Korban

Pagar ambruk menimpa dua murid SDN 003 Osango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/SEMUEL MESAKARAENG
Kondisi pagar setelah ambruk di SDN 003 Osango, Mamasa 

TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Pagar ambruk menimpa dua murid SDN 003 Osango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Menurut Anto orang tua murid yang anaknya jadi korban, kejadiannya sekitar pukul 10.00 wita pagi tadi.

Kronologi kejadiannya berawal saat kedua murid bernama Iser dan Deo Nugraha sedang bermain di balik pagar setinggi kurang lebih 1,5 meter di depan sekolah.

Saat asik bermain bersama keduanya, empat orang temannya yang lain datang dan mendorong pagar yang sudah lama retak.

Di waktu yang bersamaan, pagar dengan konstruksi tembok sepanjang kurang lebih 10 meter rebah dan menimpa kedua murid itu.

Akibatnya, Iser dan Deo mengalami luka di bagian tubuh dan wajah.

"Anak saya sakit di bagian belakang, saya sempat larikan ke Puskesmas," ujar Anto bapak Iser, Jumat (24/1/2020) siang.

Sementara korban lainnya bernama Deo terdapat luka di bagian pipi sebelah kanan dan kiri, serta luka di bagian hidung.

Menurur Anto, sebelumnya orang tua murid telah beberapa kali memperingati pihak sekolah agar mengganti pagar tersebut.

Alasannya karena pagar itu sudah lama mengalami retakan dan nyaris ambruk.

Namun pihak sekolah kata Anto, mengaku bahwa tidak ada anggaran untuk perbaikan pagar.

Bahkan dikatakan Anto pada saat Mamasa dilanda gempa beberapa tahun lalu, pihak sekolah sempat menopang pagar itu dengan bambu karena sudah mulai miring.

Namun beberapa bulan setelah gempa mulai redah, penopang itu dikeluarkan.

Ironisnya kata Anto saat kedua murid itu tertimpa pagar, pihak guru tidak bisa berbuat apa-apa.

"Malahan dia lihati saja," ujar Anto kepada wartawan.

Karena kesal, orang tua akhirnya merobohkan beberapa bagian pagar yang masih berdiri.

"Saya sudah minta izin sama kepala desa, saya mau robohkan yang masih berdiri karena juga sudah retak," pungkas Anto

Senada Anto, Wirasto orang tua Deo juga membenarkan jika telah beberapa kali pihak sekolah diminta memperbaiki pagar itu.

Namun hingga nyaris menelan korban, pihak sekolah tidak mengindahkan permintaan orang tua murid dengan alasan anggaran.

"Sudah lama diperingati tapi tidak dihiraukan, untung anak saya tidak parah," kata Wirasto.

Terkait kejadian ini, pihak sekola belum bisa dikonfirmasi.

Menurut keterangan orang tua korban, kepala sekolah sejak beberapa hari terakhir tidak masuk sekolah.

Laporan wartawan @sammy_rexta

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved