Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penculikan Anak di Makassar

Ini Lokasi Dikenali VGL Saat Diculik Kelompok Bertopeng di Makassar

Hal itu diungkapkan ayah VGL, Wing (62) saat ditemui di rumahnya Jl Bonto Dg Irate Lorong 1, Makassar, Kamis (23/1/2020) malam.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
muslimin emba/tribun-timur.com
Orangtua VGL (14), Wing (62) dan istrinya Yonavia Papilaya (55) saat ditemui di rumahnya, Jl Bonto Dg Irate II, Lorong 1, Kecamatan Rappocini, Makassar, Kamis (23/1/2020) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Korban penculikan siswi kelas tiga SMP, VGL (14), hanya mengenali satu lokasi saat ia hendak dibawa ke tempat penyekapan.

Hal itu diungkapkan ayah VGL, Wing (62) saat ditemui di rumahnya Jl Bonto Dg Irate Lorong 1, Makassar, Kamis (23/1/2020) malam.

Lokasi itu kata Wing, diperkirakan berada di wilayah adminstratif Kabupaten Gowa.

"Yang dia (VGL) sempat lihat di atas mobil hanya bundaran mirip bundaran Samata. Itupun dia tidak tahu persis itu di Gowa, atau dimana, tapi katanya bundaran. Jadi saya jelaskan bundaran Samata, katanya mirip itu. Selain itu dia tidak tahumi," kata Wing.

Apakah kemungkinanannya, VGL disekap di wilayah Kabupaten Gowa?

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko, mengaku masih melakukan penyelidikan.

"Masih penyelidikan," singkat Indratmoko melalui pesa whatsApp, Kamis (23/1/2020).

Kasus penculikan VGL terjadi pada Minggu 19 Januari, pukul 18.00 petang.

Kejadiannya bermula saat VGL bersama tantenya Imelda, pulang setelah berkunjung ke rumah keluarganya.

Namun sang tante (Imelda) tidak mengantar langsung VGL ke depan gerbang pagar rumahnya.

VGL hanya diantar di gerbang jalan Raya Bonto Dg Irate, tepat di gerbang Jl Bonto Dg Irate II, atau di samping bangunan sekolah dasar.

VGL pun harus berjalan masuk ke rumahnya di Jl Bonto Dg Irate lorong 1.

Jalanan masuk ke rumah VGL berupa gang kecil, dan harus melewati pasar kecil.

Jaraknya dari gerbang Jl Bonto Dg Irate II ke gerbang rumah VGL sekira 300-400 meter.

Di perjalanan, VGL pun dihampiri enam pria mengenakan penutup wajah (topeng).

VGL yang ketakutan berusaha lari, namun tersergap.

Mulutnya pun ditutup agar tidak berteriak, lalu dimasukkan ke dalam mobil.

VGL yang di dalam mobil dalam kondisi tersekap pun disuntik bius.

"Di mobil katanya dibius, tidak ditahu bagian apanya yang disuntik. Katanya (VGL) disuntik, saya juga belum cek," ujar Wing.

VGL yang sudah tidak sadarkan diri pun dibawa ke sebuah ruangan kosong.

Dua hari berselang (Selasa 21 Januari) VGL pun sadar, dari pengaruh bius yang dimasukkan ke dalam tubuhnya.

"Hari Selasa dia sadarmi katanya, karena diikat dekat jendela. Pas bangun dia (dial lihat cahaya lewat jendela," ungkap Wing.

Saat sadar, pelaku meminta nomor ponsel keluarganya.

"Itu pelaku katanya (VGL) minta nomor telelon saya (orang tuanya) mau minta tebusan Rp 50 juta. Tapi VGL tidak bawa HP, saya juga tidak ada HP," terangnya.

Upaya menghubungi kedua orang tua VGL gagal. Keenam pelaku pun keluar ruangan dan mengunci VGL di dalam ruangan seorang diri.

Melihat itu, VGL pun berusaha melepaskan ikatan ditangannya.

VGL yang berhasil lolos dari sekapan enam pria misterius itu, pun berjalan mencari jalanan raya.

Saat di jalan yang ia tidak ketahui, VGL pun mengaku menahan seorang pengendara yang melintas untuk memberi tumpangan.

Pengendara itu pun mengantarnya ke Jl Hertasning. Dari tepi Jl Hertasning, VGL pun berjalan pulang ke rumahnya.

Laporan wartawan tribun-timur.com, Muslimin Emba.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved