Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Intip Facebook Kanjeng Ratu Keraton Agung Sejagat Dyah Gitarja, Dewan Pendiri Laskar Merah Putih

Kanjeng Ratu Agung Sejagat Fanny Aminadia Ternyata Anggota Dewan Pendiri Laskar Merah Putih

Editor: Ina Maharani
Facebook
Intip Facebook Kanjeng Ratu Keraton Agung Sejagat, Dewan Pendiri Laskar Merah Putih 

Dikutip dari Kompas.com, kelompok Keraton Agung Sejagat (KAS) mengaku sebagai kerjaan baru untuk menuntaskan perjanjian 500 tahun lalu.

Dari penjelasan, salah satu anggota KAS, Resi Joyodiningrat, perjanjian yang dimaksud adalah terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Kerajaan Majapahit pada 1518 hingga 2018.

Menurut Joyodiningrat, perjanjian itu dibuat antara Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.

Lalu, apa kata ahli tentang hal itu?

Menurut sosiolog Universitas Sebelas Maret ( UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono, munculnya kelompok KAS didorong oleh tiga faktor.

Pertama adalah dorongan fatalistik.

Artinya, kelompok tersebut menyadari, alasan mereka mendeklarasikan keberadaan mereka karena sudah tertulis dalam perjanjian leluhur.

"Hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada nenek moyang, dalam hal ini penghargaan warisan Majapahit," kata Drajat saat dihubungi melalui telepon oleh Kompas.com, Rabu (15/1/2020).

Drajat pun menyebut hal ini sebagai tragedi kebudayaan fatalistik.

Alasannya, kemunculan kelompok tersebut di tengah derasnya dunia internet atau modern.

Batu prasasti di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, Senin (13/1/2020).
Batu prasasti di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, Senin (13/1/2020). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Faktor kedua adalah kemungkinan muncul karena rasa kecewa dengan pemerintahan saat ini.

Untuk itu, KAS lalu memunculkan diri dalam bentuk kerajaan dan memiliki dinamika kepimpinan layaknya sebuah pemerintahan.

"Mungkin saja ada rasa kecewa terkait kondisi saat ini, yang begitu banyak korupsi dan permasalahan negara. Mereka muncul untuk memberikan alternatif," kata Drajat.

Faktor ketiga adalah mencari sensasi. Menurut Drajat, KAS mungkin memanfaatkan era digital untuk menegaskan kehadiran mereka.

Raja kerajaan Sejagat di Jawa Tengah
Raja kerajaan Sejagat di Jawa Tengah (Tribunnews)

"Untuk itu, polisi dalam pemeriksaan harus mengungkap motif kelompok tersebut muncul. Hal itu akan menjadi dasar tindakan kepada mereka," pungkas Drajat.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved