Sejarah Hari Ini: Buku Terakhir Seri Harry Potter Karya JK Rowling Terbit di Indonesia
Buku ini berjudul Harry Potter dan Relikui Kematian yang merupakan buku ketujuh sekaligus terakhir oleh J. K. Rowling.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Pada tanggal 13 Januari 2008, buku terakhir dari seri melegenda Harry Potter diterbitkan di Indonesia.
Buku ini berjudul Harry Potter dan Relikui Kematian yang merupakan buku ketujuh sekaligus terakhir oleh JK Rowling.
Dilansir dari wikipedia, versi terjemahan dalam bahasa Indonesia ini diterbitkan dalam versi hardcover dan softcover, masing-masing pada 13 dan 26 Januari 2008.
Sebelumnya, versi bahasa Inggris Deathly Hallows diluncurkan secara serentak di seluruh dunia di 93 negara, pada tanggal 21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam (00:01), British Summer Time.
Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya.
Rowling menyatakan bahwa seri terakhir ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran, yang menurutnya "hampir seperti dua bagian dari satu novel".
Rowling meninggalkan sebuah pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam di Hotel Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;
"JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan ini (652) pada 11 Januari 2007."
Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan
"Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, 'Deathly Hallows' adalah favorit saya, dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk menyelesaikan serial ini."
Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa jam setelah tanggal peluncurannya diumumkan.
Ringkasan cerita
Meninggalkan rumah Dursley
Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir.
Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya.
Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.
Pencarian Horcrux
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka.
Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black.
Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.
Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu.
Kreacher merujuk Mundungus Fletcheryang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus.
Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tetapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.
Relikui Kematian
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat dari tato Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione.
Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib.
Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Pertempuran Hogwarts
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore.
Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tetapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore.
Jika Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya.
Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya.
Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang patah, karena Harry merasa lebih nyaman menggunakan tongkat miliknya sendiri.
Secara keseluruhan, sekitar 54 orang gugur dalam mempertahankan Hogwarts.
Informasi Singkat:
Judul: Harry Potter dan Relikui Kematian
Judul asli: 'Harry Potter and the Deathly Hallows'
Penerjemah: Listiana Srisanti
Ilustrator: • Mary GrandPré (Amerika Serikat, RI)
• Jason Cockcroft (UK)
William Webb dan Michael Wildsmith (UK adult)
Negara: Inggris Raya
Bahasa: Bahasa Indonesia
Seri: Harry Potter
Genre: Fiksi, Fantasi, Laga, Misteri
Penerbit: Gramedia (Indonesia)
Bloomsbury Publishing PLC (Britania Raya), Scholastic Press (AS)
Tanggal rilis: 13 Januari 2008 (hardcover), 26 Januari 2008 (softcover)
Versi Inggris: 21 Juli 2007
Halaman 608 (Britania Raya), 759 (AS)
Didahului: Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran
(*)