BREAKING NEWS
Cuaca Buruk, Pesawat Lion Air dari Bali Sulit Mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar, Wings Kembali
Cuaca buruk, pesawat Lion Air dari Bali sulit mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar, Wings Air tujuan Selayar kembali ke Makassar.
Data cuaca itu bisa bersumber dari pencitraan satelit yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Prediksi cuaca pada hari itu diserahkan kepada pilot dan maskapai penerbangan oleh stasiun BMKG di setiap bandara.
Setelah itu, pilot akan menyempurnakan pengisian flight plan-nya kira-kira 30 menit sebelum terbang.
Oleh karenanya, terkadang kapten pilot memberi pengumuman prakiraan cuaca selama penerbangan setelah penumpang masuk ke kabin pesawat.
Baik cuaca cerah maupun berawan, serta ada tidaknya guncangan.
Sedangkan kondisi cuaca di bandara tujuan biasanya akan diumumkan di tengah penerbangan berikut jarak pandang dan suhu udara di darat.
Meski sudah dilengkapi teknologi sangat canggih dan ditunjang flight plan, bukan berarti penerbangan yang berlangsung menjadi bebas risiko.
Sebab, cuaca bisa berubah begitu cepat.
Oleh sebab itu, di kokpit, para pilot selalu memantau keadaan cuaca.
Baik mempelajari pencitraan radar maupun pengamatan visual.
Selain itu, para pilot terus memantau kinerja teknis pesawat sambil rutin berkomunikasi dengan pengatur lalu lintas udara (ATC) di darat.
Dalam bukunya, Chappy menyebutkan beberapa risiko kecelakaan penerbangan karena faktor cuaca.
Selain akibat jarak pandang pilot yang terganggu hujan, kecelakaan bisa disebabkan tailwind, angin dari arah belakang yang membuat pesawat meluncur lebih cepat, yang sering muncul mengikuti windshear, angin yang berubah arah secara tiba-tiba.
Angin ini biasa terjadi saat cuaca buruk.
Fenomena cuaca lain yang berbahaya bagi penerbangan adalah microburst sebagai “komponen” dari adanya awan comulunimbus (Cb).