SMK Teknologi Tri Tunggal
Siswa SMK Tri Tunggal Makassar Unjuk 4 Ciptaan di Pameran Teaching Factory, Juga Beri Servis Gratis
Siswa SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar unjuk karya di Teaching Factory dan Pengembangan Pembelajaran 4.0 di halaman sekolah di Jl Poros BTP
Siswa SMK Tri Tunggal Makassar Unjuk 4 Ciptaan di Pameran Teaching Factory, Juga Beri Servis Gratis
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar unjuk kebolehan dengan hasil karya yang diciptakannya.
Hal itu ditunjukkan siswa SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar dalam event Teaching Factory dan Pengembangan Pembelajaran 4.0 di halaman sekolah di Jl Poros BTP, Tamalanrea, Sabtu (11/1/2020).
Dari beberapa hasil ciptaan SMK Teknologi Tri Tunggal, ada empat produk yang menonjol dan menarik perhatian. Semuanya berbasis gawai (handphone) dengan jaringan internet.
• Bursa Pemain - Todd Rivaldo Ferre ke Persija, Persipura, atau Eropa? Paulo Sergio Bertahan, Andik?
• Foto-foto Gantengnya Fajar Adik Kandung Nikita Mirzani yang Bikin Gagal Fokus, Ini Keahliannya
Karya cipta tersebut adalah absensi siswa dengan RFID Card, kontrol lampu melalui sambungan internet, kunci pintu dengan gawai android, serta sistem kontrol dengan sensor gerak.
Selain itu, saat ini mereka tengah merakit alat khusus untuk menyiram tanaman. Lagi-lagi melalui gawai dan jaringan internet.
Event Teaching Factory (Tefa) dan Pengembangan Pembelajaran 4.0 dibuka Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Sulsel H Asri Sahrun Said.
Hadir Kepala SMK Teknologi Tri Tunggal 45 H Aharruddin, dan Ketua Yayasan H Ismunandar. Tampak pula mitra sekolah, yakni Astra Honda Motor (AHM), Suzuki, dan Metronix.
RFID Card hasil karya siswa SMK Tri Tunggal 45 Makassar tersebut bisa digunakan sebagai absensi siswa saat hadir dan pulang sekolah.
Karya tersebut juga bisa dipakai oleh orang tua siswa untuk mengontrol anaknya di sekolah, bisa untuk membayar SPP, hingga alat pembayaran di kantin sekolah.
• Terkena Serpihan Kaca, Kabid Humas Polda Jelaskan Kondisi Korban Ledakan Bom di Bengkulu
• BMKG: Mulai Malam Ini Ketinggian Gelombang di Perairan Sulsel Berpotensi Capai 3,5 Meter
Selain unjuk karya berbasis teknologi informasi (TI) oleh siswa jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teaching Factory juga menampilkan keterampilan siswa dari jurusan lain.
Karya dari siswa jurusan Teknik Sepeda Motor menunjukkan kemampuannya dalam hal servis. Bahkan pada event ini, kendaraan roda dua merek Honda mendapat layanan gratis.
Seorang siswi yang masih duduk di bangku kelas X tampak telah mahir mengutak atik motor, termasuk memberikan servis motor.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Asri Sahrun Said sempat berbincang dengannya, dan memberikan apresiasi atas kepiawaiannya.
''Apa yang dilakukan sekolah ini dengan membekali siswanya dengan keterampilan khusus patut kita apresiasi,” ujar H Asri Sahrun Said saat keiling melihat Teaching Factory.
“Upaya seperti ini yang dibutuhkan sekarang. SMK menghasilkan lulusan yang siap pakai sesuai dengan tuntutan dunia industri,'' jelasnya.
Kepala SMK Teknologi Tri Tunggal Aharruddin, menjelaskan Tefa merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan membawa industri masuk ke sekolah.
Link And Match
Berbeda dengan program PSG yang selama ini mengirim dan menempatkan siswa di lokasi industri. Program ini justru siswa unjuk kemampuan dalam dipamerkan.
''Melalui program Teaching Factory ini, kita mencoba selaraskan antara fasilitas yang ada di industri dan sekolah. Link and match,'' terang Aharruddin, yang diamini Ketua Yayasan Ismunandar.
“Karena selama ini antara sekolah, khususnya SMK dengan industri sudah link. Tapi matchnya bagaimana. Ini yang coba kita benahi, dengan membawa industri masuk ke sekolah,” lanjutnya.
• Hanya Carlo Striker Tunggal PSM di Lini Depan, Bojan Masih Cari Skema untuk Penyerang yang Lain
• Ini 12 Pemain Borneo FC Dilepas Musim 2020, 3 Diantaranya Pilar Asing
Dalam praktik Teaching Factory ini, lanjut Aharuddin, persentase pembelajaran siswa dibagi menjadi dua. Masing-masing 70 persen di industri dan 30 di kelas.
Langkah itu pun telah berbuah hasil. Sebanyak 99 persen lulusan sekolah ini mampu diserap di dunia kerja.
Apa yang dilakukan SMK Tri Tunggal, diakui Aharruddin sebagai bagian dari upaya mengurangi pengangguran.
Karena itu, kurikulum pendidikan di sekolah ini senantiasa diselaraskan dengan kebutuhan industri.
Pihaknya juga tidak ingin terlalu banyak membuka jurusan. Alasannya, meski program studi (prodi) sedikit namun lulusannya tidak ada yang menganggur.
Pencapaian siswa SMK Tri Tunggal saat ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan manajemen sekolah.
• Nekat! Warga Garap Sawah Ekstrem di Lokasi Sinkhole Cenrana Maros
• Korban Angin Puting Beliung di Liukang Kalmas Belum Dapat Bantuan, Aktivis: Pemerintah Kemana?
Menurut Aharuddin, di antaranya menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Siswa dan guru dari sekolah ini dikirim ke sana untuk menimba ilmu secara bergantian. Saat kembali ke sekolah, mereka membagikan apa yang didapatkan kepada rekannya,” ujarnya.
''Ke depan kita ingin semakin banyak industri yang diajak bekerja sama,'' imbuhnya.
Dalam launching Teaching Factory, SMK Tri Tunggal memperpanjang kerja sama dengan Suzuki Makassar.
Penandatanganan dilakukan Kepsek Aharuddin dengan pihak Suzuki, disaksikan Plt Kadisdik Sulsel H Asri Sahrun Said. (*)