Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kesaksian Mahasiswa Asal Makassar: Iran Siap Perang Demi Qasem Soleimani, Indonesia vs China Hoaks

Sumpah balas dendam rakyat Iran terhadap pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani menggema di mana-mana.

Editor: AS Kambie
AFP via BBC
Mayor Jenderal Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds yang merupakan cabang dari Garda Revolusi Iran. Qasem Soleimani disebut tewas dalam serangan yang terjadi di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020). (AFP via BBC) 

Namun bagi rakyat Palestina, Irak dan Syam, dia adalah ksatria, dia adalah pembela dan pahlawan mereka. Kematiannya menggerakkan jutaan rakyat Irak menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad. Gedung Putih segera memerintahkan warga AS untuk keluar dari Irak.

Sebagaimana jabatan yang diberikan Pemimpin Besar Iran padanya, sebagai Komandan Brigade Al Quds, Sulaemani telah menjaga Al Quds seperti menjaga nyawanya. Petinggi-petinggi HAMAS Palestina setiap mengelu-elukan dan berterimakasih pada Sulaemani, ia berkata,

"Berterimakasihlah pada Sayid Ali Khamanei yang telah memberi tugas mulia ini padaku". Tidak jarang, petinggi HAMAS ke Iran hanya untuk menyampaikan terimakasih langsung pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamanei. Tidak banyak yang tahu ini, karena konsumsi beritanya hanyalah kantor-kantor berita yang berafiliasi pada kepentingan AS dan Zionis. Yang memang bertanggungjawab merusak citra Iran di dunia Islam.

Selamat jalan Jenderal Besar. Darahmu yang tertumpah akan membunyikan lonceng kematian bagi kepongahan Amerika Serikat.(*)

Indonesia-China
Kecamuk Iran seiring gejolak di Indonesia atas masuknya kapal dari China di Perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah mengirim kapal perang ke Perairan Natuna. Tapi, pengiriman kapal perang ini bukan untuk menyerang China.

Dipastikan tidak akan ada perang antara Indonesia dan China gegara sabotase di Perairan Natuna tersebut.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono, menepis anggapan bakal ada perang antara Indonesia dengan China terkait pelanggaran batas wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Natuna, oleh kapal nelayan China yang dikawal kapal China Cost Guard.

Sejumlah kapal Penjaga Pantai China dan kapal belayan diketahui melanggar wilayah ZEE Indonesia di perairan Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Tak pelak TNI kemudian menyiagakan lima kapal perang dan ratusan persojel militer di kawsan tersebut.

"Tidak akan perang, itu terlalu dibesar-besarkan," kata Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono di Natuna, Sabtu. Ia mengatakan hubungan strategis yang selama ini terjalin baik antara Indonesia dan China tetap dipertahankan.

"Jangan sampai oknum di bawah justru memperkeruh suasana, di antaranya China Coast Guard (Penjaga Pantai China) dan kapal ikan China," kata Yudo.

Menurutnya keberadaan kapal penjaga pantai dan pencari ikan China di ZEE Indonesia dinilai memancing suasana keruh, padahal, pemerintah China sudah mengakui perairan itu adalah ZEE Indonesia.

"Sekarang, dua tahun kemudian mengingkari dengan mendatangkan Coast Guard'," katanya. Penjaga Pantai alias Coast Guard, katanya, merupakan produk pemerintah.

Jadi semestinya memahami aturan internasional dan kebijakan negaranya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved