Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Qasem Soleimani

Perjalanan Karier Komandan Top Iran Qasem Soleimani hingga Tewas Dibunuh atas Perintah Donald Trump

Mayor Jenderal Qasem Soleimani dilaporkan tewas dalam serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Al Jazeera
Perjalanan Karier Komandan Top Iran Qasem Soleimani hingga Tewas Dibunuh atas Perintah Donald Trump 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Kata kunci Iran sempat menjadi trending topik Google, Jumat (3/1/2020) kemarin.

Kabarnya yang banyak beredar, yakni tentang berita meninggalnya seorang komandan top Iran dan pemimpin milisi Irak, Mayor Jenderal Qasem Soleimani .

Seperti diketahui, komandan top iran tersebut dilaporkan tewas dalam serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.

Dilansir dari Kompas.com, pernyataan itu diumumkan Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang mendapat sokongan dari Teheran, Jumat (3/1/2020).

"Wakil Kepala Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis, dan Kepala Pasukan Quds Qassem Soleimani, terbunuh dalam serangan di jalanan Bandara Internasional Baghdad,"kata Hashed.

Qasem Soleimani tewas dibunuh atas perintah Donald Trump, 'World War 3' atau Perang Dunia III menggema, apa itu?
Qasem Soleimani tewas dibunuh atas perintah Donald Trump, 'World War 3' atau Perang Dunia III menggema, apa itu? (ABC)

Dilansir AFP, Hashed menuduh AS berada di balik serangan yang menewaskan Soleimani yang merupakan komandan top Iran.

Militer setempat mengungkapkan, bandara Baghdad itu diserang oleh serangkaian rudal pada tengah malam waktu lokal.

Sumber keamanan menerangkan, rudal itu menghantam konvoi Hashed al-Shaabi, dan menewaskan delapan orang termasuk "figur penting".

Dalam video yang muncul di media sosial, nampak kendaraan terbakar dengan ada beberapa benda seperti tubuh manusia terbaring di dekatnya.

Pejabat anonim AS kepada Reuters via BBC berkata, mereka menggelar serangan yang menargetkan sosok yang berhubungan dengan Iran.

Namun, pejabat anonim tersebut tidak memberikan detil. Tidak juga dijelaskan apakah serangan di bandara Baghdad ada hubungannya.

Muhandis memang merupakan wakil kepala, namun banyak kalangan meyakini dia sosok paling berpengaruh, di mana dia masuk dalam daftar AS.

Sementara Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, sayap dari Garda Revolusi yang merupakan cabang elite militer Iran.

Serangan itu terjadi setelah Selasa (31/12/2019), massa pendukung Hashed menyerang Kedutaan Besar Irak di Baghdad.

Mereka merespons serangan udara yang dilakukan AS terhadap Hashed pada pekan lalu, dan menewaskan hingga 25 orang.

Washington menyatakan, mereka hanya membalas atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil pada Jumat (27/12/2019).

Menteri Pertahanan Mark Esper menyatakan, dia menuduh Iran berada di balik aksi massa di kedubes, dan menegaskan tak mentoleransi serangan terhadap warga dan kepentingan mereka.

"Setiap serangan terhadap kami bakal dibalas dengan waktu, tempat, dan cara yang kami tentukan. Kami meminta Teheran menghentikan aktivitas jahat mereka," tukasnya.

Siapa Qasem Soleimani?

Qassem Suleimani (tengah) tewas dalam sebuah serangan AS atas perintah Presiden Donald Trump
Qassem Suleimani (tengah) tewas dalam sebuah serangan AS atas perintah Presiden Donald Trump (foreignpolicy.com)

Dilansir dari wikipedia, Mayor Jenderal Qassem Soleimani atau Ghasem Soleimani lahir 11 Maret 1957.

Ia adalah perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan sejak tahun 1998 menjadi komandan dari Pasukan Quds—sebuah divisi yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial dari Iran.

Ia seorang veteran perang Iran–Irak, dan telah aktif di berbagai konflik Timur Tengah, terutama di Irak dan Syam.

Metode yang ia gunakan merupakan gabungan antara intervensi militer dengan penanaman ideologi dan strategi diplomasi yang keras kepala.

Pasukan Quds telah lama memberikan bantuan militer untuk Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Wilayah Palestina.

Soleimani selalu memiliki pengaruh politik dan militer di Irak melalui partai politik Syiah dan Kurdi, yang memberontak terhadap Saddam pada Pemberontakan Irak 1991.

Iran telah mempersenjatai dan membantu pemberontak melawan Saddam. Pada tahun 2012, Soleimani membantu pemerintah Suriah, sekutu penting Iran, selama Perang Saudara Suriah.

Soleimani juga ikut membantu komando gabungan pemerintah Irak dan pasukan milisi Syiah melawan Negara Islam Irak dan Syam (NIIS) di 2014-2015.

Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis tewas dalam serangan udara AS pada 3 Januari 2020 di dekat Bandar Udara Internasional Bagdad.

Serangan udara tersebut merupakan balasan terhadap penyerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bagdad yang diduga dilakukan oleh milisi yang didukung Iran.

Kematiannya dikonfirmasi oleh pejabat tinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Masa muda dan pendidikan

Soleimani lahir di desa Qanat-e Malek, Provinsi Kerman, dari keluarga petani miskin.

Ketika ia masih muda, ia pindah ke Kota Kerman dan kerja sebagai pekerja konstruksi untuk membantu membayar utang ayahnya.

Pada tahun 1975, ia kerja sebagai kontraktor di Perusahaan Air Kerman.

Ketika ia sedang tidak bekerja, ia menghabiskan waktunya mengangkat beban di gimnasium dan mengikuti khutbah yang disampaikan oleh Hojjat Kamyab – anak didik dari Ayatollah Khomeini.

Karier dan aktivitas

Soleimani bergabung dengan Pengawal Revoluis (IRGC) pada tahun 1979 setelah Revolusi Iran.

Dikabarkan walau ia menjalani pelatihan yang sangat minim, ia naik pangkat dengan cepat.

Di awal kariernya sebagai seorang pengawal, ia ditempatkan di barat laut Iran, dan ikut serta dalam penanganan pemberontakan separatis Kurdi di Provinsi Azerbaijan Barat.

Pada tanggal 22 September 1980, ketika Saddam Hussein meluncurkan invasi ke Iran, menyebabkan Perang Iran–Irak (1980-1988), Soleimani terjun ke medan perang sebagai pemimpin kompi militer, yang terdiri dari lelaki dari Kerman yang ia kumpulkan dan latih secara pribadi.

Dia menjadi terkenal dengan cepat karena keberaniannya, dan naik pangkat karena perannya dalam operasi merebut kembali wilayah yang sempat diduduki Irak, yang akhirnya membuat ia menjadi komandan Divisi Sarallah 41 saat masih berusia 20-an, yang ikut serta dalam sebagian besar operasi.

Ia sering ditempatkan di front selatan.

Komandan Pasukan Quds

Tanggal pelantikannya sebagai Komandan Pasukan Quds tidak diketahui secara pasti, tetapi Ali Alfoneh memperkirakan antara 10 September 1997 dan 21 Maret 1998.

Ia dianggap sebagai calon penerus dari Panglima IRGC, ketika Jenderal Yahya Rahim Safavi melepaskan jabatannya pada tahun 2007.

Pada tahun 2008, ia memimpin sebuah kelompok yang menyelidiki kematian Imad Mughniyah.

Soleimani membantu mengatur gencatan senjata antara Tentara Irak dan Tentara Mahdi di bulan Maret 2008.

Soleimani digambarkan sebagai "perwira yang paling berpengaruh di Timur Tengah saat ini" dan ahli strategi dan taktik militer pada upaya Iran memerangi pengaruh Barat dan memperluas ekspansi Syiah dan pengaruh Iran di seluruh Timur Tengah.

Di Irak, sebagai komandan Pasukan Quds, dia diyakini telah mempengaruhi organisasi di pemerintahan Irak, terutama mendukung Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki.

Soleimani bahkan digambarkan sebagai "Erwin Rommel-nya Iran".

Menurut beberapa sumber, Soleimani adalah pemimpin utama dan sosok dibalik sayap militer partai Syiah Lebanon Hizbullah sejak pelantikannya sebagai Komandan Pasukan Quds pada tahun 1998.

Perang Saudara Suriah

Menurut beberapa sumber, termasuk Riad Hijab, mantan Perdana Menteri Suriah yang membelot pada Agustus 2012, Soleimani merupakan salah satu pendukung utama dari Bashar al-Assad selama Perang Saudara Suriah.

Pada akhir paruh 2012, Soleimani mengatur penuh campur tangan Iran dalam Perang Saudara Suriah, ketika Iran memandang pemerintah Assad kurang mampu untuk melawan oposisi, dan dampaknya terhadap Iran jika pemerintah Suriah jatuh.

Ia dilaporkan mengkoordinasikan jalannya perang dengan komandan Hizbullah Lebanon dan milisi Syiah Irak dari markas di Damaskus, selain perwira Suriah dan Iran.

Brigadir Jenderal Hossein Hamadani, mantan wakil komandan Basij turut membantu untuk mengerahkan milisi yang Soleimani harapkan untuk terus berjuang jika Assad jatuh.

Di bawah Soleimani, "serangan menjadi terkoordinasi, milisi lebih terlatih, dan mengatur sistem untuk memantau komunikasi pemberontak".

Soleimani telah diakui memberikan strategi yang membantu Presiden Bashar al-Assad dalam melawan pasukan pemberontak dan merebut kembali beberapa kota.

Rincian keterlibatannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi banyak dilakukan pelatihan milisi dan koordinasi untuk serangan militer hingga penampakan pesawat tanpa awak Iran di Suriah, menunjukkan bahwa Pasukan Quds sangat terlibat dalam perang saudara.

Dalam kunjungan ke ibu kota Lebanon, Beirut, pada 29 Januari 2015, Soleimani berziarah ke makam anggota Hizbullah yang tewas, termasuk Emad Mughniyah, putra dari almarhum panglima Hizbullah Imad Mughniyah yang makin memperkuat kemungkinan tentang peranannya dalam aksi militer Hizbullah di Israel.

Pada bulan Oktober 2015, dilaporkan bahwa ia telah berperan dalam merancang serangan Rusia-Iran-Suriah selama kunjungannya ke Moskwa di Juli 2015.

Menurut sumber dari negara Barat, kepribadian Qasem Soleimani mirip dengan karakter fiksi Karla, Keyser Söze, dan Scarlet Pimpernel.

Dia disebut-sebut memiliki pembawaan yang tenang, "menarik perhatian dan jarang menaikkan suaranya", menunjukkan "karisma bersahaja".

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Information and Public Opinion Solutions LLC (iPOS) pada Maret 2016, Soleimani disukai 38% responden dan 11% tidak menyukai, sementara 45% tidak tahu dia.

Kehidupan pribadi

Qasem Soleimani adalah penduduk Kerman.

Ayahnya adalah seorang petani dan sekarang tinggal di desa mereka.

Ibunya, Fatemeh meninggal pada tahun 2013.

Ia memilik lima saudara perempuan dan satu saudara laki-laki, Sohrab, yang tinggal dan bekerja dengan Soleimani di masa mudanya.

Soleimani bisa bela diri Karate dan merupakan pelatih kebugaran di masa mudanya. Ia memiliki empat anak: dua putra dan dua putri.

Kematian

Soleimani tewas pada 3 Januari 2020 akibat serangan rudal yang menyerang rombongan dirinya di Bandara Bagdad.

Tubuhnya berhasil diidentifikasi dari cincin yang ia gunakan, sedangkan tes DNA masih menunggu hasil.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa serangan tersebut dilakukan atas arahan dari Presiden Donald Trump.

Data Diri:

Nama: Qasem Soleimani

Julukan: "Haji Qassem" (di Timur Tengah)

"Komandan Bayangan" (di Barat)

Lahir: 11 Maret 1957

Tempat Lahir: Qanat-e Malek, Kerman, Iran

Meninggal: 3 Januari 2020 (umur 62)

Tempat Meninggal: Bagdad, Irak

Pengabdian: Iran

Dinas/cabang: Pengawal Revolusi Iran

Lama dinas: 1979–sekarang

Pangkat: Mayor Jenderal

Kesatuan: Pasukan Quds

Komando Divisi Tharallah: ke-41 Kerman

Korps Saheb-az-Zaman ke-7 Kerman

Pasukan Quds

Penghargaan: Medali Kehormatan Fath

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved