Hujan Deras Bikin Banjir, Ini Doa Saat Banjir dan Hujan Tak Kunjung Reda
Hujan Deras Bikin Banjir, Ini Doa Saat Banjir dan Hujan Tak Kunjung Reda
TRIBUN-TIMUR.COM - Hujan deras mulai melanda Indonesia.
Bahkan beberapa wilayah seperti Ibu Kota Indonesia Jakarta, mengalami banjir.
Seperti dilansir muslim.or.id, jika kebanjiran dan hujan turun deras, ada doa khusus yang diajarkanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jika yang terjadi adalah hujan yang begitu deras di tempat kita atau hujan yang tidak kunjung berhenti, maka kita bisa meminta pada Allah untuk memalingkan hujan tersebut pada tempat yang lebih manfaat dengan mengamalkan do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Do’a yang dimaksud adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
(Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allahumma ‘alal aakaami wadz dzirabi wa buthuunil awdiyati wa manabitis syajari)
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, jangan yang merusak kami. Ya, Allah! turunkanlah hujan di dataran tinggi, di bukit-bukit, di perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
Do’a di atas disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, ketika hujan tak kunjung berhenti (dalam sepekan), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memohon pada Allah agar cuaca kembali cerah. Lalu beliau membaca do’a di atas. (HR. Bukhari no. 1014 dan Muslim no. 897).
Do’a tersebut berisi permintaan agar cuaca yang jelek beralih cerah dan hujan yang ada berpindah pada tempat yang lebih membutuhkan air.
Atau untuk ringkasnya membaca:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا
“Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa”
[Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, jangan yang merusak kami]
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata menjelaskan hadits, “Maksud hadits ini adalah memalingkan hujan dari pusat kehidupan, al-aakaam adalah jamak dari akmah dengan memfathahkan hamzah, yaitu gunung kecil atau apa yang tinggi di bumi (dataran tinggi). Adz dziraf maknanya adalah bukit yang kecil. Adapun penyebutan lembah karena di situlah tempat berkumpulnya air dalam waktu yang lama sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia dan binatang ternak.”2
Ibnu Daqiq Al-‘Ied rahimahullah berkata, “Hadits ini merupakan dalil doa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan (baik lama tidak hujan atau hujan yang sangat lama, pent).”
Syaikh Abdul Aziz bin Biz rahimahullah berkata, “Selama hujan tidak membawa bahaya maka –alhamdulillah– ucapkan doa:
اللهم صيّباً نافعاً، مطرنا بفضل الله ورحمته
Allahumma shayyiban nafi’a, muthirna bifadhlillahi wa rahmatihi, Allahummaj’alhu mubarakan
Jika hujan ini memberatkan, maka berdoalah:
اللهم حوالينا ولا علينا
Allahumma hawalaina wa laa ‘alaina”
Jadi, bagi saudara-saudara kami yang merasakan hujan yang begitu deras, amalkanlah do’a di atas. Moga hujan tersebut turun tidak membawa musibah banjir. Moga dengan diberikannya ujian, kita sadar untuk bertaubat pada Allah. Moga kita pun terus diberi kesabaran.
Makassar Bakal Banjir Tiap Tahun
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel menyebutkan, Kota Makassar ditiap tahun akan terus dilanda bencana berupa banjir.
Direktur Wlahi Sulsel Muh Al Amin menilai, dari hasil kajian Spasial wilayah Makassar akan terus-menerus menjadi lokasi banjir.
"Kita lihat Makassar akan terus banjir," ujar Amin, saat rilis Catatan Akhir Tahun 2019 di kantor Walhi, Selasa (31/12) kemarin.
Kata Amin, menurut data luas wilayahnya Kota Makassar capai 17.577 Hektar (Ha).
Sementara lahan yang sudah dibanguni bangunan capai 11.432,55 Ha, atau 65% dari total luas lahan wilayah Makassar.
"Jadi kemampuan serap air ke tanah itu pasti sangatlah rendah, karena sudah ada betonisasi dan pondasi rumah," katanya.
Lanjut Amin, wilayah Kecamatan di Kota Makassar yang masih terbuka hijau pada Biringkanayya dan wilayah Tamalanrea.
Itupun menurut Amin, lahan di Tamalanrea dan Biringkanayya merupakan lahan-lahan hamparan, bukan tanah untuk serap air.
Karena diatur dalam Undang Undang (UU), ditiap kota itu harus ada lahan resapan air. Sementara resapan air di Makassar 9,1%.
"Inilah (banjir) yang akan kita lihat ditiap tahunnya, apapun itu. Genangan, banjir rob atau banjir kiriman daerah lain," jelas Amin.
Untuk itu, Walhi meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar segera fungsikan drainase, agar tetap terhubung ke pantai.
Disetiap daerah yang rawan atau menjadi langganan banjir ditiap daerah, harus ada drainase yang saling menghubungkan.
"Sayangnya hal itu dilihat sampai saat ini (2019) tidak maksimal, dan drainase ditiap perumahan tidak tersambung," kata Amin.
Walhi pun minta dan menyarankan, agar Pemkot Makassar agar bisa memperbaiki drainasenya agar tidak ada masalah.
Posko Siaga Banjir Gowa
Wilayah Kabupaten Gowa mulai memasuki musim hujan pada awal 2020.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mulai menyerukan upaya antisipasi kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Bencana banjir dan longsor yang menerjang awal tahun 2019 lalu menjadi pelajaran penting agar tidak terulang kembali.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan memerintahkan pembentukan tiga posko siaga sebagai bentuk antisipasi kondisi terburuk di musim hujan.
Tiga posko siaga itu akan tersebar di Kabupaten Gowa. Satu di dataran rendah, serta dua di dataran tinggi.
Posko pertama didirikan di depan Kantor Damkar, Jl Tumanurung, Sungguminasa.
Posko kedua akan didirikan di Kecamatan Tinggimoncong, serta titik ketiga di Kecamatan Bungaya.
Adnan menilai, ketiga titik itu akan mudah menjangkau kecamatan lain apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab letak ketiganya terletak ditengah-tengah Kabupaten Gowa.
"Nantinya akan disiapkan peralatan kebencanaan seperti alat berat, perahu banjir, sarana dan prasarana lainnya termasuk porsenil," kata Adnan belum lama ini.
Pembentukan posko itu, kata Adnan, akan melibatkan empat OPD terkait yang berhubungan dengan kebencanaan.
Antara lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas PU.
Posko juga akan didukung oleh relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI), Pramuka dan Tagana.
"Kita libatkan semua komponen yang memiliki perhatian soal kebencanaan," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Rostam Razak mengaku akan segera menindaklanjuti arahan tersebut.
Selain belajar dari pengalaman lalu juga menyingkapi kondisi cuaca yang tak menentu.
"Posko ini tujuannya untuk mempercepat proses pelayanan apabila ada informasi terkait kebencanaan," kata Rostam.
Yang terpenting, katanya, dari posko itu ada porsenel dan alat komunikasi, serta bagaimana membentuk jaringan dengan masyarakat.
Kendati demikian, terlebih dahulu dirinya bersama SKPD lain akan melakukan rapat untuk membicarakan segala keperluan dari pembentukan posko dan sarana prasarana yang dibutuhkan.
"Kami diberi waktu paling lambat kamis atau Jumat posko sudah terbentuk, sehingga mungkin hari ini kita akan rapat bersama BPBD, DLH, dan PU," bebernya.
Ia memastikan, masing-masing porsenel dari SKPD ini akan bergantian menjaga.
Ia juga meminta perwakilan kecamatan,desa/lurah ikut stanby yag mengetahui kondisi daerahnya," jelas Rustam.
Olehnya dirinya berharap, melalui adanya oembentukan posko siaga nanti bisa mengantisipasi terjadinya hal buruk saat banjir dan selalu siap siaga dalam keadaan apapun.
(*)
