VIDEO: Tradisi Berebut Air Bekas Cucian Keris Pusaka Kerajaan Mamuju
Pemandangan tersebut ialah tradisi berebut bekas air pencucian kris pusaka Kerajaan Mamuju yang diberi nama Lasa Laga.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Ritual Ada Massossor Manurung (pencucian kris pusaka) Kerajaan Mamuju di halaman rumah adat Jl Ks Tubun, Kelurahan Rimuku, selesai dengan baik meski sempat diwarnai kericuhan jelang ritual tersebut dilaksanakan, Selasa (17/12/2019).
Ritual ada Masossor Manurung yang dilaksanakan dua kali dalam setahun pada tahun-tahun ganjil merupakan rangkaian Festival Maradika Mamuju 2019 yang berlangsung sejak 16-19 Desember.
Di balik acara Massosor Manurung ada pemandangan lain yang tidak semua yang hadir paham dengan hal tersebut.
Pemandangan tersebut ialah tradisi berebut bekas air pencucian kris pusaka Kerajaan Mamuju yang diberi nama Lasa Laga.
Keris tersebut diyakin masyarakat Mamuju sebagai kembarang anak raja lahir dari perut ibu Lasa Laga sehingga diberi nama Maradika Tamakkana Kana (Raja yang tak berturut).
Tradisi rebutan air dalam sebuah guci besar di atas penggung tersebut, memiliki makna filosopi dalam di tradisi keyakinan masyarakat Mamuju hingga saat ini.
Disampaikan H Al Malik Pababari selaku Pue To Pepa bahwa masyarakat Mamuju meyakini jika air berkas cucian Maradika Tammakkana-kana (sebutan kris pusaka kerajaan Mamuju) bisa mendatangkan berkat atas izin Allah SWT.
Bahkan sebagian meyakini dapat mendatangkan jodoh dengan cepat bagi pria dan wanita yang sulit menemukan pasangan hidupnya di dunia ini. Serta dapat menyembuhkan segala jenis penyakit.
"Tidak ada yang mustahil jika Allah SWT berkehendak. Inilah dasar kepercayaan masyarakat Mamuju terhadap air bekas pe4lncucian benda pusaka kerajaan Mamuju,"kata Al Malik Pababari.
Pantauan Tribun-Timur.com, tua, muda turut dalam euforia berebut air di atas panggung setelah para raja meninggalkan tempat.
Tampak sejumlah ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengenakan pakaian adat. Bahkah para petugas Satpol PP turut dalam tradisi tersebut.
Mereka memasukan air tersebut ke dalam botol plastik bekas tempat air minum. Adapula yang sekedar mengambil air lalu digunakan membasuk muka.
"Inilah kepercayaan masyarakat kami. Yang dilakukan masyarakat Mamuju sejak dahulu kala. Mereka berebut air karena diyakini mendatangkan berkat atas izin Allah SWT,"kata pemandu acara Masossor Manurung.