Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ritual Adat Massosor Manurung

Ritual Adat Masossor Manurung Kerajaan Mamuju Mendapat Banyak Pujian

Ritual adat yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun pada tahun ganjil, merupakan salah satu agenda utama Festival Maradika Mamuju 2019.

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
nurhadi/tribunmamuju.com
Prosesi ritual adat pencucian kris pusaka kerajaan Mamuju di Halaman Rumah Adat Mamuju Jl Ks Tubun Kelurahan Rimuku. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Ritual adat Masossor Manurung (pencucian kris pusaka) Kerajaan Mamuju yang berlangsung di halaman rumah adat, berlangsung sukses dan aman meski sempat diwarnai gesekan karena keselahan teknis.

Ritual adat yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun pada tahun ganjil, merupakan salah satu agenda utama Festival Maradika Mamuju 2019.

Masossor Manurung telah dikemas baik dan sakral. Mendapat apresiasi dari sejumlah tamu yang hadir karena dinilai masih melestarikan tradisi dan keyakinan para pendahulu Bumi Manakarra julukan Mamuju.

Maradika (Raja) Mamuju H Andi Maksum Djalaluddin Ammana Indah mengaku mengapresiasi kerja keras panitia dalam mempersiapkan kegiatan pencucian pusaka "Manurung" yang disaksikan 93 kerajaan yang menghadiri ritual sakral itu.

"Banyak raja yang menyaksikan, lalu sampaikan ke saya bahwa ini sudah sangat baik, jadi tentu kita bersyukur kalau semua merasa begitu. Mereka snagat kagum karena belum pernah saksikan hal ini,"kata Pue Maksum sapaan Maradika Mamuju.

Jalannya prosesi pencucian pusaka yang diyakini adalah kembaran dari Raja pertama Mamuju bernama Lasalaga tersebut semakin hikmad dengan prosesi adat dari kerajaan Badung Bali.

Kerajaan Mamuju memiliki ikatan darah yang erat. Anak Maradika Mamuju mempersunting gadis dari Kerajaan Badung Denpasar Bali pada zaman dahulu kala.

"Semoga hari ini adalah titik permulaan untuk melakukan rekonsiliasi kembali. Insyallah Mamuju akan menjadi pelopor persatuan para raja-raja di nusantara,"tuturnya.

Sementara itu Bupati Mamuju H Habsi Wahid mengatakan, kegiatan Festival Maradika Mamuju 2019 merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksankan di Mamuju dengan skala Nasional.

Sehingga, kata Habsi, menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Mamuju. Keturunan kerajaan Tapalang ini juga berharap agar Festival Maradika Mamuju dapat menjadi media pemersatu semua kerajaan dan keraton se nusantara. Juga menjadi sarana promosi terhadap kekayaan budaya dari masing-masing daerah.

"Kita harapkan lewat acara ini Mamuju menjadi daerah yang akan selalu dikunjungi wisatawan. Baik dalam negeri maupun mancanegara,"ujarnya.

Melalui moment tersebut juga bisa menjadi peluang untuk menjual potensi yang dimiliki Mamuju. Agar para investor datang atau tertarik menanamkan investasi sektor agro wisata.

"Masalah budaya itu adalah hal yang tidak ada habisnya. Perlu terus kita kembangkan, sehingga nilai luhur yang pernah tertanam bisa digali kembali dan diperkenalkan kepada anak muda sehingga menjadi nilai budaya yang sakral,"katanya.

Perpaduan tradisi dua kerajaan besar pada acara tersebut, yakni antara Kerajaan Mamuju dan Kerajaan Badung Bali adalah sebuah khasanah yang sangat bagus. Menggambarkan kekayaan budaya.

"Ke depan selaku pemerintah kabupaten Mamuju akan mengusulkan festival Maradika Mamuju ini menjadi kegiatab nasional. Paling tidak dilaksanakan satu kali dalam dua tahun,"tuturnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved