Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ritual Adat Massosor Manurung

Kapolda Sulbar Mediasi Insiden Ricuh Jelang Massosor Manurung, Hasilnya?

Mereka duduk bersama di Mushollah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju, yang letaknya di depan rumah adat Jl Ks Tubun, Kelurahan Rimuku

Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
nurhadi
Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharudin Djafar mediasi insiden yang terjadi di acara ritual adat Masossor Manurung Kerajaan Mamuju. Media berpangsung di Mushollah Kantor Kemenag Mamuju 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Insiden ricuh jelang ritual adat Masossor Manurung (pencucian kris pusaka) Kerajaan Mamuju diselesaikan secara kekeluargaan.

Mereka duduk bersama di Mushollah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju, yang letaknya di depan rumah adat Jl Ks Tubun, Kelurahan Rimuku, usai acara.

Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharudin Djafar, hadir langsung dalam proses mediasi kedua belah pihak.

Keluarga Kerajaan Mamuju diwakili langsung Putra Mahkota H Andi Bau Akram, Andi Bachtiar Pue Dolla, Andi Iswandi Pue Dolla, dan H Damris Tokoh Pitu Uluna Sallu.

"Masing-masing pihak memohon maaf dan tidak ada niat untuk Mengganngu Acara Festival Maradika, namun hanya karena masalah miskomunikasi diantara panitia dan keluarga kerajaan," ujar Kabid Humas Polda Sulbar AKBP Mashura.

Kapolda meyakini dengan duduk bersama dan silaturahmi tersebut, akan membuat situasi semakin baik di masa depan.

Sekedar diketahui, suasana panas sempat terjadi dikarenakan adanya keluarga atau keturunan pemangku adat Mamuju  melakukan protes.

Protes dilakukan atas pemberiaan Mandat kepada H Muhammad Thamrin Endeng, selaku Pue' To Kasiwa atau gala'gar pitu untuk naik ke atas panggung.

Keributan tersebut terjadi sebelum proses Massossor Manurung dilaksanakan, atau saat pemandu acara memanggil satu persatu para pemangku adat atau gala'gar pitu.

Tiba-tiba dari belakang panggung beberapa orang yang menggunakan pakaian adat berteriak.

Lalu berjalan ke depan panggung membuat para tamu raja se nusantara kaget lalu berdiri.

Mereka menghendaki keributan jika H Muhammad Thamrin Endeng, tetap diberikan mandat selaku salah satu pemangku adat atau gala'gar pitu untuk ke atas panggung.

Kejadian tersebut tak berlangsung lama, karena suasana panas mampu diredam dengan cepat pihak kepolisian.(tribun-timur.com)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved