Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Edhy Prabowo

Benarkah Edhy Prabowo Izinkan Ekspor Benih Lobster yang Pernah Dilarang Keras Susi Pudjiastuti?

Benarkah Edhy Prabowo Izinkan Ekspor Benih Lobster yang Pernah Dilarang Keras Susi Pudjiastuti?

Kolase Tribunnews.com
Benarkah Edhy Prabowo Izinkan Ekspor Benih Lobster yang Pernah Dilarang Keras Susi Pudjiastuti? 

Benarkah Edhy Prabowo Izinkan Ekspor Benih Lobster yang Pernah Dilarang Keras Susi Pudjiastuti?

TRIBUN-TIMUR.COM,- Benarkah menteri Edhy Prabowo buka kran ekspor benih lobster?

Belakangan kalangan nelayan dan pengusaha dikejutkan oleh kabar akan dibukanya lagi izin ekspor benih lobster ke luar negeri oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kabar ini menjadi ramai karena sebelumnya di era Susi Pudjiastuti menjadi menteri kelautan dan perikanan, ekspor benih lobster dilarang keras.

Seperti dituangkan dalam Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Indonesia.

Terkait hal tersebut, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, pemberian izin ekspor benih lobster saat ini baru sebatas kajian di KKP.

 "Kami informasikan bahwa kebijakan ini masih dalam proses pengkajian, memerlukan waktu hingga siap untuk disosialisasikan," ujar Lilly.

"Mari kita semua bersabar menunggu hasil kajian secara komprehensif oleh KKP dan tidak membuat kesimpulan sendiri sehingga dapat menimbulkan informasi yang simpang siur," lanjutnya.

Dia menyatakan, Indonesia merupakan negara penghasil benih lobster terbesar di dunia yang berasal dari hasil tangkapan di alam.

Di beberapa daerah, ribuan nelayan kecil menggantungkan hidup dari perdagangan benih lobster ini.

Di sisi lain, penyelundupan benih lobster untuk di ekspor ke luar negeri juga marak terjadi sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu keberlanjutan ekosistem lobster di alam.

"Saat ini KKP tengah mengkaji dan merumuskan kembali kebijakan pemanfaatan benih lobster bersama para pemangku kepentingan dan para pakar/ahli yang terdiri dari para peneliti dan akademisi," ungkap Lilly.

Pihaknya juga sedang meminta masukan dan saran para pelaku usaha dengan memperhatikan aspek keberlanjutan lobster di alam dan keberlangsungan ekonomi masyarakat nelayan.

"Kebijakan yang tengah dikaji terutama berkaitan dengan pemanfaatan benih lobster hasil tangkapan di alam, dengan mengatur ulang perdagangan benih lobster dan rencana pengembangan teknologi pembesaran benih lobster hingga ukuran konsumsi di dalam negeri," kata dia.

PPATK Cium Aliran Dana Hasil Penyelundupan Ekspor Lobster Capai Rp 900 M, Susi Pudjiastuti Bereaksi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi temuan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) soal penyelundupan benur lobster.

Mengapa tidak, PPATK mencatat adanya aliran dana dari hasil penyelundupan ekspor benur lobster mencapai Rp 900 miliar.

Susi Pudjiastuti pun tampak tertawa dengan adanya temuan tersebut.

 

Sebab selama ini ia dengan tegas menolak ekspor benur lobster karena lobster ukuran besar bisa dijual dengan harga yang jauh lebih mahal.

Sehingga menurutnya, untuk ukuran benihnya saja, harga lobster bisa lebih tinggi dari motor Harley Davidson.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube PPATK Indonesia, Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengungkapkan pihaknya bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Reserse Kriminal Polri bekerja sama guna mengungkap kasus penyelundupan.

Di mana menuurt Kiagus Ahmad Badaruddin, dalam satu tahun ada aliran dana dari luar negeri yang digunakan untuk mendanai pengepul membeli benur tangkapan nelayan lokal mencapai Rp 300 miliar hingga Rp 900 miliar.

Modus yang digunakan oleh pelaku adalah melibatkan sindikat internasional.

Sumber dana berasal dari bandar yang ada di luar negeri yang kemudian dialirkan ke berbagai pengepul di Indonesia.

"Jadi lobster ini kami sampaikan bahwa lobster itu uangnya antara Rp 300-900 M, uang itu cukup besar dan melibatkan antar negara, jadi ini satu hal juga yang menarik bahwa penyelundupan lobster ini juga menggunakan tata cara pencucian uang yang melibatkan beberapa usaha, jadi banyak sekali pihak yang terlibatkan, termasuk pihak yang sebagai ekspor dan impor, yang digunakan sebagai penyamaran untuk menerima lobster itu," bebernya.

Di samping mengancam sumber daya lobster di Indonesia, pengambilan bibit lobster ini juga merugikan negara.

"Karena kebijakannya menteri KKP yang lalu (Susi Pudjiastuti) benar-benar membudidayakan lobster itu dibesarkan dulu, sehingga diekspor dengan harga yang tinggi," jelasnya.

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan mendukung kebijakan pemerintah dengan masalah lobster ini.

"Jadi pada waktu itu lobster dilarang dieskpor, lalu terjadi penyelundupan, dan kami berusaha menelusuri transaksinya. Lalu hasilnya kami sampaikan kepada pegenegak hukum," tandasnya.

Menanggapi hal itu, Susi Pudjiastuti pun memberikan komentarnya.

Di akun Twitter-nya ia memposting artikel berita soal itu.

"Sekarang baru tahu kan bibit lobster ukurannya lebih gede dari harley," tulisnya sambil memberi emoji.

Soal Ekspor Benih Lobster

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti terlihat menanggapi rencana kebijakan pemerintah yang akan membuka keran ekspor benih lobster.

Tanggapan Susi dibagikannya melalui akun twitter pada Selasa malam (10/12/2019) tepatnya pukul 19.16 WIB.

Susi menyebut, lobster sangat bernilai ekonomi tinggi sehingga kelestariannya perlu dijaga.

Apalagi, Indonesia telah dianugerahi laut yang luas dan kaya sumber daya.

Dia pun menyebut hendaknya manusia tidak boleh tamak alias serakah karena tergiur dengan harganya yang mahal itu, utamanya harga benih lobster yang melonjak drastis di pasar luar negeri.

"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah,

hanya karena ketamakan kita untuk menual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak.

Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," tulis Susi Pudjiastuti dikutip Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Tak hanya menulis kata-kata di atas, dia pun membagikan video yang memperlihatkan keseruannya menikmati dua ekor udang lobster besar ditemani semangkuk nasi putih dan lauk-pauk lainnya.

Dalam video yang diunggah, Susi mengatakan harga lobster yang dia makan sudah bernilai jual tinggi.

Lobster yang dia makan beratnya kurang lebih 400-500 gram dengan rerata harga Rp 600.000 sampai Rp 800.000.

Dia pun membandingkan dengan harga bibit yang dijual ke Vietnam dengan harga lebih murah.

Harga 1 bibit hanya berkisar Rp 100.000 sampai Rp 130.000. Terlebih bila yang dijual adalah lobster mutiara.

"Bibitnya diambil dan dijual hanya dengan Rp 30.000 saja. Berapa rugi kita? Apalagi kalau lobsternya mutiara jenisnya. Di mana satu kilo mutiara bisa sampai Rp 4-5 juta," ucap Susi Pudjiastuti.

Dia menuturkan, seorang nelayan hendaknya tidak boleh bodoh melihat harga benih lobster yang sangat kecil mencapai Rp 100.000.

Padahal kalau dibesarkan, harganya lebih mahal dari itu.

"Satu ekor 400 gram itu sudah berapa harganya? Rp 1 juta rupiah. Kita jual ke Vietnam hanya dengan harga Rp 100.000 atau Rp 130.000. Nelayan tidak boleh bodoh dan kita akan dirugikan bila itu dibiarkan," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mempertimbangkan membuka ekspor benih lobster.

Pertimbangan Edhy soal peredaran benih lobster bukan tanpa alasan.

Dia menemukan, benih lobster yang diimpor ke Vietnam dari Singapura sebanyak 80 persennya berasal dari Indonesia.

Hal itu membuat harga benih lobster kian melambung jadi Rp 139.000 per benih dari Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per benih.

"Coba kalau kita mengarahkan ini, me-manage ini dengan baik, kita atur rapih-rapih, kita buat aturan. Langsung dagangnya dari Indonesia ke Vietnam. Baru kemudian kita hitung berapa pajak yang harus mereka bayar," tutur Edhy Prabowo.

 

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul PPATK Endus Penyelundupan Benur Lobster Rp 900 M, Susi: Baru Tahu Kan Lebih Gede dari Harley, https://bogor.tribunnews.com/2019/12/14/ppatk-endus-penyelundupan-benur-lobster-rp-900-m-susi-baru-tahu-kan-lebih-gede-dari-harley

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved