Mahasiswa UIN Alauddin Dibunuh pacar
Isi Curhat Sahabat 4 Bulan Sebelum Asmaul Husna Dibunuh: Kau yang Tahu Sejauh Mana Kau Akan Bertahan
Isi Curhat Sahabat 4 Bulan Sebelum Asmaul Husna Dibunuh 'Kau yang Tahu Sejauh Mana Kau Akan Bertahan'
Isi Curhat Sahabat 4 Bulan Sebelum Asmaul Husna Dibunuh Ridhoyatul Khaer 'Ku Harap Kau Lebih Kuat dari yang Kusangka'
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar meninggalnya mahasiswi UIN Alauddin Makassar Asmaul Husna (21) tidak hanya menyisakan duka buat keluarganya tapi juga sahabat-sahabatnya.
Salah satunya @nunurill, sahabat dekat Asmau Husna.
@nunurill adalah salah satu sahabat Asmaul Husna yang mengantar almarhumah ke tempat peristirahatannya.
• TERBARU Polisi Sebut Mahasiswi UIN Asmaul Husna Hamil 4 Bulan Saat Dibunuh Ridhoyatul Khaer Pacarnya

Menengok 4 bulan sebelumnya, akhir Agustus 2019, @nunurill pernah menuliskan curhat panjang seakan menggambarkan tentang masalah yang dialami sang sahabat saat itu.
Tulisan itu diposting di akun instagramnya dan men-tag akun Asmaul Husna
Tulisan itu diberi judul 'Kamu, adalah aku pada masanya'. Berikut selengkapnya:
Kamu, adalah aku pada masanya//
.
"Apa yang harus dilakukan untuk kembali menjadi baik-baik saja atau mungkin bisa kalian sebut dengan kembali menjadi normal"
.
Tidak ada yang bisa menebak kapan kita akan jatuh luruh dan kapan kita akan tersenyum bahagia dengan ia yang paling kita harapkan.
.
Frekuensi berpikir setiap manusia memang tidak pernah sama. Semesta adalah guru terbaik, pun juga ia yang memilih berpaling darimu. Berpesan atau tanpa pesan yang ia tinggalkan untukmu.
Sama seperti tanya tanya perkara kenapa ia lebih mencintai bunga mati sebagai pembatas bukunya ketimbang bunga segar. Maksudku kenapa musti bunga mati? Kenapa bukan bunga murni yang segar. Tangkap retinanya barangkali sedang keliru melihat bunga mati lebih indah dibanding bunga murni yang harum semerbak.
.
Masih basah ingatan tentang pahitnya kisah yang tak lagi bersinggungan. Yang selalu ku doakan agar hanya aku saja. Mengharapkan agar kau selalu berbahagia dengan apapun dihidupmu. Tapi Tuhan memilih ikut mengujimu. Tidak apa-apa. Usah khawatir, pundakku selalu siap menampung seluruh luruhmu sama seperti pundakmu yang selalu siap kala kudatang. Aku tidak mau mengulum seribu huruf huruf dikepala hanya untuk menenangkanmu sebab kutau semua itu tidaklah memberi solusi atas masalahmu.
.
Aku tidak sedang berpikir untuk tidak khawatir pun tidak sedang membiarkanmu begitu saja. Aku hanya mau memberimu ruang agar kamu terbiasa hingga dengan sendirinya kau akan mendewasa sebab berhasil meredam ego, menggantinya dengan bijak sembari kau berjuang menuju titik terang mana yang harus kau gapai. Seiring dengan itu dirimu yang dewasa akan lebih mengerti dan lebih paham lebih dari dugaku.
.
Perkara sanggup tidaknya hanya kau yang tahu sejauh mana kau akan bertahan. Sebelum kamu, aku sudah. Dan kutau seruan seruan ibarat obat penenang dari teman sejawat bukanlah solusi yang bijak untuk memenangkan bahagia. Melainkan dirimu sendirilah yang akan menaklukkan masalahmu. Karena musuh paling besar adalah egoisme yang melahirkan kebencian yang berujung penyesalan. Maka ku harap kau lebih kuat dari apa yang kusangka.
.
Sebab kamu, adalah aku pada masanya
Dariku,
Sahabatmu.
Sebelumnya, curhat pilu Asmaul Husna juga diungkapkan salah satu sahabatnya di instagram.
Tulisan itu berisi curhat yang menggambarkan sebuah hati yang terluka dan berusaha menyembunyikannya.
"Tawaku semakin lebar dengan luka menganga. Pernakah kau ada di titik itu dimana lukamu harus kau balut sendiri sambil menggigit kain lusuh agar isakmu tak memecah di seluruh gendang telingah parah bedebah penggibah yang selalu siap menggerogoti daging dan meminum darahmu tanpa mengenal ampun."

Demikian isi tulisan tersebut sebagaiman diunggah salah satu teman dekat almarhumah di instastory pasca kejadian.
"Maaf karena tdk memahamimu dengan baik," tulis sahabat Asmaul Husna seperti baru menemukan tulisan tersebut.
Korban merupakan mahasiswi semeseter VII Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Aluddin Makassar.
Sementara pelaku mahasiswi semester VII Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Aluddin Makassar.
Kampusnya berada di Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Jarak kampus dengan rumah korban sekitar 3 Km.
Usai di temukan tewas beredar screenshot (tangkapan layar) tulisan di Instagram dengan nama akun @aulhsn_.
Tampak tertulis keterangan jika tulisan tersebut dibuat selang 4 hari sebelum di-screenshot.
Berikut salinan isinya:
"Anak Ibu sedang menahan tangis; Katanya karma sedang berjalan menuju ke arahnya, katanya karma akan segera menyemputnya.
-
Anak ibu lalu menangis;
Tangisannya pelan tak terdengar dibalik pintu toilet karena sedang mengigit bibir bawahnya agar suaranya tangisannya tak pecah hingga akan muncul desas desus tanya para penggibah.
Tangisannya tak terdengar karena disamarkan oleh suara air yang keluar dengan patuhnya dari mulut bapak keran di toilet.
-
Anak ibu lalu diam;
Pikirannya penuh dengan kesalahan dan cara menempuh penebusan.
Haruskah anak ibu meninggalkan dunia dengan cara paling tragis atau hidup didunia dengan cara paling tragis pula.
-
Anak ibu kemudian tertidur;
Terpejam dengan mata sembab, tubuh dingin dipeluk angin malam tak ada yang peduli.
Sebab ibu jauh disana dan tak tahu apa-apa tentang anaknya ini."
Tampaknya Asmaul Husna memang punya bakat puisi.
Salah satu puisinya diposting dalam laman Facebook KSEI Forkeis UIN Alauddin Makassar.
Ia menjadi salah satu pengurus di majalah Forum Kajian Ekonomi Syariah UIN ALauddin Makassar tersebut.
Puisi yang ia posting adalah soal perpisahan.
Puisi tersebut diposting saat Asmaul Husna tidak lagi menjabat sebagai KOORDINATOR DEPT. MEDIA DAN JURNALISTIK 2018/2019
Berikut puisi Asmaul Husna.

KOORDINATOR DEPT. MEDIA DAN JURNALISTIK 2018/2019
-
ASMAUL HUSNA
JURUSAN AKUNTANSI 2016
-
Berpuluh kali pergi,
Berjuta kali pun kembali,
Iya, ini rumah bagi kami yang tak memiliki tempat kembali
Iya, ini rumah bagi kami yang tak pernah menemui jalan pulang
Iya, ini rumah dimana orang-orang menyambut kami dengan kehangatan
-
Walau seringkali beradu mulut,
Saling melempar ego,
Berderai drama air mata,
Diam bisu tak ada sapa,
Tapi kami tetap keluarga,
Bercerita dipenghujung malam tentang masa lalu dan masa depan saling menghangatkan kembali
-
Iya, Forkeis rumahku, rumah kami, rumahmu dan rumah kita.
Jika ada benci dihatimu,
Jangan benci Forkeisnya,
Bencilah sifat individunya,
Tapi jangan membenci terlalu lama,
Sebab kita saudara yang tumbuh bersama.
Bukankah makan nasi sepiring bersepuluh sudah biasa kita lakukan?
Maka redupkan bencimu,
Redahkan kecewamu,
Berdamailah,
Pengakuan Pacar
Ridhoyatul Khaer (21) akhirnya mengaku sebagai pembunuh Mahasiswi UIN Alauddin Makassar Asmaul Husna (21).
Ridho sendiri tak lain adalah pacar Husna dan juga merupakan teman satu kampus korban.
Kombes Pol Yudhiawan Yubisono, Minggu (15/12/2019) pagi kepada wartawan mengatakan, korban hamil 4 bulan saat dibunuh sang pacar.

"Korban hamil empat bulan," katanya.
Motifnya diketahui adalah sikap korban yang meminta Ridhoyatul Khaer untuk bertanggungjawab.
Pengakuan Ridho, ia ingin membicakan hal itu lebih dulu ke keluarga besarnya di Bone.
Namun rupanya Husna terus mendesak Ridho untuk segera menelpon orang tuanya untuk memberi tahu perihal kehamilannya.
Pertengkaran di rumah yang ditempati korban pun tak bisa terhindarkan.
Mahasiswi semester 7 itu berinisiatif menelpon orangtua Ridho.
Ridho tak tinggal diam. Ia mengancam akan membunuh Husna jika aksinya tak segera dia hentikan.
Husna tak bergeming dengan ancaman Ridho. Suasana kamar saat itu penuh dengan teriakan saling bentak.
Tak ada orang lain di rumah itu sebab Satriani sepupu Husna yang tinggal bersamanya sedang ke luar rumah.
Saat melihat Husna berbaring, pikiran Ridho pun berubah jadi insting membunuh.
Disekapnya kekasihnya itu dengan bantal Hallo Kitty selama 15 menit.
Husna sudah tak berdaya dan kejang-kejang.
Ridho tambah bengis, ia mengambil pisau berkarat di dapur dan menggorok leher.
Saat korban sudah tak bernyawa, ia lalu pergi.