PSM Makassar
Ini Profil Dejan Antonic, Calon Pelatih PSM Makassar
Bahkan Dejan Antonic telah melakukan komunikasi dengan CEO PT PSM Munafri Arifuddin.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dejan Antonic turut meramaikan bursa calon pelatih PSM Makassar musim 2020, untuk menggantikan posisi Darije Kalezic.
Dejan Antonic merupakan pelatih kelahiran Belgrede, Serbia, 22 Januari 1969.
Bahkan Dejan Antonic telah melakukan komunikasi dengan CEO PT PSM Munafri Arifuddin.
Munafri mengakui hal tersebut saat ditemui di Stadion Mattoanging, Makassar, Minggu (15/12/2019).
Meski begitu, App belum bisa memastikan apakah Dejan akan benar-benar merapat ke PSM.
Lantas nama Dejan Antonic sebenarnya tidak asing lagi bagi publik sepak bola Indonesia.
Dalam kurun satu tahun lebih, ia menukangi dua klub sebagai pelatih kepala masing-masing Borneo FC 2018, dan Madura United awal musim 2019.
Karir Dejan Sebagai Pemain Sepak Bola
Dejan memulai karir sepak bola-nya pada tahun 1984 dengan memperkuat klub lokal Serbia, Red Star Belgrede hingga 1991 seperti dilansir dari Wikipedia.
Setahun berikutnya, ia hijrah ke klub FK Napredak Krusevac yang bermarkas di Kota Krusevac, Serbia.
Namun ia hanya setahun di sana dan kemudian hijrah ke klub Belgia, KSK Beveren, pada 1994.
Pada 1995, di sinilah karir Dejan di Indonesia dimulai setelah merapat ke Persebaya Surabaya.
Dia hanya setahun berseragam Bajul Ijo dan tahun berikutnya 1996, ia merapat ke Persita Tangerang dan Persema Malang pada 1997.
Tiga tahun lamanya Dejan bermain di Indonesia, ia lantas hijrah ke Hongkong.
Di Hongkong, ia merapat ke Instant-Dict FC pada tahun 1998 hingga 2000.
Pada musim 2000-2002, ia hijrah ke klub Renggers (HKG) yang juga klub asal Hongkong.
Memasuki musim 2003, Dejan kembali hijrah dan memperkuat Kitchee, klub asal Hongkong hingga 2005.
Pada tahun yang sama (2005), Dejan akhirnya menyudahi karir sepak bolanya dan beralih profesi sebagai pelatih.
Karir Pelatih Dejan Antonic
Karir pelatih pertamanya, dimulai di Kitchee yang sebelumnya ia bela sebagai pemain.
Bersama Kitchee, Dejan langsung tancap gas dengan sukses memenangkan berbagai kejuaraan.
Pada 2005, kejuaraan Hongkong League Cup berhasil direbut.
Pada 2006, ia juga sukses membawa Kitchee meraih gelar Hongkong Senior Shield Cup.
Pada 2006, kejuaraan Hongkong League Cup juga diraihnya dan ditutup dengan lolos ke Liga AFC Cup pada 2008.
Pada tahun yang sama (2008), Dejan ditunjuk sebagai pelatih Timnas Hongkong dan berhasil memenangkan piala Guangdong Cup.
Atas kesuksesan itu, Dejan dipercaya mengurus TSW Pegasus sebagai manajer tim dan direktur bidang perkembangan pemain muda.
Hingga pada 2011, ia kembali menukangi Timnas Hongkong untuk kualifikasi Asia Cup 2011.
Setelah itu, selama dua tahun ia kembali menjadi pelatih di Hongkong.
Masing-masing adalah Tai Chung (2011) dan Turn Mun (2012) sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.
Arema Indonesia menjadi pelabuhan pertama Dejan sebagai pelatih di Indonesia pada 2012-2013.
Menyusul Pro Dutra 2013-2014, dan Pelita Bandung Raya di tahun yang sama (2014).
Saat liga di Indonesia dibekukan FIFA 2015 silam, Dejan tidak tercatat sebagai seorang pelatih.
Namun saat pembekuan dicabut, ia kembali dengan menukangi Persib Bandung 2016 di Kompetisi Torabika Soccer Championsip (TSC).
Pada 2017, ia hijrah ke Hongkong dengan menangani klub HK Ranggers.
Meski demikian, ia hanya setahun di sana dan kembali ke Indonesia untuk menangani Borneo FC tahun 2018.
Menyusul 2019, ia merapat ke Madura United namun memilih mundur karena hasil di lima laga Liga 1 secara beruntun kurang maksimal.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @wahyususanto_21
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: