Menara Payung Palopo
Anggaran Menara Payung Palopo Rp 103 Miliar Dievaluasi Banggar Provinsi, Ditolak?
Saat ini anggaran Rp 103 miliar yang akan dipergunakan untuk membangun menara tersebut dievaluasi banggar tingkat provinsi.
Penulis: Hamdan Soeharto | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPALOPO.COM, WARA - Rencana Pemerintah Kota Palopo untuk membangun menara payung nampaknya tidak berjalan mulus.
Saat ini anggaran Rp 103 miliar yang akan dipergunakan untuk membangun menara tersebut dievaluasi banggar tingkat provinsi.
Banggar tingkat provinsi menilai anggaran tersebut akan membebani APBD.
Disamping itu dokumen perencanaan juga belum lengkap.
Hal tersebut dibenarkan Ketua Fraksi Demokrat Palopo, Cendrana.
Ia mengatakan, pandangan Fraksi Demokrat yang tegas menolak anggran Rp 103 miliar untuk menara payung dijadikan rujukan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengeluarkan anggran tersebut pada evaluasi banggar.
"Kemampuan kapasitas fiskal Kota Palopo dalam kategori sedang. Sehingga penempatan empat persen dari pendapatan daerah jika dihitung akan melebihi batas. Dengan demikian Pemkot Palopo telah melampaui batas sehingga tidak diperkenankan defisit melampaui batasan tertinggi," katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Palopo Firmansyah mengatakan, tidak ada penolakan terhadap anggaran yang telah diajukan tersebut.
Menurutnya, pihak provinsi hanya meminta perjanjian pinjaman dengan pihak SMI.
"Tidak ditolak'ji dek, hanya tim meminta perjanjian pinjaman dengan dengan Pihak SMI," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Palopo mengajukan usulan pinjaman Rp103 miliar untuk dimasukkan dalam APBD 2020.
Rencana pinjaman itu untuk digunakan dalam proyek pembangunan menara payung di eks Luwu Plaza, di depan Istana Kedatuan Luwu, Kota Palopo.
Rencana ini telah dieskpose, pihak konsultan dari PT Saran Multi Infrastruktur dan PT Yodya Karya, terungkap bahwa bagian-bagian yang akan dibangun di Menara Payung punya makna tersendiri.
Menara Payung tingginya mencapai 86 meter.
Lebih menjulang dibanding Monumen Mandala di Makassar yang tingginya hanya 75 meter.
Tujuh zona yang ada di kawasan menara payung tersebut meliputi: area cendera mata, amphitheater, area kuliner, area edukasi, area ruang public, area istana kedatuan Luwu dan area transisi.