Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SEA Games 2019

Mengenal Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang Mulai Geram karena Kisruh SEA Games 2019

Negara Filipina menjadi pembicaraan saat ini. Pasalnya negara ini mendapat keluhan sebagai penyelenggara SEA Games 2019.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
NOEL CELIS / POOL / AFP
Mengenal Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang Mulai Geram karena Kisruh SEA Games 2019 

Ia memiiki julukan Digong.

Ia adalah seorang politikus dan pengacara Filipina keturunan Visayan.

Duterte adalah salah satu wali kota yang paling lama menjabat di Filipina dan merupakan wali kota Kota Davao, sebuah kota yang sangat tinggi urbanisasinya di pulau Mindanao, selama 7 masa jabatan, dengan total lebih dari 22 tahun.

Ia juga menjabat sebagai wakil wali kota dan anggota kongres di kota tersebut.

Pada 21 November 2015, Duterte mendeklarasikan pengkandidatannya untuk Presiden Filipina dalam pemilihan 2016.

Kehidupan awal

Duterte merupakan anak dari pengacara Cebuano Vicente G. Duterte, yang menjabat sebagai Gubernur (pada waktu itu belum dibagi) Davao dan Soledad Roa, yang berasal dari Cabadbaran, Agusan yang merupakan guru sekolah dan pemimpin civic.

Ayah Duterte, Vicente, sebelumnya menjadi gubernur provinsi Davao, yang sesekali menjadi wali kota Danao di Cebu.

Sepupu Rodrigo, Ronald, di sisi lain, menjabat sebagai wali kota Kota Cebu dari 1983 sampai 1986.

Ayah Ronald, Ramon Duterte, juga memegang jabatan tersebut dari 1957 sampai 1959.

Keluarga Duterte dianggap menjadi keluarga politik dari klan Durano dan Almendras sebagai kekerabatan.

Kampanye Anti-Narkoba

Setelah pelantikannya, Duterte berbicara kepada wartawan di Tondo, Manila, di mana ia mendesak warga Filipina untuk secara sukarela membunuh para pengedar narkoba dan pecandu.

Sehari setelah pelantikannya, Duterte meminta Tentara Rakyat Baru, sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, untuk "melucuti senjata dan menahan" raja obat bius.

Pada tanggal 5 Juli 2016, Duterte mengungkapkan nama lima pejabat polisi yang diduga terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved