Tribun Gowa
Lanjutkan Cita-cita Ayahnya, Bupati Gowa Dukung Mendikbud Hapus Ujian Nasional
Orang nomor satu Pemkab Gowa ini mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap ujian nasional telah digagas sejak 2011, atau delapan tahun yang lalu.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
2. Ketidaksiapan infrastruktur
Dari laporan-laporan yang saya baca, pelaksanaan UTBK 2019 sendiri mengalami banyak masalah teknis.
Kebanyakan dari masalah teknis tersebut menyangkut masalah pada website yang menyebabkan masalah saat pendaftaran, pengumuman, dan terutama saat tes itu sendiri.
Dengan waktu persiapan yang jauh lebih singkat, siapa yang dapat menjamin masalah-masalah ini tidak terulang lagi, jika tidak bertambah?

3. Bertabrakan dengan materi UN
Dimajukannya UTBK ke bulan November-Desember akan membuat siswa melakukan persiapannya pada semester 5.
Padahal, di semester 5 mereka juga mempunyai materi sekolah yang harus dipelajari untuk UN (dan biasanya juga digabungkan dengan materi semester 6).
Jika siswa dipaksa untuk mempelajari keduanya pada saat yang bersamaan, maka fokus siswa akan terpecah dan tidak dapat memperoleh hasil maksimal pada keduanya.
Akan lebih baik jika UTBK tetap dijadwalkan setelah UN, sehingga siswa dapat memanfaatkan jendela waktu antara UN dan UTBK untuk persiapan UTBK yang maksimal.
4. Belum adanya alasan memprioritaskan UN
Saya yakin hampir semua pelajar SMA di Indonesia (termasuk saya sendiri) sependapat bahwa SBMPTN/UTBK lebih penting daripada UN.
Ini mengingat fungsi UN yang hanya sebatas kelulusan dan peringkat sekolah, dan sama sekali tidak mempengaruhi penerimaan di perguruan tinggi.
Jika memang pemerintah ingin mengubah sistem menjadi seperti ini, mungkin dapat dipertimbangkan jalur baru untuk penerimaan mahasiswa yang menggunakan NEM UN.
Atau, kenapa tidak UN saja yang dimajukan ke semester 5?
Toh kebanyakan sekolah juga memadatkan materi semester 6 di semester 5, sehingga secara teknis pada akhir semester 5 siswa sudah menyelesaikan materi UN.
Dengan demikian, semakin banyak waktu untuk mempersiapkan UTBK yang memang menjadi prioritas.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, saya berpendapat bahwa wacana Menristekdikti untuk memajukan UTBK harus dibatalkan.
Saya berharap petisi ini dapat dibaca oleh pihak-pihak yang berwenang dan membawa dampak dalam perumusan kebijakan ini.
Terima kasih.
Respon Menristekdikti
Menristekdikti, Mohammad Nasir pun merespon adanya petisi penolakan usulan jadwal UTBK dimajukan.
"Untuk UTBK, perlu saya sampaikan kepada para siswa untuk tidak perlu khawatir akan wacana jadwal UTBK dimajukan, karena hal ini tidak akan dilaksanakan tahun ini.
Jadwal UTBK dimajukan masih merupakan wacana dan baru akan didiskusikan dengan para pimpinan perguruan tinggi, karena berdasarkan data banyak lulusan SMA Sederajat yang berkualitas pada bulan Desember dan Januari sudah diambil oleh perguruan tinggi asing.
Penerimaan mahassiwa baru di luar negeri sudah dimulai sekitar bulan Desember.
Proses ujian masuk perguruan tinggi sebelum murid SMA lulus telah dilakukan di berbagai negara
Misalnya, Australia, Singapura, dan Amerika Serikat. Namun demikina, kebijakan ini akan dikaji terlebih dahulu dengan melihat kesiapan sekolah dan perguruan tinggi.
"Ada tahapan dalam membuat kebijakan, tidak serta merta diterapkan tanpa tahapan sosialisasi terlebih dahulu,"katanya.
Kemenristekdikti tidak akan menerapkan sebuah kebijakan tanpa kajian matang dan tahapan sosialisasi baik kepada perguruan tinggi maupun pihak sekolah.(*)
Follow akun instagram Tribun Timur: