4 Klub Mancing Lokal di Sulsel Nikmati Fun Fishing Daylight Predator 2019, Begini Sensasi Strike?
Kegiatan Fun Fishing Daylight Predator 2019 digelar para angler –istilah untuk pemancing, di daerah Kajang, di Bulukumba, 22-24 November
Penulis: Alfian | Editor: Arif Fuddin Usman
4 Klub Mancing Lokal di Sulsel Nikmati Fun Fishing Daylight Predator 2019, Begini Sensasi Strike?
TRIBUN-TIMUR.COM - Empat komunitas atau klub mancing lokal di Sulawesi Selatan gelar event Fun Fishing Daylight Predator 2019.
Kegiatan Fun Fishing Daylight Predator 2019 digelar para angler –istilah untuk pemancing, di daerah Kajang, di Tanah Panrita Lopi, Bulukumba, 22-24 November 2019 lalu.
Fun Fishing ini diikuti Mancing Mania Celebes (MMC), Makassar Anglers Community (MAC),
• Hebat, dalam 10 Menit Garuda Muda 2 Kali Bobol Singapura, Eks Manager PSM Telepon Orangtua Asnawi
• LENGKAP! Resmi Masuk, Ini Daftar Harga & Spesifikasi iPhone 11, 11 Pro, dan 11 Pro Max di Indonesia
Albacares Fishing Makassar (AFM), dan Snakehead Fishing Club Makassar (SFCM).
Pendiri dan penasihat Mancing Mania Celebes ((MMC) Andi Portorico, kepada tribun-timur.com, Kamis (28/11/2019) mengatakan, kegiatan ini lebih dari sekadar mancing.
“Mungkin ini bentuk kegiatan dari para penghobi mancing di laut. Tapi ini juga bagian dari silaturahmi sesama penggemar olahraga mancing,” ujarnya.
Andi Portorico mengatakan, tema event mancing bersama kali ini adalah Fun Fishing Daylight Predator dengan tujuan memancing ikan-ikan predator pada siang hari.
“Dalam trip-trip yang telah berlalu, para Angler sering menunggu saat malam tiba untuk menarik predator-predator ikan pemangsa,” ujarnya.
“Namun sesuai temanya event Daylight Predator, kami bukan mengincar para predator pada malam hari, tapi siang hari,” lanjutnya.
• NGERI! Seperti di Film 11 Penagih Utang Kepung Rumah AA Bawa Senjata Api, karena Utang Segini
• Erin Kaget Saat Mantan Pacar Datang Membesuk Ketika Melahirkan dan Baru Saja Jadi Janda, Curhat Dia
Dan benar saja, ikan-ikan yang didaratkan juga beragam. Tak ketinggalan predator laut menengah, seperti scolar, tuna sirip kuning, ruby sniper.
Ada juga ikan jenis tongkol, baracuda, dan berbagai ikan di air tengah/melayang.
“Dan benar adanya, ternyata ikan-ikan predator di kedalaman kurang lebih 150 meter sama agresifnya di siang hari,” lanjut Andi Porto.
“Cuaca juga bersahabat hanya arus di laut itu masih sangat deras, tapi tidak menyurutkan semangat kami.
"Kami tetap semangat bisa mendapat ikan predator. Ya, Daylight Predator,” tambah Andi Porto.
Andi Porto membagikan cerita, dari trip kali ini, yang sangat disenangi adalah sensasi strike yang diwarnai dengan candaan.
Keakraban antarpemancing juga sangat kental terasa.
“Sangat kami senangi, karena bukan hanya mancing tapi kita juga banyak candaan disela menarik ikan atau strike,” ujar Andi Porto.
“Kami juga kunjungi pulau batu dan bisa merasakan indahnya berenang sambil menikmati terumbu karang yang masih subur dan alami.
Dan sopan santun itu ada. Walaupun kita berbeda klub,” tegasnya.
Peralatan Dalam Negeri
Pada event mancing kali ini, kata Andi Portorico, menjelaskan dia dan rekan-rekannya menggunakan peralatan dan umpan buatan atau metal jig karya anak bangsa sendiri.
Event ini sekaligus kami ingin membuktikan karya anak bangsa tidak kalah saing dari produk luar negeri.
“Mari bersama-sama membangun bangsa ini dengan cinta produk-produk lokal karya anak bangsa. Karena memang tidak kalah saat dipakai menarik predator,” ujarnya.
Tidak hanya empat komunitas lokal yang hadir. Ada juga Komunitas Mancing Mania Pangkalan Bun (KMMPB), Kalimantan Tengah.
“Sekali lagi salah satu tujuan event ini, kami ingin menjaga solidaritas dan tali silaturahmi sesama penggemar mancing,” lanjut Om Porto –sapaannya.
“Kami juga merangkul toko-toko penyedia alat pancing, salah satunya Eddy Juku,” tambahnya.
Adapun alasan 4 klub mancing memilih lokasi di Bulukumba, karena diyakini di perairan laut Sulawesi Selatan masih kaya akan kekayaan hayati laut.
Mereka juga punya komitmen, untuk ikan-ikan yang dilindungi, kembali dirilis ke habibatnya. “Kita harus bersama-sama menjaganya,” lanjutnya.
Namun demikian, dalam trip-trip mancing MMC dan lainnya, masih banyak ditemukan nelayan mencari ikan dengan pakai bom, bius, dan memakai pukat harimau.
Padahal cara menangkap ikan dengan cara-cara tersebut, sangat dilarang dan berlawanan dengan hukum. (*)