Gadis Pinrang Gantung Diri
Kata Psikolog UNM soal Gadis asal Pinrang Nekat Gantung Diri Diduga Gegara Masalah Asmara
Ummu Kalsum (20) yang ditemukan gantung diri di kolong rumahnya, Dusun Adolang, Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Kamis, (21/11/2019) sor
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus bunuh diri terlihat terus terjadi di Sulsel.
Seperti baru-baru, Ummu Kalsum (20) yang ditemukan gantung diri di kolong rumahnya, Dusun Adolang, Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Kamis, (21/11/2019) sore.
Mengakhiri hidup dengan gantung diri dan meminum racun semakin sering menjadi pilihan terakhir generasi muda.
Umumnya akibat kecewa karena putus cinta, cekcok dengan pacar, pun karena kekasih menikah dengan orang lain.

Fenomena tersebut terus menarik perhatian berbagai pihak tak terkecuali dosen Psikologi Univeristas Negeri Makassar (UNM) Nurfitriany Fakhri, SPsi MA.
“Kasus bunuh diri memang sering ada pemberitaannya dan itu tidak hanya terjadi di Sulsel. Dan tidak bisa dipungkiri banyak di antaranya adalah anak muda yang mengakhiri hidupnya karena percintaan,” katanya saat ditemui Tribun Timur di Kampus UNM Gunung Sari, Jumat (22/11/2019).
Dalam pandangan psikologis menurutnya alasan seseorang memilih bunuh diri sebenarnya memiliki rentetan yang cukup panjang.
“Depresi adalah alasan utama. Ketika orang terkena depresi dan tidak dapat ditangani mereka akan merasa putus asa. Setelah putus asa dan mereka tak mendapat solusi maka anak muda akan memilih jalan bunuh diri,” ujarnya.
Selain masalah percintaan, pemuda dan pemudi juga mengakhiri hidupnya karena masalah pribadi, tertekan lainnya.
“Jika adalah masalah besar yang dihadapi dan tertekan dibalut dengan masalah cinta itu akan semakin mendorong anak muda untuk bunuh diri," tambahnya.
Nurfitriany juga mengungkapkan ciri-ciri khusus seseorang yang mengalami depresi.
"Mereka yang mengalami depresi akan memilih menyendiri. Seperti mengunci diri dikamar, jarang makan hingga jarang berinteraksi bersama orang lain," katanya.
Jika mendapati anak telah berperilaku demikian, Nurfitriany mengatakan peran orang tua sangatlah penting.
"Orang tua harus segera melihat gejala anak yang sudah kelihat depresi. Seharusnya orang tua harus mengajak anak terbuka. Apalagi ibu harus menjadi tempat curhat yang tepat untuk anak,".
"Ajak anak bercerita apa yang tengah dialaminya dan berikan solusi sehingga bebannya yang ditanggung si anak bisa teratasi," katanya.