Reuni 212
Rencana Reuni 212 di Jakarta, MUI dan NU Mamasa Bilang Begini
Reuni ini hanyalah agenda rutin tahunan, namun, yang dilibatkan para elit politik di dalamnya.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Ansar
TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Rencana digekarnya reuni akbar 212 pada 2 Desember 2019 mendatang dinilai sejumlah pihak belum menunjukkan esensinya.
Reuni ini hanyalah agenda rutin tahunan, namun, yang dilibatkan para elit politik di dalamnya.
Dalam poster yang disebarkan acara tersebut akan berlangsung di Monas minggu kedua pada bulan Desember itu bertajuk ''Munajat untuk Keselamatan Negeri. Maulid Agung dan Reuni Alumni 212".
Menanggapi rencana itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa Ramli mengatakan, reuni akbar 212 semestinya tidak dilaksanakan lagi.
Sekalipun lanjut dia, tujuannya hanya untuk dakwa apalagi harus turun ke jalan.
Menurtnya, dakwa juga bisa dilaksanakan di mesjid, kelompok majelis taklim dan di lingkup organisasi keagamaan, tanpa harus turun ke jalan.
Dia mengatakan, jika harus turun ke jalan efeknya kepada masyarakat dan kelompok-kelompok lain tentu menimbulkan persepsi yang negatif.
Apalagi tujuannya tidak jelas, tentu akan mengundang lagi keresahan bagi banyak masyarakat.
"Dengan kondisi saat ini baiknya kita konsentrasi mendukung segala program pemerintah yang ada,
"Jangan lagi ada gerakan tambahan yang berpotensi mengganggu jalannya roda pemerintahan yang naru saja terbentuk", kata Ramli Rabu (20/11/2019) sore tadi.
Ia menganggap, Reuni 212 yang akan di gelar nantinya berbau politik karena melibatkan beberapa elit politik.
"Jadi memang ini tidak relevan lagi untuk dilaksanakan, kalau ingin menyumbangkan doa untuk negeri kita saya kira tidak mesti turun ke jalan," katanya.
Senada itu, ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Mamasa Anwar Latif mengatakan, sepanjang kegiatan itu hanya untuk memperkuat persatuan di Indonesia menurutnya itu sah-sah saja.
Namun jika ada unsur lain yang sifatnya akan memecah bela persatun maka sebaiknya tidak dilaksanakan terlebih jika ada unsur politiknya.
Ia mengatakan, Indonesia telahmelalui proses pemilihan presiden dan wakil presiden.