Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anies Marah? TEMPO Kembali Buat Heboh Usai Jokowi Pinokio Sahabat Sandiaga Dibuat Tenggelam Lem

Anies Marah? TEMPO Kembali Buat Heboh Usai Jokowi Pinokio Sahabat Sandiaga Dibuat Tenggelam Lem

Twitter Anies Baswedan
Cover majalah Tempo Gubernur DKI tenggelam dalam kaleng Lem Aibon 

Anies Marah? TEMPO Kembali Buat Heboh Usai Jokowi Pinokio Sahabat Sandiaga Dibuat Tenggelam Lem

TRIBUN-TIMUR.COM,- Majalah Tempo kembali buat heboh publik.

Setelah cover majalah beberapa waktu yang lalu gambar Pinokio yang disinyalir itu presiden Jokowi

Cara Mulan Jameela Sambut Ahmad Dhani Segera Bebas, Langsung Jadi Wagub Anies Gantikan Sandiaga?

Bicarakan Tanggal Perkawinan? Shaheer Sheikh Kabarnya Jemput Rombongan Ibu Ayu Ting Ting di India

Kini Tempo kembali mencetak majalah edisi terbaru dengan cover Anies Baswedan.

Jika Presiden Jokowi dengan Pinokio, beda dengan Anies.

Anies dikarikaturkan tenggalam dalam kaleng lem.

Cover Tempo sebelumnya menampilkan gambar Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan bayangan hidung panjang layaknya Pinokio.

Tidak terima dengan hal itu, relawan yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman) mengadukan Majalah Tempo ke Dewan Pers, Senin (16/9/2019) siang.

Dilansir dari Tribunnews, majalah Tempo diadukan ke Dewan Pers terkait gambar sampul depan majalah edisi 16-22 September 2019 yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo.

Ketua Umum Negeriku Indonesia Jaya (Ninja) C Suhadi menyebut dalam sampul majalah tersebut, Jokowi punya bayangan berhidung panjang.

Karakter tersebut identik dengan Pinokio.

Dalam cerita, boneka Pinokio sendiri dikisahkan sebagai boneka yang menjelma menjadi sosok manusia dimana hidungnya akan bertambah panjang bila berbohong.

Suhadi kemudian menghubungkan cerita Pinokio tersebut dengan sikap Jokowi tentang revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002.

"Dikesankan Presiden dalam kaitan revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 Presiden berbohong. Artinya Presiden ada dalam bagian revisi yang menimbulkan pro dan kontra, dan untuk melemahkan KPK," sebut Suhadi di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Padahal katanya, lewat persetujuan beberapa poin revisi UU KPK, Jokowi disebut berupaya menyelamatkan lembaga antirasuah itu.

Yakni lewat penolakan terhadap empat poin substansi RUU KPK yang dianggap bisa lemahkan posisi KPK.

Apapun alasannya, menggambarkan bayangan Jokowi layaknya Pinokio tak bisa dibenarkan.

Sebab tindakan tersebut sama saja menghina sang simbol negara.

Ia pun meminta agar Dewan Pers bersikap untuk menarik majalah edisi tersebut dari peredaran.

"Karena itu saya selaku masyarakat dan relawan meminta kepada Dewan Pers agar Tempo menarik peredaran majalah," katanya.

Anggota Dewan Pers, Hassanein Rais menjelaskan pihaknya akan lebih dulu membahas internal laporan Joman dengan jajaran pimpinan Dewan Pers.

Dewan Pers disebutnya bakal memanggil kedua belah pihak guna melakukan proses mediasi terkait persoalan ini.

"Jadi kami telah menerima aduan dari tim Joman terkait cover majalah Tempo yang backgroundnya siluet adalah Pinokio, nanti kami bahas internal dulu," katanya.

"Minggu depan kami akan lakukan mediasi," imbuh dia.

Menanggapi pelaporan terkait majalah beredisi 16-22 September, Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Setri Yasra memberikan apresiasi atas perhatian publik terhadap majalah keluaran mereka.

Sebagaimana amanat pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Majalah Tempo memberikan perhatian pada dinamika dalam masyarakat perihal revisi UU KPK.

Sedangkan cover Tempo yang memampang siluet atau bayangan Jokowi berhidung panjang, ia menyebut itu adalah metafora atas dinamika tersebut.

"Cover Tempo merupakan metafora atas dinamika tadi," ungkapnya lewat keterangan tertulis.

Dinamika itu yakni tudingan sejumlah pegiat antikorupsi yang menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah mengingkari janjinya soal penguatan lembaga antirasuah, KPK.

Tempo pun sudah memuat penjelasan Presiden dalam bentuk wawancara.

Setri juga menyebut bahwa Tempo tak pernah bertujuan menghina kepala negara sebagaimana yang dituduhkan.

Dalam cover majalahnya, Tempo ia sebut tidak menggambarkan presiden sebagai Pinokio.

Tapi yang tergambar adalah bayangan Pinokio.

"Tempo tidak pernah menghina kepala negara sebagaimana dituduhkan. Tempo tidak menggambarkan presiden sebagai Pinokio. Yang tergambar adalah bayangan Pinokio," tutur dia.

Ia pun yakin Presiden Jokowi paham bagaimana peran jurnalisme di tengah masyarakat.

Jokowi juga diyakini menganggap kritik sebagai bagian penting dalam pemerintahannya.

"Redaksi Tempo meyakini presiden memahami peran jurnalisme di dalam masyarakat dan menganggap kritik sebagai bagian penting dalam pemeritahannya," kata Setri.

Seperti Apakah Karakter Pinokio?

Dilansir wikipedia, 'Pinokio' (Bahasa Italia: Pinocchio) adalah tokoh sentral dalam cerita Petualangan Pinokio karangan Carlo Collodi.

Dongeng Pinokio merupakan suatu cerita edukatif tentang boneka kayu yang berubah menjadi anak laki-laki bernama Pinokio karena bantuan peri.

Pinokio memiliki petualangan yang mengubahnya dari anak yang nakal dan suka berbohong menjadi anak yang baik dan patuh pada orang tua.

Cerita Pinokio berawal dari sepotong kayu yang diberikan Tuan Cherry kepada pemahat bernama Geppeto.

Geppeto kemudian mengubah kayu tersebut menjadi sebuah boneka kayu yang diberi nama Pinokio.

Suatu hari Pinokio yang lapar mencoba membuat omelet, tetapi sayangnya omelet tersebut terlempar ke luar rumah dan kaki Pinokio terbakar kompor.

Geppeto yang baru saja pulang ke rumah langsung membuatkan kaki baru untuknya dan memberikan makanan yang dia punya untuk Pinokio.

Geppeto sangat menyayangi Pinokio sebagai anaknya, dia menjual mantelnya untuk membeli buku sekolah Pinokio.

Sayang buku tersebut malah dijual oleh Pinokio untuk membeli tiket pertunjukan boneka kayu.

Pinokio hampir saja dibakar oleh pemilik pertunjukan, tetapi ketulusan hati Pinokio malah membuatnya diberi sejumlah koin emas.

Di perjalanan pulang untuk memberikan koin emas kepada Geppeto, Pinokio malah mengikuti rubah dan kucing jahat yang berjanji akan menggandakan koin emas tersebut.

Sayangnya, Pinokio malah tertipu, dirampok, dan nyaris dibakar oleh rubah dan kucing itu.

Dalam petualangannya kembali ke rumah, Pinokio banyak menemui kesulitan dan mendapatkan bantuan dari peri.

Pinokio juga dikisahkan pernah menjadi keledai dan dimakan oleh ikan hiu.

Berbagai masalah dialami Pinokio karena sifatnya yang polos, bodoh, suka berbohong, dan egois.

Namun pengalaman-pengalaman yang dialaminya mengubah Pinokio menjadi pribadi yang peduli terhadap perasaan orang lain dan patuh kepada orang tua.

Akhir dari dongeng ini adalah Pinokio bertobat dan dapat bertemu kembali dengan Geppeto dan berubah menjadi anak laki-laki nyata.

Tentang Pinokio:

Pencipta: Carlo Collodi

Keluarga: Geppetto

Kemunculan pertama: Petualangan Pinokio (1883)

Diperankan oleh: Eion Bailey, Dickie Jones, Andrea Balestri,

Lalu apa respon Anies soal karikatur majalah Tempo?

Anies Baswedan yang juga dibuatkan karikatur berbeda.

Anies dikarikaturkan tenggalam dalam lem.

Lem ini disinyalir Lem Aibon yang belakangan disoal.

Disoal karena anggarannya yang dinilai tidak wajar.

Hal ini pertama kali diungkap ke publik oleh anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI William Aditya.

Ia mengungkap beberapa anggaran janggal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang tercantum dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

Anggaran janggal tersebut di antaranya untuk pembelian lem aibon sebesar Rp 82 miliar.

Lalu anggaran Rp 121 miliar untuk pengadaan 7.313 unit komputer di Dinas Pendidikan.

William memang mengunggah anggaran janggal ini melalui media sosialnya baik twitter maupun instagram.

Alhasil, aksi yang dilakukan William ini berujung pada pelaporan atas dirinya ke Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta.

Sikap Anies Baswedan

Anies Baswedan gubernur DKI Jakarta menanggapi santai soal cover majalah Tempo.

Cover yang mengkarikaturkan Anies tenggelam dalam kaleng lem.

Lem ini kuat diduga Lem Aibon yang sedang disoal.

Namun Anies memilih cara berbeda menanggapinya.

naies bahkan menyampaikan terima kasihnya untuk karikatur tersebut.

Terima kasih Tempo telah jalankan tugasnya sbg pilar keempat demokrasi. Semoga perbaikan sistem yg sdg berjalan bisa segera kami tuntaskan. Terus awasi kami yg sdg bertugas di pemerintahan...

Karikaturnya boleh juga. Kalau tidak begitu bukan Tempo namanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved