Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gubernur Berikan 43 Unit Sepeda Motor dan 5 Unit Mobil Pick Up ke Nelayan

Bantuan tersebut berupa 43 unit motor gandeng dan lima unit mobil yang dilengkapi dengan box ikan untuk digunakan menjual hasil tangkap.

Penulis: Nurhadi | Editor: Syamsul Bahri
Nurhadi/tribunsulbar.com
Penyerahan bantuan motor dan mobil untuk penjualan ikan kepada nelayan di halaman hotel Grand Maleo Mamuju 

Pendiri RHD, Darmawan Denassa, kepada tribun mengatakan, dari puluhan koleksi bunga bangkai, ada belasan yang sudah mekar.

"Beberapa koleksi sudah menghasilkan anakan baru setelah dikonservasi sejak 2010 lalu. Mekarnya bunga bangkai bisa diartikan sebagai datangnya musim hujan," katanya Senin (19/12).

Sejak mulai dikembangbiakan di RHD 2010 lalu, tanaman ini selalu menarik perhatian warga setempat atau pun orang luar.

"Tadi bunganya juga dikunjungi warga Papua yang bertamu di RHD, ada 12 orang. Mereka warga Papua di Jayapura dan liburan di Gowa lalu berkunjung ke RHD," katanya.

Tanaman ini unik selain karena bunganya yang berukuran besar juga memiliki khas bau busuk seperti bangkai yang dikeluarkannya pada puncak mekarnya.

Bau itu untuk menarik serangga agar mendekati benang sari dan putik sarinya.

Sedikit orang awam yang tahu, dibalik aromanya yang menyengat karena bau busuk, batang bunga bangkai bisa dijadikan sebagai bahan pangan sebagai sayur. Rasanya seperti batang daun talas. Umbinya pun sudah diperjualbelikan sejak beberapa tahun terakhir untuk diolah mejadi tepung.

Tepung suweg atau porang dapat digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik, dan roti. Tepungnya juga bisa menjadi sumber karbohidrat dan menjadi bahan baku membuat kue tradisional.

Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker, usus besar, diverticular, kardiovaskuler, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis.

Saat sekarang ini tanaman yang bisa mencapai tinggi orang dewasa itu semakin jarang ditemukan khususnya di Mamminasata, karena alih fungsi lahan dan pertambangan. Tanaman ini umumnya tumbuh diarea yang belum digali. (*)

bd1

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

A

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved