Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gubernur Berikan 43 Unit Sepeda Motor dan 5 Unit Mobil Pick Up ke Nelayan

Bantuan tersebut berupa 43 unit motor gandeng dan lima unit mobil yang dilengkapi dengan box ikan untuk digunakan menjual hasil tangkap.

Penulis: Nurhadi | Editor: Syamsul Bahri
Nurhadi/tribunsulbar.com
Penyerahan bantuan motor dan mobil untuk penjualan ikan kepada nelayan di halaman hotel Grand Maleo Mamuju 

Warga sekitar Jefri Elazar memperkirakan, bunga bangkai itu tumbuh sekitar satu pekan yang lalu tepat didekat rumahnya.

"Istri saya yang kasi liat kalau ada sesuatu yang lain tumbuh, dia muncul diantara atap seng yang terlipat, dia muncul naik, awalnya kayak kelopaknya saja,"kata Jefri kepada Tribun-Timur.com ditemui di rumahnya, Sabtu (2/11/2019).

Bunga Bangkai yang tumbuh di halaman rumah Jefri Elazar, warga Jl Soekarno Hatta Mamuju.(nurhadi/tribun)
Bunga Bangkai yang tumbuh di halaman rumah Jefri Elazar, warga Jl Soekarno Hatta Mamuju.(nurhadi/tribun) (TRIBUN TIMUR/NURHADI)

Keeseokan harinya pasca sudah ditemuikan, Jefri mengaku mulai mencium bau tak sedap seperti bau bangkai.

"Istri saya bilang cari itu bangkai kareba bau sekali. Tapi saya heran juga karena baunya menyengat sekali, kayak setingkat mayat dan saya cari terus. Nah anak perempuan saya ini bilang mungkin ini yang busuk (bungan) karena banyak lalat juga dibagian kelopaknya, lalatnya besar-besar dan banyak,"jelasnya.

"Jadi saya mulai berpikir kemungkinan ini namanya bunga bangkai, barulah saya buka itu atap sen, ternyata betul ini bunga yang bau, kemudian saya cari di internet kemiripannya. ternyata betul ini jenis bunga bangkai,"sambung Jefri.

Setelah ia meliat referensinya di internet, kata dia, ternyata bungan tersebut memang mengeluarkan bau pada saat mekar, apalagi saat sore hari sampai malam baunya sangat tajam dan menyengat.

"Baunya kadang-kadang hilang sebentar, tidak lama muncul lagi, tapi kalau pagi tidak terlalu bau karena menurut itu perjelasan di internet bagitu memang nanti baunya tajam saat sore hingga malam,"kata dia.

Dikatakan, bau bunga tersebut mulai muncul pada Kamis (31/10/2019) sore saat mulai mekar dan langsung hebihkan warga sekitar. Diakui bagian bawa kelopak bunga tersebut yang sangat mengeluarkan bau busuk.

"Awalnya saya kira tumbuhan biasa. Tapi ternyata bukan;"ucapnya.

Ia juga mengatakan, disekitar rumahnya memang kadang ada tumbuhan besar jika mekar layaknya payung sekitar tiga bulan lalu. Setelah itu muncullah bunga bangkai itu.

"Menurut penjelasan internet hanya ada di Sumatera, Jawa dan Kalimantan, tapi ternyata ada juga di Sulawesi Barat. Tapi mungkin di tempat lain di Sulbar juva ada tapi tidak ada yang tahu,"katanya.

Kata Jefri, nenurut yang ia baca di m internet, bunga bangkai itu muncul tiga sampai lima tahun baru sekaki sehingga dianggap langkah, tidak seperti tumbuhan lain banyak ditemukan ditempat lain.

"Makanya kita kaget, kita hanya biasa dengar kalau ada bunga reflesia, belum tahu fisiknya bagaimana, baru liat ini secara langsung, makanya kalau ada yang mau liat silahkan datang, karena ada di Mamuju, Sulbar juga ada,"tuturnya.

Bunga Bangkai Mekar di Rumah Hijau Denassa

Bunga Bangkai (Amorphophallus Paeoniifolius) atau dalam bahasa Makassar Tire Payung dan dalam bahasa jawa Suweg, kembali mekar di Area Konservasi Rumah Hijau Denassa (RHD) yang berada di Jl Borongtala, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Gowa.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved