Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siswi SMP 40 Makassar Putus Sekolah Karena Tak Sanggup Beli Batik, Ini Janji Wakil Ketua DPRD Sulsel

Siswi SMPN 40 Makassar Putus Sekolah Gara-Gara Tak Sanggup Beli Batik, Ini Janji Wakil Ketua DPRD Sulsel

Penulis: Abdul Azis | Editor: Suryana Anas
Dok. Nasdem Makassar
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel Syaharuddin Alrif (kiri) 

Siswi SMPN 40 Makassar Putus Sekolah Gara-Gara Tak Sanggup Beli Batik, Ini Janji Wakil Ketua DPRD Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sulsel Syaharuddin Alrif menanggapi adanya siswi Sekolah Menengah Pertama (SMA) Negeri di Kota Makassar terpaksa putus sekolah lantaran tidak sanggup membayar seragam.

Dia adalah Rini Ayu Lestari (15). Ia adalah siswi kelas 1 SMPN 40 Makassar. Seragam yang diadakan pihak sekolah berupa batik baju olahraga, dan beberapa item perlengkapan lainnya yang dipaketkan itu seharga Rp 1,1 juta per siswa.

Rini Ayu Lestari (15) siswi kelas I SMPN 40 Makassar didampingi ibunya Dg Ti'no saat ditemui di rumahnya, Jl Taman Gosyen II, Makassar, Minggu (27/10/2019) sore.
Rini Ayu Lestari (15) siswi kelas I SMPN 40 Makassar didampingi ibunya Dg Ti'no saat ditemui di rumahnya, Jl Taman Gosyen II, Makassar, Minggu (27/10/2019) sore. (muslimin emba/tribun-timur.com)

"Saya dapat informasinya dari Tribun Timur dan saya minta nomor orangtuanya. Saya sudah kirim pesan melalui Whatsaap serta SMS," ungkap Wakil Ketua DPRD Sulsel ini kepada Tribun, Senin (28/10/2019) pagi.

Baca: Daftar Kehebatan Idham Azis Calon Tunggal Kapolri Pengganti Tito Karnavian, Pemburu Tommy Soeharto

Baca: Hasil Lengkap Liga Inggris Spurs Cetak Gol Cepat ke Gawang Liverpool, Manchester United Menang!

Baca: Niat Tulus Jokowi Sehingga Memilih Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan

Syahar sapaannya mengaku akan segera menemui orangtua siswa tersebut dan juga siap membantu membayarkan seragam batik tersebut agar Rini tetap bisa sekolah.

"Insya Allah, apapun itu anak kita (Rini) harus tetap sekolah. Jangan karena hanya persoalan seragam saja anak-anak kita putus sekolah, ini sama sekali tidak benar," tegas Syahar.

Diberitakan sebelumnya, ditemui di rumahnya, Jl Taman Gosyen II, Makassar, Minggu (27/10/2019) sore, Rini sapaan Rini Ayu Lestari tampak asik bermain dengan adik bungsunya yang masih berumur delapan bulan. Juga terlihat ibunya, Daeng Ti'no (38).

Sang ayah, Muhlis (39), sibuk menyambung selang pipa bekas. Saat dihampiri di teras rumahnya, Rini bercerita, awal mula ia memilih tidak lagi menginjakkan kaki ketika diminta pulang oleh seorang guru.

Penyebabnya, Rini mengenakan seragam batik sekolah dasar. Berbeda dengan seragam batik yang diadakan pihak sekolah.

"Itu hari saya pakai batik'ji juga. Tapi batik waktuku SD, karena belumpi ada uangnya mamaku beli batik sekolah (SMP Negeri 40). Jadi disuruhka pulang sama guru, tapi tidak lansung'ja pulang itu hari," kata Rini.

Seragam batik di SMP Negeri 40 digunakan pada hari Rabu dan Kamis.

Pasca mengalami 'pengusiran itu', pekan selanjutnya, Rini memilih tidak menginjakkan kaki di sekolah pada hari Rabu dan Kamis.

Lambat laun, ia pun memilih tidak lagi melanjutkan pendidikanya. Terlebih, ia mengaku kerap dipukul oleh seorang siswi se-kelasnya.

"Tidak lansung'ja berhenti itu hari, sempat'ja lagi ke sekolah, tapi bukan hari Rabu sama Kamis. Tapi ada juga temanku sering pukuli pertuku kalau lewatka di dekatnya, jadi tidak mauma pergi sekolah," ujarnya.

Rini pun menghabiskan hari-harinya dengan menjadi pengasuh adik bungsunya yang baru berusia delapan bulan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved