Zainuddin Amali Resmi Pimpin Kemenpora, Akmal: Jangan Salah Jalan
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri di Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja untuk periode 2019-2024. Didominasi wajah baru.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri di Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja untuk periode 2019-2024. Mayoritas didominasi wajah-wajah baru.
Salah satunya di Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Baca: Gandeng LAN Makassar, Pemkab Luwu Timur Wacanakan Pembentukan OPD Baru
Baca: Bertugas Urai Kemacetan Pagi Hari, Anggota Polres Pangkep Ini Jadi Korban Lakalantas
Baca: Susi Pudjiastuti Tak Lagi Jadi Menteri Jokowi, Ini Kelemahan Mantan Menteri KP Menurut Denny Siregar
Baca: VIDEO: SYL Langsung Berkantor di Kementerian Pertanian
Baca: Singgung Luhut? Najwa Shihab Komentari Susi Tak Lagi Menteri & Singgung Kritik dari Dalam Kabinet
Tak ada lagi nama Imam Nahrawi yang beberapa waktu lalu harus mundur setelah terjerat kasus dana hibah KONI.
Untuk kabinet baru ini, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Zainuddin Amali, yang tak lain Ketua DPP Partai Golkar periode 2014-2019.
Pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama empat periode di berbagai komisi.
Penunjukan Zainuddin membuat pemerhati sepakbola Indonesia yang juga Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali angkat bicara.
Berikut ini pandangan Akmal terhadap sosok Zainuddin Amali via rilis yang diterima;
"Ada yang mengejutkan saat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Utamanya, saat mengumumkan nama Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainuddin Amali. Di luar ekspektasi publik alias out the box.
Zainudin merupakan Ketua DPP Partai #Golkar 2014-2019. Ia anggota DPR RI selama empat periode dan menempati berbagai komisi. Untuk periode 2014-2019 berada di Komisi II yang mengurus Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, serta Pertanahan dan Reforma Agraria.

Selain politikus, pria kelahiran Gorontalo, 16 September 1962 itu juga pengusaha. Sebelum terjun ke politik, ia memimpin sejumlah perusahaan yakni PT Putra Mas, PT Wirabuana Dwi Jaya Persada, PT Gitrana Sendiko, PT Surya Terang Agung, PT Makmur Triagung, dan PT Supra Dinakarya.
Dilihat dari curriculum vitae-nya praktis tak pernah menyentuh organisasi pemuda maupun olahraga. Blunder?
Secara mata lahir keputusan dengan memilih Pak Zainudin Amali terkesan aneh. Bagaimana mungkin sosok yang tidak banyak intens di kepemudaan dan kegiatan olahraga bisa memimpin kemenpora. Tapi, buat Pak Zainuddin ini akan jadi tantangan. Setidaknya harus membuktikan dia layak memimpin kementerian pemuda dan olahraga.
Jangan sampai salah jalan di dalam hutan rimba. Bisa tersesat dan ini akan sangat berbahaya.
Apalagi dibanding menteri lainnya, menpora mendapatkan pesan khusus. Saat menyebut nama Zainudin Amali sebagai Menpora, Jokowi memberikan pesan. "Sepakbolanya, Pak!"
Ini poin penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Maklum, Jokowi juga menegaskan tak segan memecat para menterinya bila tak maksimal.
Dan, menpora mendapatkan tantangan terberat karena ada pesan singkatbyang diberikan penekanan.
Ada dua ujian buat Menpora baru di depan mata. Pertama, terkait sepakbola (baca: PSSI). Kedua, tentunya mukti event SEA Games 2019 di Filipina pada 30 November - 11 Desember 2019.
Menpora harus kerja cepat, kerja keras, kerja tuntas buat dua ujian tersebut. Tak mampu memberikan hasil maksimal bukan mustahil akan diresuffle.
Sepakbola memang harus mendapatkan perhatian serius di tengah banyak kasus yang terjadi.
Mulai dari krisis kepemimpinan sampai banyaknya masalah yang muncul di kompetisi domestik yang berujung buruknya penampilan timnas.
Hal serupa juga dialami di multi event SEA Games. Pada SEAG 2017 di Kuala Lumpur Malaysia, kontingen Indonesia mendapatkan perolehan medali emas terendah sepanjang sejarah.
Hanya 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu dengan bercokol di posisi kelima klasemen perolehan medali.
Inilah dua tugas berat yang dihadapi menpora baru. Blunder atau tidak Pak Jokowi memilih Zainuddin Amali akan diuji di dua agenda terdekat ini.
SOS tadinya berharap ada perubahan nomenklatur dengan meniadakan Kemenpora. Tapi, langsung fokus ke Menteri Olahraga.
Maklum, pemuda dan olahraya dua dimensi yang sejatinya berbeda. Bila Revolusi mental hendak dijadikan pijakan membangun bangsa sesuai nawacita Jokowi penting bila olahraga mendapatkan perhatian serius dengan nomenklatur Menteri Olahraga saja tanpa embel-embel pemuda. Filosofi Bubg Karno olahraga adalah medius pas untuk Revolusi mental dwngan bahasa saat itu national character building.”
Koordinator Save Our Soccer
Akmal Marhali