5 Mahasiswa UIN Alauddin Kesurupan di Palopo, Istri Kerap Dengar Suara Tangisan Bayi
Mereka ke Palopo, Selasa (22/10/2019), setelah dilepas secara resmi oleh Dekan FAH UINAM, Dr Hasyim Haddade, mengikuti kegiatan kemahasiswaan.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lima mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) “kerasukan” massal di Palopo. Mereka kerap mendengar bisikan-bisikan dan suara tangisan bayi.
Kelima mahasiswa UINAM itu adalah Teguh Esa Bangsawan DJ, Sudarmono GS, ST Kiran, ST Zakia, dan M Ikhsan.
Mereka ke Palopo, Selasa (22/10/2019), setelah dilepas secara resmi oleh Dekan FAH UINAM, Dr Hasyim Haddade, mengikuti kegiatan kemahasiswaan.
Acara pelepasan dihadiri Wakil Dekan 1 Dr Andi Ibrahim, Wakil Dekan 2 Dr Firdaus, dan Wakil Dekan Muh Nur Akbar Rasyid.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel, Ir M Taufik Fachrudin, ikut membantu pemberangkatan mereka via bus ke Palopo.
“Mereka anak-anak muda yang sangat berbakat. Mereka telah mengharumkan nama Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar,” kata Hasyim Haddade.
Tiba di Palopo, Kiran tampil aneh. Dia terlihat seperti orang gila. Dia mengaku beberapa kali mendengar suara ketukan pintu tempat mereka nginap. Belum lagi teror yang menghantuinya lewat mimpi-mimpi mengerikan.
Kiran yang serumah dengan Sudarmono, Zakia, dan Ikhsan. Di tengah situasi krusial itu, Teguh datang ke rumah mereka.
Mahasiswa Semester II Sejarah Kebudayaan Islam FAH UINAM itu juga berusaha melawan situasi dalam rumah tersebut.
Itulah, antara lain, adegan Tamareng yang ditampilkan mahasiswa FAH UINAM dalam Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) XV Se-Sulselbar di IAIN Palopo.
Tamareng dipentaskan oleh Komunitas Seni Adab (KisSA). Tamareng berasal dari Bahasa Bugis yang berarti kerasukan atau kesurupan atau kemasukan.
Menurut Tegug, Tamareng menceritakan sepasang suami-istri yang menjalani rumah tangga yang suram karena mereka hidup di dalam rasa bersalah. Sang istri mengalami goncangan berat oleh kematian anaknya yang masih bayi.
Dalam perjalanan rumah tangga mereka,seorang sahabat diundang ke rumahnya agar ikut merasakan penderitaan yang dialami mereka berdua. Sahabat terkejut menyaksikan si istri kerap mengalami halusinasi.
Ia mendengar suara ketukan pintu dan tangisan bayinya yang sudah setahun lamanya telah berpulang. Belum lagi sebuah teror datang hampir setiap saat melalui surat-surat dari tukang pos yang membuatnya hidup dalam ketakutan.