Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

WAWANCARA EKSKLUSIF

Enaknya Jadi Warga Luwu Timur, Bupati Thorig Husler Paparkan Programnya Pimpin Lutim

Satu guru satu laptop. Setiap rumah ingin minimal ada satu sarjana. Setiap desa satu dokter. Beri beasiswa Rp 4 juta per sem

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Jumadi Mappanganro
ivan/tribunlutim.com
Bupati Luwu Timur Thorig Husler 
Thorig Husler sudah dua periode memimpin Kabupaten Luwu Timur (Lutim). Satu periode dia menjabat wakil bupati, mendampingi Andi Hatta Marakarma sebagai Bupati Lutim periode 2010-2015.

Kini, Thorig Husler memasuki tahun terakhir periode pertamanya sebagai Bupati Lutim.

Dia dilantik menjadi Bupati Lutim pada 17 Februari 2016. Lutim termasuk dalam 13 kabupaten/kota di Sulsel yang menggelar pemilihan serentak pada September 2020 mendatang.

Husler bertekad menjadikan Lutim kabupaten yang maju di semua sektor, pertanian dan perikanan maupun pendidikan dan pariwisata.

Tekad itu disampaikan Husler dalam Wawancara Eksklusif di Gedung Tribun Timur, Jl Cenderawasih No 430, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (14/10/2019) lalu.

Memasuki tahun keempat, Thorig mengaku masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan untuk memajukan kapubaten yang terkenal dengan pertambangan nikelnya ini.

Ia pun telah melaksanakan sejumlah program strategis, termasuk rencana besarnya di tahun 2020 mendatang.

Apa saja yang akan dilakukan Husler? Berikut petikan wawancara eksklusifnya dengan Fahrizal Syam dan Jumadi Mappanganro dari Tribun Timur:

Sudah tahun ke empat Anda memimpin Luwu Timur, apa yang Anda telah lakukan untuk masyarakat?

Saya sudah tahun ke empat sebagai kepala daerah, sebagai pelayan masyarakat Luwu Timur. Tahun pertama saya laksanakan APBD di masa transisi. Baru mulai 2017 total full kebijakan saya.

Visi misi kita rohnya ada tiga, bagaimana Lutim maju. Bagaimana sarana dan prsarana kita miliki. Lutim terkemuka, masyarakat harus sejahtera.

Ada 119 program kegiatan priporitas utama kami jabarkan di semua sektor dan semua bidang untuk mensejahterahkan masyarakat.

Bagaiman potensi Luwu Timur untuk dikembangkan ke depan?
Selain kabupaten pertambangan, Lutim sebenarnya juga sangat potensial. Kita di sana punya banyak masyarakat transmigran dari berbagai daerah di Indonesia. Penduduk kita ada 268 ribuan jiwa.

Keberadaan warga transmigrasi ditambah warga lokal ini sangat baik untuk mendukung sektor-sektor strategis, salah satunya pertanian.

Lutim itu, masyarakat kami sedikit, sementara daerah sangat luas. Kepadatan penduduk kami 40 orang per kilometer. Sementara luas Lutim itu 7 ribu kilometer persegi.

Apa saja capaian Anda dalam tiga tahun terakhir ini?
Ada beberapa capaian makro kami selama 2016-2019, seperti pertumbuhan ekonomi dimana pada tahun 2017 sebesar 3,07 persen, dan tahun lalu sudah tumbuh 3,44 persen.

Tingkat pengangguran terbuka kami juga turun dari 2,58 persen jadi 2,18 persen.

PDRB perkapita kami meningkat dari 64,26 juta sekarang 71,22 juta, serta tingkat kemiskinan yang turun dari 7,66 menjadi 7,23 persen. IPM kami 72,16, kami urutan empat di Sulsel.

Kami hanya kalah dari tiga kota, sementara untuk kabupaten kami nomor satu.

Anda punya program satu rumah satu sarjana, bisa dijelaskan?

Saya sudah menyiapkan anggaran beasiswa mahasiswa, per orang 4 juta per tahun.

Saya mau minimal setiap rumah tangga di Luwu Timur, kami melihat ada foto anak pakai toga bersama orangtuanya. Itu harapan saya.

Untuk itu tahun ini kami anggarkan sekitar Rp20 miliar untuk 5000 orang mahsiswa. Untuk sekarang sudah ada sekitar 16 ribuan yang mendapat beasiswa itu.

Bagaimana dengan sektor pendidikan di Lutim, apa yang Anda siapkan?
Kami sudah menandatangani kontrak kerja bagaimana meningkatkan akses masyarakat untuk menjangkau layanan pendidikan, dan bagimana meningkatkan layanan.

Banyak masyarakat kita di pedesaan susah terjangkau layanan pendidikan. Untuk itu kami bangun 26 sekolah terpencil, sehingga tak ada lagi masyarakat yang tak sekolah.

Angka partisipasinya pun sudah 104 persen, tak ada lagi anak usia sekolah tak mendapat penididikan.

Bagaimana dengan tenaga pendidiknya?
Kami setiap tahun kekurangan guru, nah strateginya, tahun 2019 ini kami angkat 709 guru non-PNS, yang memenuhi standar.

Selain itu ada juga 360 guru SD terpencil. Kami gunakan BOS Daerah, anggarannya Rp 23 miliar untuk membayar mereka.

Di Lutim itu, guru PNS hanya memenuhi 50 persen, kalau tak diangkat guru non-PNS ini, siapa yang mau mengajar, khususnya di daerah terpencil.

Kabarnya Anda juga memasilitasi guru-guru Anda, apa yang Anda berikan?

Iya kami punya program namanya satu guru satu laptop, sudah dimulai sejak 2017. Kita anggarkan di APBD kita, untuk mendukung guru-guru kita dalam pendidikan.

Selain itu, untuk memajukan kualitas mereka, semua guru yang masih S1, saya sekolahkan S2. Alhamdulillah sudah angkatan kedua.

Kabarnya tak hanya guru, Anda juga memfasilitasi kepala desa dan dusun dengan kendaraan. Benarkah itu?
Yah benar, saya anggarkan setiap kepala desa kami dapat mobil, tapi mobil ini sebenarnya adalah mobil masyarakat desa itu yang saya titipkan ke kepala desa, masyarakat bisa juga pakai untuk keperluannya.

Sebanyak 456 kepala dusun kami juga beri motor.

Tapi program ini juga membuat saya ditelepon banyak kepala daerah. Saya dianggap memancing. Kata mereka, pak bupati ini bikin kita iri saja.

Kepala desa mereka juga menuntut diberi mobil. Meski demikian bukan berarti kami banyak uang.

Tapi kami memang punya kemauan dan juga ingin mendukung dalam memajukan Lutim.

Untuk sektor pertanian dan perkebunan, apa program Anda?
Salah satu yang kita genjot adalah sektor pertanian, karena Lutim itu merupakan salah satu penghasil beras.

Walau sebenaranya kami hanya hasilkan gabah, karena gabah kami keluar dibawa ke Sidrap diolah jadi beras lalu kembali ke Lutim, kami belum punya penggilingan.

Kami juga sedang mendorong kembali petani kakao yang sempat lesu agar dapat meningkatkan kembali produksi.

Tak hanya itu, kami punya lada khas Luwu Timur. Sayang sekali lada ini masih mengikut di daerah lain, belum ada brand resminya. Tapi indikasi geografisnya lada itu khas lutim.

Gubernur menjadikan Lutim sebagai salah satu target pengembangan destinasi pariwisata, khususnya Danau Matano dan Towuti. Pendapat Anda?
Kami sudah kerja sama dengan Univeristas Udayana untuk grand design pariwisata.

Kita akan siapkan tempat-tempat wisata, jika sudah siap kita akan lempar, termasuk wisata danau kami.

Kami bekerja sama dengan Udayana karena mereka rekomende, mereka juga mendesain pariwisata Bali.

Apalagi potensi Bali dan Lutim itu sama, kita ada laut, air terjun, gunung, dan lain sebagainya.

Lutim ada 124 desa yang punya potensi masing-masing. Secara geografis Lutim tak masuk daerah wisata, tapi kami tak khawatir, karena pergerakan wisata lokal saja sudah sampai 38 ribu.

Makanya kami buat program wisata remaja internasional, termasuk Festival Danau Matano akhir tahun ini, harapannya bisa memacu potensi pariwisata.

Salah satu masalah adalah aksebilitas, untuk itu kami dorong agar Bandara Sorowako segera dibuka untuk jadi bandara umum.

Jika akses semakin bagus, Lutim akan jadi destinasi andalan Sulsel.

Menurut informasi, masih ada wilayah di Lutim yang tak teraliri listrik, tanggapan Anda?
Ada tiga PLTA di Lutim dengan daya 360 mega watt. Kami penghasil listrik sebenarnya, tapi masih banyak desa kami tak teraliri, khususnya yang di pedalaman-pedalaman.

Tapi dengan adanya program presiden, PLN menyambut, dan kami ikut mendukung. Tiap tahun kami bangun tenaga surya.

Per desa 10 kami buat, khususnya daerah terpencil yang masih sulit dapat aliran listrik.

Apa prestasi Lutim yang telah anda capai, dan target Anda?
Sejauh ini kami bisa memperoleh WTP tahun 2017 dan 2018, tujuh kali berturut-turut dapat WTP.

Kami juga dapat Opini SAKIP tahun 2017 dan 2018, Opini LPPD 2017 dan 2018.

Untuk 2020 saya melihat isu strategis Presiden di 2019, ada lima nawacita.

Saya lihat waktu debat, makanya saya bikin juga supaya ada garis merahnya antara isu strategis kita dengan pemerintah pusat, jadi nanti jika kita minta bantuan akan nyambung.

RKPD 2020 kita temanya pemanfaatan kemajuan dn kemandirian daerah melalui akselerasu kesejahteraan dnbpelayanan umum. Ada lima sektor kami persiapkan.

Target 2020 apa saja?
Nah ini target 2020, pokoknya harus dicapai, saya sudh ingatkan OPD, kalau tak dicapai yah siap-siap dievaluasi semua. Target kita pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-6 persen.

Pengangguran terbuka 2,00-2,11 persen. Kemiskinan 7,00-6,95. Gini rasio 0,395-0,375, dan IPM 71,98-72,55.

Anda sangat sibuk, bagaimana mengisi waktu dengan keluarga Anda?
Saya jujur, untuk keluarga sangat minim. Saya sampaikan mohon maaf ke istri dan anak-anak saya, syukurnya mereka memahami.

Setiap hari saya bangun pagi, salat subuh di luar bersama masyarakat, pas pulang di rujab sudah banyak tamu menunggu.

Jadi kadang sehari itu saya tak bertemu anak saya. Tapi kita pandai-pandai saja bagi waktu.

Walau minim, tapi keluarga pahami. Kata mereka kan bapak bukan milik kami sendiri, tapi milik 285 ribu jiwa warg Luwu Timur.

Bagaimana Anda menjaga tubuh tetap fit di tengah padatnya pekerjaan?
Kebiasaan saya dari dulu adalah kalau bangun pagi langsung minum madu tiga sendok. Lalu minum air hangat.

Kemudian saya selalu ikhlas. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di Luwu Timur, dari pagi sampai malam.

Kita dari satu daerah ke daerah lain yang jaraknya sangat jauh, setelah mengikuti kegiatan dan melihat senyuman masyarakat.

Rasanya ada semangat yang langsung masuk ke tubuh saya. Jadi tidak ada resep khusus, cukup madu itu dan kerja ikhlas, dan hasilnya terbukti.

Pilkada 2020 di depan mata, apa rencana Anda?
Untuk keberlanjutan program-program, Insya Allah saya akan melanjutkan. Saya daftar, kalau partai buka pendaftaran.

Apakah ada yang mau maju melawan saya, saya imbau mari bersama, kita maju pikada.

Tapi sejauh ini tak ada juga yang saya ligat daftar atau pasang baliho. Padahal sebenarnya banyak potensi putra baik Luwu Timur.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved