WAWANCARA EKSKLUSIF
Sempat ‘Terusir’, F8 2019 Berlangsung Meriah. Ini Curhat Danny Pomanto
F8 ini adalah satu-satunya festival masuk top 10 Indonesia. Saat pertama kali digelar, masuk top 100. Setelah 3 tahun digelar, masuk top 10
Nah, ini akan kita satukan nanti antara orkestra dan tarian lokal.
Anda juga selalu bilang banyak tantangan untuk melaksanakan F8 tahun ini. Tantangan seperti apa itu?
Tantangan itu sudah hal biasa, yang penting kita berpikir sama tentang negara. Memang benar F8 itu adalah inisiator saya tapi, inikan sudah milik rakyat.
F8 ini adalah satu-satunya festival masuk top 10 Indonesia. Saat pertama kali kita bikin masuk top 100, dan 3 tahun masuk top 10.
Ini kan pengakuan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
F8 harus lakukan karena kita tak perlu keliling dunia untuk mamerkan Makassar. Dunia yang datang ke sini dari minimal 30 negara.
Apakah ada kesan bahwa F8 kali ini tak diinginkan pihak tertentu?
Tuhan mengajari saya ilmu baru dan jalan keluar. Orang lain menganggap ini penzaliman.
Saya mengartikan kita banyak belajar dan berbuat dan lebih sabar menghadapi.
Tanpa kesabaran dan ketenangan maka kita tak bisa berpikir positif. Misalnya Anda makan kacang, kita tak bisa makan kalau tak ada tekanan.
Kita mencari tempat baru yang tak boleh di bawah Pantai Losari. Kita keliling dan akhirnya kita temukan tempat yang bagus di tengah kota.
Ini kita bersyukur atas kejadian, ini kan ada pertentangan, dan banyak kesyukuran kita apalagi kita dipacu untuk lebih berpikir keras.

Anda yakin ada pihak tertentu yang ingin F8 dihilangkan seperti program terdahulu lainnya di Sulsel?
Entahlah! Tapi saya berharap F8 ini tidak dipandang dari sisi politik.
Makanya saya sudah sampaikan ke panitianya, tidak boleh ada wajah saya di tempat acara supaya tidak dianggap politis lagi.
Lalu apa yang menyemangati Anda sehingga tetap ingin menggelar F8?
Kalau sebagai saya sebagai wali kota membuat F8, itu biasa karena tugas kita untuk meningkatkan dan memajukan kota ini.
Tapi, ketika saya sudah selesai jadi wali kota, maka ini menjadi menarik. F8 itu adalah sebuah kehormatan untuk Makassar.
Orang-orang mengakui kita, pemerintah pusat hingga negara lain. Terus mengapa kita harus mengubur kehormatan ini tak alasan yang jelas.