Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UGM Larang Ustadz Abdul Somad (UAS) Ceramah di Kampus, Fahri Hamzah Minta Mahasiswa Demo Rektornya

UGM Larang Ustadz Abdul Somad (UAS) Ceramah di Kampus, Fahri Hamzah Minta Mahasiswa Demo Rektornya

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Ustadz Abdul Somad (UAS) 

- UGM Larang Ustadz Abdul Somad ( UAS ) ceramah di Kampus, Fahri Hamzah Minta Mahasiswa Demo Rektornya

TRIBUN-TIMUR.COM - Ustadz Abdul Somad (UAS) sedianya mengisi kuliah umum bertajuk 'Integrasi Islam dengan IPTEK: Pondasi Kemajuan Indonesia' di Universitas Gajah Mada (UGM) Sabtu (12/10/2019) besok.

Namun tersiar kabar jika rencana kuliah umum UAS tersebut dibatalkan pihak rektorat.

Pihak rektorat beralasan keputusan itu diambil untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM.

Sementara itu, UAS sendiri mengaku legowo dengan keputusan itu.

“Sebagai tamu yang baik, tentunya tidak ingin memberatkan tuan rumah. Saya ikut panitia saja. Kalau memberatkan, saya tidak datang,” ujarnya.

Baca: Rocky Gerung Berkata Lain, Beda Fahri Hamzah & Jubir Prabowo Dahnil Anzar Soal Penikaman Wiranto

Ustadz Abdul Somad (UAS)
Ustadz Abdul Somad (UAS) (Youtube)

Namun, mantan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah justru mengkritisi keputusan itu.

Melalui tulisan berjudul 'Ironi di Kampus Kita' Fahri menyebut UGM sebagai kampus anti reformasi.

Politisi PKS ini bahkan mengusulkan agar mahasiswa UGM mendemo rektornya.

Berikut tulisan lengkap Fahri.

Berikut tulisan lengkap Fahri.

IRONI DI KAMPUS KITA

Ada berita: "Tak Sesuai Jati Diri Kampus, Rektorat Batalkan Ceramah Ustaz Abdul Somad Di UGM
Saya sebagai pejabat aja pernah dilarang masuk oleh UGM... padahal anggarannya harus melalui Kordinasi saya sebagai kordinator kesra (korkesra) di DPR. 

Bagaimana menjelaskan ini:
Mahasiswa UGM mendemo presiden Jokowi alumni UGM dengan tuduhan anti reformasi (mengkorupsi reformasi).
Lalu UGM melarang orang yang berbeda pendapat bicara di kampus UGM.

Artinya UGM juga anti reformasi. Lalu kenapa mahasiswa UGM demo keluar kampus?? Saya usulkan mahasiswa lebih baik mendemo rektornya masing-masing daripada mendemo presiden atau DPR... Ibarat pepatah: “Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak.”. Kampus kita perlu introspeksi.

Kampus-kampus kita ini sedang bermasalah. Mahasiswanya lagi tertidur pulas: rektor diangkat presiden, rektor takut sama Dikti, Dikti takut sama presiden. Dekan menekan dosen tidak boleh kritis, dosen menekan mahasiswa supaya tidak demo. Ini lebih memerlukan perhatian mahasiswa.

Ayo teman-teman mahasiswa, yang sadarlah.. bukankah kampus terjangkit penyakit Anti Reformasi? Masak tidak ada keberanian membela kebebasan mimbar? Tiba-tiba waktu membela KPK kayak keluar perang melawan Belanda? Dari mana ide ini sebenarnya? Mahasiswa kiri dan kanan bergabung?

Saya ini demonstran, sekarang juga di luar pemerintahan siap demonstrasi. Tapi sayang, kebangkitan mahasiswa mendatangkan pertanyaan apakah kalian sedang siuman atau sedang bermimpi di siang bolong? Saya sayangkan cara membaca peta yang lubang... ayo kembali kita ulang..

Mulailah dengan membersihkan kampus dari feodalisme, lawan segala rasa takut.. duduk kembali dan bebaskan mimbar kampus dari tirani dan tekanan, intimidasi serta persekusi. Kalau itu berhasil dilakukan, jalannya reformasi akan lurus kembali. Tulis dengan pena kita sendiri.. Ayo mahasiswa,
Kamu bisa.

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Ahmad Dofiri menegaskan kepolisian tak terlibat atas keputusan pembatalan kuliah umum Ustaz Abdul Somad di Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Inikan kebijakan yang punya tempat kalau masalah begitu. Kepolisian dalam hal ini tidak terkait langsung dengan itu, jadi lebih kepada kebijakan yang punya tempat seperti itu. Yang punya tempat misalnya membatalkan, tidak melanjutkan kegiatan itu, monggo silakan yang punya tempat," ujar Dofiri di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).

Ia mengatakan keputusan pembatalan tersebut lebih pada kebijakan dari pemilik tempat acara dan bukannya terkait dengan kepolisian.

Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri saat ditemui di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).

Terlebih, jenderal bintang dua ini menilai pihaknya tak perlu memberikan rekomendasi terkuat penyelenggaraan acara tersebut.

"Tidak perlu kali di masjid (ada rekomendasi). Memang tidak perlu," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan kalaupun terjadi konflik pro dan kontra terkait pembatalan itu tentunya sudah diantisipasi oleh pihak universitas.

Terutama dengan kultur Yogyakarta yang humanis.

"Tidak lah, tidak akan sejauh itu. Semua pihak dewasa, bisa menyelesaikan itu dengan baik. Jadi kita tidak terlalu jauh untuk mengantisipasi karena internal di universitas sendiri saya kira sudah bisa menyelesaikan itu," tandasnya.

Kronologi & Penyebab Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad (UAS) di Kudus Dibatalkan

Tabligh akbar yang akan digelar di Ponpes ABK Al-Achsaniyyah di Jalan Mayor Kusmanto Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus dibatalkan.

Tabligh yang akan dihadiri oleh Ustaz Abdul Somad itu rencananya digelar, Selasa (8/10/2019).

Sebelumnya, kabar terkait tabligh akbar ini sudah menyebar melalui pesan berantai di media sosial.

Pada pesan gambar itu tabligh akan dilaksanakan pukul 18.00 WIB.

Namun belakangan, terdapat surat pemberitahuan dari Yayasan Al-Achsaniyyah.

Di dalam surat bernomor 09/TABLIG.ACH/10/2019 itu terdapat tanda tangan Yulianto sebagai ketua panitia, Ainun Nafisah sebagai sekretaris, dan Moh Faiq Afthoni sebagai pimpinan yayasan.

“Dengan ini kami memberitahukan kepada semua pihak bahwa pelaksanaan Tabligh Akbar Bersama Ustadz Abdul Somad Lc Hari Selasa, 8 Oktober 2019 telah resmi dibatalkan untuk kebaikan bersama dari berbagai pihak,” tulis surat itu.

Saat dihubungi, Moh Faiq membenarkan jika tabligh akbar yang akan dihadiri oleh UAS dibatalkan.

Adapun rencana kedatangan UAS ke Ponpes Al-Achsaniyyah tetap terlaksana.

“Untuk tabligh akbar ditiadakan. Hanya kunjungan (UAS) saja,” kata Faiq, Senin (7/10/2019).

Saat ditanya apakah ada intimidasi sehingga pihaknya memilih untuk membatalkan tabligh, Faiq mengaku tidak ada intimidasi.

“Tidak ada (intimidasi). Demi kemaslahatan bersama (tabligh ditiadakan). Tujuan utama (UAS) ke pondok karena kepedulian anak-anak khusus dan peletakkan batu pertama pembangunan gedung baru,” kata dia.

Sementara itu untuk administrasi perizinan dalam penyelenggaraan acara, kata Faiq, semuanya sudah beres.

Sementara itu, Kapolsek Bae Iptu Ngatmin mengatakan, pihaknya telah merekomendasikan terkait perizinan ke Polres Kudus. Namun untuk alasan pembatalan, katanya, dia tidak tahu pasti.

“Info terakhir (tabligh) dibatalkan banyak penolakan dari ormas-ormas,” katanya. (TRIBUN TIMUR / ILHAM ASRYAM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved