Rakor TP2AK, Kepala Bappeda Paparkan Lokus Stunting Enrekang di Desa ini
Dalam kesempatan itu, Kepala Bappeda Enrekang, H Baba, menyampaikan berdasarkan hasil riset saat ini angka stunting Kabupaten Enrekang mencapai 40,5 p
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Ansar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang rapat koordinasi Tim Percepatan Anak Kerdil (TP2AK) dalam rangka kunjungan kerja dan suvervisi bersama.
Suvervisi program percepatan pencegahan stunting di Pendopo Rujab Bupati, Senin (9/10/2019).
Acara tersebut dihadiri Bupati Enrekang, Muslimin Bando, Kepala Bappeda, H Baba, beberapa kepala OPD dan tim supervisi percepatan stunting.
FAKTA Tentang Lyodra Margaretha Ginting, Gadis 16 Tahun yang Bikin Juri Indonesian Idol Terpukau
Rusli Sunali Resmi Jabat Ketua DPRD Luwu Periode 2019-2024
Mau Ikut Workshop IGI Sidrap? Ini Syaratnya
Dalam kesempatan itu, Kepala Bappeda Enrekang, H Baba, menyampaikan berdasarkan hasil riset saat ini angka stunting Kabupaten Enrekang mencapai 40,5 persen.
Jumlah itu sudah berhasil sedikit menurun dibandingkam tahun 2018 lalu yang mencapai 45,8 persen.
"Tahun ini kita sudah mampu menekan sedikit angka stunting, jika tahun lalu kita berada di angka 45,8 persen tahun ini kita di angka 40,5 persen," kata H Baba.
Ia menjelaskan, Pemkab Enrekang menargetkan tahun 2023 mendatang angka stunting tersisa 19,5 persen.
Jumlah itu sudah berada di bawah target nasional yang dibebankan yakni 19,5 persen.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya dalam hal menekan angka stunting di Kabupaten Enrekang.
Salah satunya dengan membuat beberapa aturan yang berkaitan kesehatan untuk dapat membantu pencegahan stunting.
"Sudah ada beberapa aturan yang kita bentuk terkait stunting ini. Baik dalam bentuk Perda maupun Perbup, hal itu demi menekan angka stunting di Enrekang," ujarnya.
FAKTA Tentang Lyodra Margaretha Ginting, Gadis 16 Tahun yang Bikin Juri Indonesian Idol Terpukau
Rusli Sunali Resmi Jabat Ketua DPRD Luwu Periode 2019-2024
Mau Ikut Workshop IGI Sidrap? Ini Syaratnya
Ia menambahkan, saat ini ada 20 desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Kabupaten Enrekang.
20 desa tersebut merupakan daerah dengan jumlah stunting yang besar, sehingga butuh penanganan intensif.
Berikut daftar 20 desa di Kabupaten Enrekang yang menjadi lokus stunting berdasarkan prevalensi tertinggi:
1.Bone-Bone (Baraka) 61,29 persen
2.Potokkullin (Buntu Batu) 58,46 persen
3.Rossoan (Enrekang) 56,57 persen
4.Kadingeh (Baraka) 54,48 persen
5.Tirowali (Baraka) 51,43 persen
6.Eran Batu (Buntu batu) 46,72 persen
7.Labuku (Maiwa) 46,00 persen
8.Ledan (Buntu Batu) 45,45 persen
9.Langda (Buntu Batu)45,31 persen
10.Baraka (Baraka) 45,00 persen
11.Tungka (Enrekang) 45,00 persen
12.Pepandungan (Baraka) 44,55 persen
13.Buntu Mondong (Buntu batu) 44,07 persen
14.Parinding (Baraka) 43,82 persen
15.Latimojong (Buntu batu) 43,78 persen
16.Tangru (Malua) 43,65 persen
17.Bontongan (Baraka) 43,33 persen
18.Kendenan (Baraka) 43,01 persen
19.Balla (Baraka) 40,68 persen
20.Malua (Malua) 40,00 persen
(tribunenrekang.com)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
A