Anggota DPRD di Sulbar Ramai-ramai Tinggalkan Ruang Forum Pembekalan Saat Berlangsung Kegiatan
Pembekalan yang akan berlangsung hingga tanggal 12 Oktober ini, dibuka oleh Sekertaris Provinsi Sulawesi Barat Dr Muhammad Idris
Penulis: Nurhadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Sebanyak 95 Anggota DPRD dari tiga kabupaten di Sulawesi Barat mengikuti orientasi atau pembekalan di Grand Maleo Hotel Mamuju, Selasa (8/10/2019).
Sebanyak 95 Anggota DPRD tersebut masing-masing 45 dari Polman, 25 dari Majene dan 25 dari Mamuju Tengah.
Efektif Mengatasi Penyakit Padi, Kementan Kenalkan Pengendali Hayati
Yamaha Indonesia Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Terima Lulusan SMA SMK D3 S1, Cek Info Resmi
Api Ratakan Bangunan Usaha Pembuatan Batu Bata dan 1 Motor di Tanasitolo Wajo
BOCORAN Nama-nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi, PDIP Dapat Jatah 4 Menteri, Siapa Mereka?
Maia Estianty Protes Tingkah Al Ghazali di Depan Wanita Ini, Mantan Duet Maia Estianty Lakukan Ini
Pembekalan yang akan berlangsung hingga tanggal 12 Oktober ini, dibuka oleh Sekertaris Provinsi Sulawesi Barat Dr Muhammad Idris.
Pantauan Tribun-Timur.com, ada yang memprihatinkan saat materi pertama pembekalan berlangsung yang dibawakan oleh perwakilan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Puluhan Anggota DPRD ramai-ramai meninggalkan forum yang berlangsung di ruangan multifungsi Grand Maleo Hotel Mamuju.
Ada yang meninggalkan dan memilih di luar merokok.

Bahkan ada juga yang sudah tak kelihatan di sekitar lokasi pembekalan.
Akibatnya, pembekalan berlangsung diwarnai banyaknya kursi kosong di depan pemateri.
Padahal menurut Sekertaris Provinsi (Sekprov) Sulbar Dr Muhammad Idris pembekalan tersebut akan menentukan bagaimana Anggota DPRD bekerja selama lima tahun ke depan.
Apalagi anggota DPRD yang baru. Menurut Idris harus benar-benar serius mengikuti proses pembekalan.(tribun-timur.com).
Aktifis Mahasiswa dan Pemuda Mamuju Soroti Rencana Pembangunan Manakarra Tower
Rencana pembangunan Manakarra Tower disorot kalangan aktivis Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Manakarra Tower dirancang menjadi icon baru di ibukota Provinsi Sulawesi Barat akan dibangun di atas tanah eks gedung DPRD Mamuju. Bakal memiliki fungsi seperti Monas dengan tinggi 70 meter.
Mega proyek tersebut bakal memakan anggaran Rp 33 miliar. Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mamuju 2019 dan 2020.
Baca: Aksesoris Mulai Rp 25 Ribu Et Cetera MaRI Makassar
Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Mamuju, Muhammad Hassanal menilai, pembangunan Manakarra Tower mubassir.
"Ada hal yang lebih subtansi untuk dibangun. Seperti pembenahan infrastruktur jalanan umum, perbaikan pendidikan dan kesehatan," kata Muhammad Hassanal kepada Tribun-Timur.com, Jumat (4/9/2019).
Manakarra Tower, kata Alumni STIE Muhammadiyah Mamuju itu bagus dalam hal penataan kota.
Baca: Akhirnya Terungkap Sosok Cewek Manado Tanpa Busana di Video Viral, Pekerjaan, Nama Tempat Perzinaan
"Namun saya menilai untuk Mamuju belum saatnya, hal yang lebih subtansi dulu lah yang diperbaiki, contoh memperjelas Rencana Tatar Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamuju," ujarnya.
Sementara Ketua Pimpinan Kota Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Mamuju Muhammad Suyuti mengatakan, ada baik jika anggaran lebih diprioritaskan untuk peningkatan untuk hasil produksi pangan.
"Misalnya bantuan untuk petani, peternak, nelayan dan sektoral sektoral lainnya untuk menjawab peluang terhadap pemindahan ibu kota dimana Mamuju sebagai tetangga ibukota baru," kata Suyuti kepada Tribun.
Baca: Lucunya Aksi Anak-anak Ikut Lomba Fashion Show di Mandiri Vaganza
"Intinya kami punya cara pandang yang berbeda melihat pembangunan. Kalau kami tentu berangkat dari substansial pembangunan itu sendiri dalam hal ini asas manfaatnya untuk kepentingan rakyat," Suyuti menambahkan.
Dari peluang itu, kata Suyuti, ke depan Mamuju bisa menjadi penyuplai pangan untuk kebutuhan ibukota yang akan dipindahkan ke Kalimantan Timur yang notabene bertetangga dengan Provinsi Sulawesi Barat.
"Inilah yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah Mamuju ataupun Sulbar secara khusus, untuk lebih substansial melakukan pembangunan misalnya dengan melakukan pengembangan potensi ekonomi di sektor pertanian, peternakan, nelayan, perkebunan," tuturnya.
Baca: Pengurus KNPI Rakernas di Ancol, Ketum Bilang Begini
Bupati Mamuju H Habsi Wahid menanggapi santai sorotan mahasiswa. Menurutnya, sebagai ibu kota provinsi harusnya mempunyai daya tarik atau icon yang dapat menarik wisatawan.
"Sekarang potensi wisata sangat menjanjikan untuk meningatkan PAD dan menumbuhkan ekonomi masyarakat. Tower ini, kalau dilihat secara sepintas tentu hanya berupa tugu dan tidak punya nilai ekonomis. Tetapi sesungguhnya kita ingin menumbuhkan ekonomi masyarakat lewat pembangunan ini,"kata Habsi.
Habsi menambahkan, tower ini hadir di tengah masyarakat akan menjadi daya tarik. Akhirnya orang dari luar pun akan tertarik untuk berkunjung ke Mamuju.
Baca: Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-8 Live TVRI & Mola TV, Southampton vs Chelsea, Liverpool vs Leicester
"Semakin banyak wisatawan ke daerah kita. Akhirnya kita punya peluang untuk meningkatkan pendapatan dan perputaran ekonomi,"ujarnya.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
(*)