Guru Ini Sering Disangka Murid TK dan Tidak Ada Bulu di Tubuhnya, Simak Foto-fotonya
Nama Ian Francis Manga tiba-tiba menjadi populer, khususnya di dunia maya. Usianya 22 tahun, namun oleh sebagian orang, ia masih tampak seperti balita
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Ian Francis Manga, tiba-tiba menjadi populer, khususnya di dunia maya. Usianya menginjak 22 tahun, namun oleh sebagian orang, ia masih tampak seperti balita.
Ian Francis Manga memang dikaruniai wajah baby face. Tak heran ia sering dikira murid taman kanak-kanak oleh orang yang ditemuinya.
Padahal, ia adalah seorang guru yang mengajar di sekolah Master El-Roi School Incorporated di San Jose Del Monte Bulacan, Filipina.
Kisah Ian Francis Manga, sang guru berwajah baby face, diunggah dalam YouTube GMA Public Affairs.
Sejak diunggah 18 September lalu, video Ian telah dilihat lebih dari 3 juta kali di YouTube.
Menurut laporan "Stand for Truth" dari GMA News, Ian adalah seorang guru yang mengajar murid TK dan juga siswa kelas 3.
Rekan sesama gurunya, Melanie Gerolia, mengungkapkan pendapatnya tentang Ian.
Menurutnya, Ian sangat menyukai anak-anak.
Ian tidak lelah bermain bersama murid-muridnya.
Bersama muridnya, ia selalu bermain.
Ketika mengajar di kelas, Ian akan bersikap serius. Para murid juga menanggapinya dengan serius.
Ian berkata dirinya harus tegas selagi mengajar. Karena ia adalah guru dan saat di kelas bukanlah waktu untuk bermain.
Ian harus bersikap serius jika ingin murid-muridnya menanggapinya dengan serius.
Di usia 22 tahun, Ian lulus ujian lisensi untuk menjadi guru.
Saat diwawancara, Ian berkata tubuhnya dipenuhi hormon endorfin. Ibunya pun sangat senang.
Mereka berdua menangis bahagia saat Ian lulus ujian menjadi guru.
Namun, perjalanan Ian menjadi guru tidaklah mudah. Ian mengungkapkan, saat ia belajar, ia sering merasa "salah tempat.”
“Saya tidak merasa saya bagian dari mereka," ucapnya.
"Saya seringkali dikira anak dari teman sekelas saya yang dibawa ke kampus."
Saat masih SD, Ian sering sakit. Tetapi ia hanya minum obat demam biasa yang dapat dibeli dengan mudah di apotek.
"Saya sering sakit, jadi ada perlambatan dalam pertumbuhan saya."
Saat Ian menginjak SMA, ia tidak mengalami tanda-tanda pubertas seperti teman-temannya.
"Wajahku, rambut, bahkan ketiak ku, semuanya tidak biasa," kata Ian.
Ian tidak punya bulu yang tumbuh di tubuhnya. Meski begitu, Ian tidak memeriksakan kondisinya ke dokter.
Ian pun merasa bersyukur karena ia tidak pernah di-bully teman-temannya karena penampilannya yang berbeda.
"Saya tidak di-bully, karena saya ramah," ungkapnya. "Tapi kadang-kadang, saya digoda teman-teman."
"Orang-orang yang tidak begitu aku kenal menggodaku dengan memanggilku, 'anak kecil, anak kecil'."
"Tapi tidak aku pedulikan mereka."
Agar terlihat lebih dewasa, Ian mengenakan pakaian yang lebih besar. "Sebagai guru, kita harus menjadi panutan."
"Kita harus menjadi contoh bagi anak-anak meski memiliki wajah 'baby face'."
Sementara itu, administrator sekolah, Hermina Delos Santos mengungkapkan alasan sekolah merekrut Ian.
"Kami merekrut Ian karena ia cocok dengan pekerjaan itu," ungkap Hermina.
"Ia juga suka anak-anak," tambahnya.
Karena tubuhnya yang mungil dan wajah polos, Ian dapat diterima dengan baik di sekolah tempatnya mengajar.
Ia bisa lebih mudah masuk dalam dunia anak-anak karena selalu memposisikan diri sebagai abang, ketimbang guru.(*/tribun-timur.com)
