Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahfud MD Saksinya, Anak Mantan Presiden Ungkap Kabar Buruk untuk Presiden Jokowi Soal Kelompok Demo

Aksi demonstrasi besar besaran melibatkan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia masih menjadi perbincangan. Di tengah aski massal tersebut sejuml

Editor: Rasni
Tribunnews
Mahfud MD Saksinya, Anak Mantan Presiden Ungkap Kabar Buruk untuk Presiden Jokowi Soal Kelompok Demo 

Sosok Mahfud MD Saksinya, anak Mantan Presiden Ungkap Kabar Buruk untuk Presiden Jokowi Soal Kelompok Demo

TRIBUN-TIMUR.COM -  Aksi demonstrasi besar besaran melibatkan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia masih menjadi perbincangan.

Di tengah aski massal tersebut sejumlah tokoh mulai angkat bicara.

Salah satunya kabar buruk untuk Presiden Jokowi.

Ketahuan ternyata yang demo adalah pendukungnya, diingatkan anak mantan presiden.

Diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dirinya bertemu 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan.

Pertemuan digelar untuk menyikapi situasi terakhir dimana terjadi unjuk rasa di sejumlah kota di Indonesia menolak RKUHP dan mendesak pencabutan UU KPK yang baru direvisi.

Dialog sambil makan malam itu berlangsung hampir 3 jam pada Selasa (24/9/2019) malam, di kediaman Moeldoko, Jakarta Pusat.

“Pemerintah berupaya mendengar dan mencari masukan dari para tokoh yang hadir,” kata Moeldoko dalam siaran pers resmi Kantor Staf Kepresidenan.

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Para tokoh suluh kebangsaan yang hadir yakni Mahfud MD, Franz Magnis Suseno, Sarwono Kusumaatmadja, Helmy Faishal, Ahmad Suaedy, Alissa Wahid, A Budi Kuncoro, Syafi Ali, Malik Madany, Romo Benny Susetyo, Rikad Bagun, Alhilal Hamdi dan Siti Ruhaini.

Mahfud MD dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa akan lebih bijak jika pemerintah dan mahasiswa menempuh jalur hukum daripada aksi jalanan.

Puteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, meminta Presiden lebih peka terhadap masukan dari pengunjuk rasa.

"Mereka yang berunjukrasa sebagian adalah pendukung Jokowi. Presiden harus lebih peka terhadap kritik yang disampaikan," kata Alissa Wahid.

Moeldoko pun memastikan bahwa Presiden selalu mendengar masukan dari masyarakat, termasuk dari tokoh suluh kebangsaan.

Ia mengaku sudah menyampaikan masukan para tokoh itu kepada Presiden.

Presiden Jokowi pun berkeinginan untuk bertemu langsung dengan para tokoh suluh kebangsaan.

"'Oke, nanti kita ketemu, Pak Moeldoko siapkan untuk kita bertemu para tokoh-tokoh semuanya yang lebih besar untuk bisa dialog sambil enaklah begitu,' nanti kita siapkan," kata Moeldoko menirukan pernyataan Jokowi.

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Adapun soal tuntutan mahasiswa pengunjuk rasa, Moeldoko menyebut Presiden juga sudah menindaklanjutinya dengan menunda pengesahan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan.

Namun untuk revisi UU KPK, Moeldoko meminta masyarakat yang menolak menggugat langsung UU tersebut ke Mahkamah Konstitusi.

Sebab revisi UU KPK sudah terlanjur disahkan menjadi UU oleh DPR dan pemerintah.

Ia memastikan Presiden tak akan memenuhi tuntutan demonstran untuk mencabut UU KPK lewat peraturan pemerintah pengganti undang-undang. "

Kan ada mekanisme yang lain. Bisa di-judicial review (ke MK)," kata mantan Panglima TNI ini.

Tanggapan PP Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghargai aksi mahasiswa Indonesia yang memperjuangkan aspirasi rakyat terkait Undang-Undang KPK dan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang kontroversial.

PP Muhammadiyah meminta pejabat negara dan elite bangsa untuk tidak melontarkan opini-opini atau pendapat yang dapat memanaskan suasana.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menghargai aksi mahasiswa Indonesia yang secara murni memperjuangkan aspirasi rakyat berkaitan dengan Undang-Undang KPK hasil revisi dan sejumlah RUU yang kontroversial.

Beberapa di antaranya RUU KUHP, RUU Pertanahan, dan RUU Minerba.

Haedar Nashir menyebut aksi mahasiswa sebagai wujud panggilan nurani kecendekiaan selaku insan kampus.

"Karena itu aksi tersebut harus betul-betul dijaga agar tetap pada tujuan semula dan berjalan dengan damai, tertib, taat aturan, dan tidak menjadi anarki," ujar Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/9/2019).

Haedar Nashir berpesan agar polisi menegakkan hukum dan ketertiban dengan benar, adil, obyektif, dan moral yang tinggi.

Selain itu, Haedar Nashir meminta aparat keamanan menjalankan tugas tanpa melakukan tindakan-tindakan represif atau kekerasan dalam bentuk apa pun.

Haedar Nashir berharap polisi bisa semakin menciptakan suasana kondusif.

"Hormati tempat ibadah dan ruang publik agar tetap terjaga dengan baik," ucap Haedar Nashir.

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Haedar Nashir menilai, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menunjukkan langkah yang tepat dengan menunda pembahasan RUU yang kontroversial.

"Hendaknya penundaan sejumlah RUU bukanlah sekadar prosesnya, tetapi harus menyangkut perubahan substansi atau isi agar benar-benar sejalan dengan aspirasi terbesar masyarakat serta mempertimbangkan kepentingan utama bangsa dan negara," kata Haedar Nashir.

Menurut Haedar, pengalaman revisi UU KPK menjadi pelajaran berharga bagi DPR di mana DPR harus benar-benar menyerap aspirasi masyarakat.

"Tidak menunjukkan keangkuhan kuasa yang pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik," kata Haedar Nashir.

Menurut Haedar Nashir, demo mahasiswa yang murni dan situasi kehidupan bangsa yang memanas hendaknya tidak dipolitisasi atau diperkeruh yang menyebabkan keadaan semakin tidak kondusif.

Haedar Nashir mengatakan, media sosial hendaknya tidak dijadikan sarana menyebarkan hoaks dan segala bentuk provokasi yang dapat merugikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Bangsa ini memiliki banyak masalah dan tantangan yang tidak ringan. Karenanya diperlukan persatuan, kebersamaan, suasana aman dan damai, modal rohani dan akal budi, serta keseksamaan semua pihak dalam berbangsa dan bernegara," kata Haedar Nashir.(*)

Kisah Soeharto yang Tenang Hadapi Demo Anarkis, Padahal Ajudan Sudah Siapkan Pistol

Begini Cara Soeharto Hadapi Detik-detik Massa Demonstran saat berada di Jerman

Ada sebuah cerita saat Presiden Soeharto berkunjung ke Jerman.

Saat itu, Soeharto dihadapkan dengan adanya demo anarkis.

Cara Soeharto menghadapi peristiwa itu pun terkuak.

Seperti apa?

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Simak ceritanya berikut ini.

Sebagai seorang pemimpin negara, Soeharto juga tidak bisa melepaskan diri dari hubungan dunia internasional.

Oleh karena itu, Soeharto pun tercatat beberapa kali berkunjung ke negara lain.

Satu di antaranya adalah Jerman.

Meski demikian, kunjungan Soeharto ke Jerman juga tidak bisa dikatakan mulus begitu saja.

 

Presiden Soeharto saat dilantik/disumpah menjadi Presiden.
Presiden Soeharto saat dilantik/disumpah menjadi Presiden. (Hendranto, Pat via Kompas.com)

Sjafrie Sjamsoeddin, mantan pengawal Soeharto mengungkap hal itu di buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Dikutip TribunJatim.com, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, kunjungan itu terjadi pada tahun 1995 silam.

Tepatnya, pada tanggal 1 April 1995.

Saat itu, Soeharto berniat menghadiri Hannover Fair.

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Hannover Fair adalah sebuah pameran dagang akbar yang diikuti sekitar 60 negara di dunia.

"Ternyata ada yang tidak menyukai tampilnya Pak Harto di panggung para pemimpin dunia di saat itu," kata Sjafrie Sjamsoeddin.

Alasannya, saat itu sejumlah orang menggelar demonstrasi di Jerman.

Mereka mengangkat beberapa isu yang sedang hangat di Indonesia.

Sjafrie Sjamsoeddin melanjutkan, dia sebenarnya sudah melihat adanya gejala gangguan pada kunjungan Soeharto sejak mereka di Hannover.

Menurutnya, hal itu sebagai dampak dari adanya beberapa orang Timor Timur yang melompati pagar Kedutaan Besar Belanda di Jakarta.

"Rupanya mereka lantas berkeliling ke sejumlah negara di Eropa," ujar Sjafrie Sjamsoeddin.

Meski demikian, mereka tidak mendapatkan peluang.

Karena pengamanan di Jerman terbilang ketat.

Namun, keesokan harinya Sjafrie Sjamsoeddin melaporkan ke Soeharto terkait indikasi adanya sejumlah LSM internasional yang akan menggelar demonstasi.

"Saya melihat Pak Harto menyimak, tetapi tidak begitu menaruh perhatian secara fisik. Itu menunjukkan bahwa beliau tahu, tetapi tidak mau pikirannya terganggu,"lanjut Sjafrie.

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

Yang dikhawatirkan pun akhirnya terjadi.

Saat itu, Soeharto beserta rombongannya harus berjalan sejauh 75 meter menuju tangga gedung Museum Wright.

Ketika itu, rombongan tersebut melihat adanya sejumlah orang yang berkerumun.

Mereka seakan tahu ada seorang kepala negara yang akan datang.

Awalnya, Sjafrie Sjamsoeddin menganggap hal itu lazim.

Namun, saat baru sepertiga jarak dilalui, mendadak orang-orang tersebut membuka baju mereka.

Sehingga, terlihat kaus-kaus mereka, dan bertuliskan "Fretilin".

"Ternyata mereka adalah demonstran yang menyamar sebagai kerumunan,"ungkap Sjafrie.

Mereka selanjutnya bertindak mulai anarkis.

Tak hanya mengacungkan poster, mereka juga mulai ada yang melempar telur, kertas, hingga mengibarkan bendera Fretilin.

"Pak, ini ada yang mengganggu,"kata Sjafrie.

Namun, Soeharto meresponnya tenang.

"Jalan saja terus,"kata Sjafrie sambil menirukan ucapan Soeharto.

Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998.
Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998. (KOMPAS/JB SURATNO)

Najwa Shihab Skak Mat Fahri Hamzah Saat Talkshow di Mata Najwa, Buat Bingung di Depan Mahasiswa

Luna Maya Kena Batunya, Disemprot Fans Kpop Gegara Lakukan Ini ke NCT 127, Penyakitnya Terungkap

KRONOLOGI Bu Dosen Gerebek Suaminya Bos Perusahaan Kupang Berzina dengan SPG, Udah Berapa Kali Main?

7 Kontroversi Awkarin Selebgram Cantik, Mulai Minta Diperkosa, Pacar Bunuh Diri, Bagi Nasi saat Demo

 

Ajudan Sudah Siapkan Pistol

Saat didemo para demonstran, Soeharto rupanya hanya dikawal oleh tiga pengawal resmi.

Sjafrie Sjamsoeddin sendiri mengaku sudah bersiap mengambil tindakan taktis.

"Kalau tangan saya sampai mereka sentuh, senjata saya harus digunakan,"kata Sjafrie.

Oleh karena itu, tangan kiri Sjafrie Sjamsoeddin pun berusaha memberi batas.

Sedangkan, tangan kanannya sudah berada di sarung pistol.

Beruntung, saat itu dia mendapatkan bantuan dari para wartawan Indonesia yang meliput agenda Soeharto.

"Mereka ikut jadi bumper dan pembuka jalan sehingga lemparan benda-benda itu tidak sampai menjangkau Presiden, dan Ibu Negara yang hanya kami lindungi dengan payung beserta rombongannya," tandas Sjafrie Sjamsoeddin. (*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved