Kerusuhan Wamena, 28 Nyawa Melayang, 6 Orang Ditangkap Polisi
Sebelumnya pada Senin (23/9/2019) polisi mengungkapkan ada 17 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi pada siang harinya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Jumlah korban akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua hingga Selasa (24/9/2019) malam mencapai 28 orang.
Sebelumnya pada Senin (23/9/2019) polisi mengungkapkan ada 17 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi pada siang harinya.
Namun setelah dilakukan penyusuran diberbagai lokasi, ditemukan beberapa mayat yang tewas hingga total mencapai 28 korban jiwa.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Papua, Kombers AM Kamal seperti dilaporkan Kompas.com.
Wagub dan Finalis Kaka Kandi Sulbar Kunjungi Lapas Perempuan Mamuju
Tantang Bupati di Pilkada 2020, Wabup Luwu Timur Daftar di Golkar
BREAKING NEWS: Pemkab Maros Berduka, Camat Cenrana Andi Paranrengi Meninggal Dunia
"Sampai tadi malam ditemukan 17 meninggal dunia, namun setelah satu hari melakukan pencarian di beberapa tempat yang dibakar, ditemukan beberapa jenazah, total sudah 28 orang tewas," ungkap Komber AM Kamal.
Dari korban yang meninggal, diketahui rata-rata korban mengalami luka bacok, tusukan, luka akibat benda tumpul, dan luka bakar.
Bahkan petugas ketika menyisir sisa-sisa kerusuhan menemukan satu keluarga yang tewas terbakar.
"Bahkan, ada yang satu keluarga, 5 orang. Kami tahu karena tetangganya yang menunjukan," kata dia.
Sementara untuk korban luka-luka, tercatat hingga kini mencapai 70 orang.
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengatakan kemungkinan korban meninggal masih akan bertambah.
Sebab lokasi kerusuhan cukup luas hingga ke pedalaman.
Sementara lokasi yang baru dibersihkan belum cukup luas.
"Masih akan bertambah karena ini merata sampai daerah-daerah pedalaman mereka beraksi juga," katanya.
Hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka dari kasus tersebut.
Wagub dan Finalis Kaka Kandi Sulbar Kunjungi Lapas Perempuan Mamuju
Tantang Bupati di Pilkada 2020, Wabup Luwu Timur Daftar di Golkar
BREAKING NEWS: Pemkab Maros Berduka, Camat Cenrana Andi Paranrengi Meninggal Dunia
Namun polisi sudah mengamankan 6 orang dan memeriksanya terkait kerusuhan yang mengakibatkan lumpuhnya Kota Wamena.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan warga setempat ketakutan dan memilih mengungsi di tempat aman.
Laporan Kompas.com, sebanyak 1500 orang mengungsi di Markas Kodim 1702 Jayawijaya pada Senin (23/9/2019).
"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto.
Tak hanya di Kodim, pusat pengungsian juga ada di Mapolres Jayawijaya.
Sekitar tiga ribu warga mengungsi di tempat tersebut.
Bahkan warga juga mengungsi di salah satu rumah anggota polisi.
Mereka mengungasi lantaran masih takut jika suatu saat keadaan kembali rusuh.
Wagub dan Finalis Kaka Kandi Sulbar Kunjungi Lapas Perempuan Mamuju
Tantang Bupati di Pilkada 2020, Wabup Luwu Timur Daftar di Golkar
BREAKING NEWS: Pemkab Maros Berduka, Camat Cenrana Andi Paranrengi Meninggal Dunia
Selain itu, dari sebagian warga yang mengungsi, meraka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa.
Tak hanya itu, pasca kerusuhan di Wamena, pemerintah kembali membatasi akses Internet.
Kemkominfo meminta kepada operator seluler yang ada di Wamena agar membatasi akses Internet atau throttling.
"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengungkapkan penyebab kerusuhan dari aksi demonstrasi ini awalnya dipicu oleh kabar hoaks soal ujaran rasial dari seorang guru kepada muridnya di sebuah SMA.
Pihak kepolisian telah melakukan penelusuran terkait ujaran rasial yang dilakukan oleh guru tersebut.
Kemudian didapatkan kenyataan kabar ujaran rasial tersebut dipastikan hoaks.
"Guru tersebut sudah kami tanya dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan," ujar Kapolda Papua.
Ia berharap, masyarakat Papua tidak mudah terprofokasi ohe berita yang belum tentu kebenarannya.
"Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, pihaknya akan menelusuri akun-akun yang menyebar hoaks terkait kasus tersebut.
"Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana adalah tentang rasis. Dengan penyebar hoaksnya juga sedang didalami juga akun-akunnya oleh Direktorat Siber Bareskrim," ujar Dedi di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: