Karena Bahasa Inggris? Alasan Presiden Jokowi Tak Pernah Pidato di Sidang PBB, Diwakili Jusuf Kalla
Karena Bahasa Inggris? Alasan Presiden Jokowi Tak Pernah Pidato di Sidang PBB, Diwakili Jusuf Kalla
Pada sidang umum PBB yang digelar Senin (23/9/2019), Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tiba di Hotel Westin New York Grand Central, Sabtu (21/9/2019) malam pukul 20.20 waktu setempat (WS).
Dalam lawatannya ke negeri Paman Sam ini, Wapres mewakili Presiden Jokowi memimpin delegasi Indonesia berbicara di forum sidang umum PBB ke-74 bertajuk "Galvanizing Multilateral Effort for Poverty Eradication, Quality Education, Climate Action and Inclusion".
Sidang Umum Majelis PBB ke-74 kali ini akan dihadiri 193 negara anggota PBB, 100 kepala negara, tiga wakil presiden, 47 perdana menteri, 36 menteri serta 2 chairman of delegation.
Catatan Kompas.com, sejak awal pemerintahan Jokowi-JK tahun 2014, Presiden Jokowi tidak pernah menghadiri sidang umum PBB.
Jokowi selalu diwakilkan oleh Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden.
Wapres telah lima kali mewakili Jokowi pidato di PBB, mulai dari 2015, 2016, 2017, 2018 dan yang terakhir 2019.
Dalam berbagai pidatonya, Kalla selalu menekankan isu perdamaian, deradikalisasi, pembangunan, hingga ketimpangan ekonomi global, salah satu yang paling konsisten yakni mendorong perdamaian di Palestina.
Inilah Isi Lengkap Pidato Wapres Jusuf Kalla atau JK di Sidang Umum PBB ke-74
Laporan jurnalis Tribun Timur, AS Kambie dari New York, AS
Wakil Presiden ( Wapres ) Jusuf Kalla alias JK keluar-masuk ruangan saat Sidang Umum PBB ke-74 di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, Senin (23/2019) pagi-siang ini Waktu Setempat (WS).
Setelah tiba di gedung utama, JK langsung ke ruang Conference Room 7 mengikuti 2nd Meeting of High level Panel for Sustainable Ocean Economy.
Di ruangan terdebut JK menyampaikan pidato pada urutan ke-8 setelah Namibia dan sebelum Australia.
Duduk di belakang JK, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB Dian Triansyah Djani, serta Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kemeterian Luar Negeri Agustaviano Sofjan.
Pidato pertama JK di hari pertama pertemuan tingkat tinggi itu mengulas komitmen Indonesia menjaga laut.
JK menegaskan, antara kebutuhan untuk pertumbuhan ekonomi dan melindungi laut dan sumber dayanya harus tetap dijaga.