Beredar Harga BBM Naik, 30 Agustus 2019, Apakah Benar? Begini Penjelasan Lengkap Pertamina
Beredar di jejaring sosial, baik di WhatsApp maupun media sosial Twitter, soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Beredar Harga BBM Naik, 30 Agustus 2019, Apakah Benar? Begini Penjelasan Lengkap Pertamina
TRIBUN-TIMUR.COM - Beredar di jejaring sosial, baik di WhatsApp maupun media sosial Twitter, soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Bahkan dalam pesan tersebut, kenaikan harga BBM berbagai jenis akan berlaku sejak 30 Agustus 2019 pukul 24.00.
Ada pula kalimat yang mengarahkan pembaca untuk mengisi sepenuhnya tangki BBM di kendaran.
Baca: Bursa Pemain - Eks Persib Bojan Malisic Dapat Klub? Fachruddin Batal ke Jakarta, Bek Anyar Persija
Baca: 3 Link Live Streaming Persib vs PSS Sleman - 3 Pemain Asing Baru Persib Main, Begini Prediksi Pemain
Menanggapi informasi itu, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usmah menyatakan bahwa kabar itu tidak benar atau hoaks.
Narasi yang Beredar Informasi kenaikan harga BBM yang tersebar di media sosial menyebutkan bahwa harga Premium hingga Dexlite mengalami kenaikan.
Disebutkan bahwa harga premium yang semula Rp 7.000 naik menjadi Rp. 9.500.
Harga Pertalite yang semula Rp. 7.650 naik menjadi Rp 11.000.
Selain itu, harga Pertamax disebutkan juga naik menjadi Rp 14.000, harga sebelumnya Rp 9.850.
Harga Bio Solar semula Rp 9.600 menjadi Rp 8.250.
Baca: Update Klasemen Liga 1 - Bali United Tak Terkejar, Persija Rugi, PSM Naik Posisi, Simak Gol-golnya
Baca: Bursa Pemain - Arema FC Pamer Takafumi Akahoshi, Bek Baru Persija Asal Brasil, Bojan Malisic Batal?
Sedangkan harga Dexlite yang semula Rp 11.700 naik menjadi Rp 13.000.
Pesan tersebut ditutup dengan himbauan kepada masyarakat untuk mengisi tangki kendaraan mereka secara full sebelum harga naik.
Berikut tangkapan layar dari pesan tersebut:

Klarifikasi Pertamina
Melalui pernyataan resminya, Pertamina menegaskan bahwa informasi mengenai kenaikan harga BBM tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM diumumkan melalui website resmi www.pertamina.com.
"Pertamina menegaskan bahwa informasi mengenai Kenaikan Harga BBM pada pukul 24.00 Jumat, 30 Agustus 2019 adalah tidak benar (HOAX)," pernyataan pihak pertamina yang diterima Kompas.com, Kamis (29/8/2019) malam.
Baca: Jadwal Liga 1 2019 Pekan 17 - Dibuka Persib vs PSS Sleman! Rusuh, Persipura vs Bali United Ditunda
Baca: Jadwal Liga Inggris Pekan 4, Update Klasemen - Derby London Arsenal vs Tottenham Live MolaTV & TVRI
Lebih lanjut, saat dihubungi oleh Kompas.com pada Kamis (28/9/2019) malam, VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usmah membenarkan pernyataan itu.
Fajriyah kembali menegaskan bahwa informasi yang beredar itu tidak benar.
"Iya betul, itu hoaks," kata Fajiryah. Fajriyah menambahkan, saat ini Pertamina tidak berencana untuk menaikkan harga BBM.
Harga Seragam hingga 2024
Pemerintah Indonesia juga melakukan program penyeragaman harga jual resmi bahan bakar minyak (BBM) untuk dua jenis.
Yakni jenis bahan bakar penugasan ( Premium/RON 88) Rp 6.450 per liter dan jenis bahan bakar tertentu ( Solar) Rp 5.150 per liter ke daerah-daerah pelosok Indonesia dilanjutkan hingga 2024.
Sejak dilaksanakan pada akhir 2016, program yang akrab disapa BBM Satu Harga ini dinilai sangat signifikan dalam membantu daerah dan masyarakat pada wilayah tertinggal, terdepan, dan tertular (3T).
Oleh sebab itu, atas dasar Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) No 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga JBT dan JBKP secara Nasional, Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas ( BPH Migas) akan terus menjalankan program tersebut hingga tercipta 500 lembaga penyalur di akhir 2024.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri ESDM Ignasius Jonan lewat Permen ESDM No 36 Tahun 2016, kebijakan ini akan tetap dilanjutkan hingga 2024," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
"Akan ada penambahan sebanyak 330 titik penyalur dalam lima tahun ke depan," katanya lagi.
Penambahan itu akan terbagi dalam lima tahap, dimana pada 2020, ditargetkan sebanyak 77 penyalur baru diresmikan.
Setahun setelahnya, harus bertambah 77 penyalur baru. Sedangkan pada 2022, targetnya menjadi 73 penyalur, pada 2023 sebanyak 60 penyalur, dan 2024 targetnya sebanyak 43 penyalur.
Sebagai informasi, saat ini (per 20 Agustus 2019), tercatat sudah ada 167 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga dari target sebanyak 170 titik lembaga penyalur hingga akhir 2019.
Dari total titik penyalur yang ada, sudah diresmikan 144 titik lembaga penyalur.
Sedangkan sisa 3 titik lembaga penyalur ini direncanakan bakal selesai pada akhir September 2019 mendatang.
Pada kesempatan terpisah, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan bahwa program BBM Satu Harga tidak bertolak belakang dengan target pemerintah untuk tidak tergantung dengan energi fosil.
Namun, bauran energi cukup memakan waktu. "Targetnya di 2025 adalah 23 persen, 2030 jadi 30 persen, lantas di 2050 jadilah 50 persen" ujarnya.
"Sedangkan dari saat ini, 2019 sampai 2050 itu 31 tahun, lewat generasi berikutnya. Ini tetap harus ada penyediaan BBM, karena ini transisi."
"Analoginya, kalau ada yang bertanya kenapa harus mandi tapi nanti kotor lagi? Ya tetap harus mandi dong, masa mandinya 5 tahun sekali, kan tidak begitu," kata Jonan.
Lantas, demi mengurangi ketergantungan impor BBM pemerintah pun sedang menjalankan program perluasan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) 20 persen atau B20 menjadi B30, B50, bahkan B100.
"Program Ini ampuh, karena konsumsi solar kita 30 juta kilo liter setahun, kalau dicampur FAME 20%, berarti hemat 6 juta kilo liter," katanya. (*)
(kompas.com/Ruly Kurniawan/Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "[HOAKS] Harga BBM Naik Mulai 30 Agustus 2019"