Warga Tolak Relokasi Sementara Pasar Tempe Wajo, Alasannya?
Pasalnya, lapak sementara yang berdiri cukup kokoh, terbuat dari rangka baja dan beratap seng.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Ansar
TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Keputusan Pemda Wajo merelokasi pedagang korban kebakaran Pasar Tempe di tengah jalan menuai kontroversi, Rabu (28/8/2019).
Pasalnya, lapak sementara yang berdiri cukup kokoh, terbuat dari rangka baja dan beratap seng.
Lokasi sementara tersebut berada di sisi utara, selatan, dan barat bangunan Pasar Tempe.
"Kami sangat menyayangkan adanya keputusan sepihak dari pemerintah daerah," kata salah seorang warga sekitar, Edil Adhar, Rabu (28/8/2019).
Pemprov Sulsel Hadiahkan ATM Beras untuk Warga Makassar
Ketua PN Pangkajene Lantik 35 Anggota DPRD Pangkep Terpilih, Ini Nama-namanya
Berzina dengan Oknum Bidan, Bripka D Diarak Telanjang oleh Warga
"Pemerintah mendirikan pasar alternatif di badan jalan, tanpa meminta pertimbangan masyarakat yang tinggal di daerah itu," lanjutnya.
Menurutnya, didirikannya pasar darurat tersebut, berdampak terhentinya usaha masyarakat sekitar.
Lantaran tidak ada lagi akses kendaraan yang bisa lewat, seperti usaha reparasi jok mobil, ayam potong, dan usaha penyewaan perlengkapan pengantin.
"Kami juga berduka atas kebakaran Pasar Tempe, dan kami berharap bahwa kebijakan yang keluar bisa ditimbang baik-baik agar tidak ada yang dirugikan," katanya.
Sejauh ini, sudah ada 12 kepala keluarga yang tidak sepakat dan bertandatangan dengan didirikannya pasar darurat tersebut di badan jalan.
Pemprov Sulsel Hadiahkan ATM Beras untuk Warga Makassar
Ketua PN Pangkajene Lantik 35 Anggota DPRD Pangkep Terpilih, Ini Nama-namanya
Berzina dengan Oknum Bidan, Bripka D Diarak Telanjang oleh Warga
Dari pantauan Tribun Timur, sebelah utara dan selatan bangunan Pasar Tempe, Jl Andi Parenrengi dan Jl Bau Munawarah sudah berdiri lapak-lapak baja yang dibangun Pemda.
Sebelah barat, proses pembangunan masih berlangsung.
Salah safu pedagang korban kebakaran, Alimuddin berharap, Pemda Wajo yang telah mengeluarkan statement akan menggratiskan ke para korban biaya pembangunan.
"Semoga betul-betul gratis, kita harap pemerintah bisa membantu kita, biaya ganti rugi atau apalah," katanya.
Pasar Tempe sendiri, yang beroperasi berkisar tahun 1960-an, beroperasi pada hari Minggu dan Rabu.
Diketahui, ada 64 kios, 448 los, 180 pedagang tanpa tempat dengan izin SIPT, dan 102 pedagang tanpa SIPT yang menempati pelataran pasar yang menjadi korban.
Beruntung tak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir hingga miliaran rupiah. (TribunWajo.com)
Laporan wartawan Tribun Timur @dari_senja
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: