Kenalkan Yohanes Korang, Satu-satunya Pengrajin Tulang Kerbau di Toraja
Seperti, patung yang meyerupai manusia atau dalam bahasa Toraja disebut tau-tau serta kalung hingga gelang.
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Ansar
TRIBUNTORAJA.COM,MAKALE--Yohanes Korang (65) pria asal Desa Banga', Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja satu-satunya pengarajin Buku Tedong (tulang kerbau) yang ada di Toraja, Jumat (23/8/2019).
Berbagai kerajinan diciptakan Korang dengan memanfaatkan bahan dari tulang kerbau.
Seperti, patung yang meyerupai manusia atau dalam bahasa Toraja disebut tau-tau serta kalung hingga gelang.
Hal tersebut sudah digeluti oleh Korang saat dirinya masi berusia 25 tahun.
Prihatin, Polsek Mamasa Beri Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Kole
Unggul Babak Pertama, PSM Akhirnya Gagal Raih Kemenangan Lawan Sleman
Terbongkar! Kisah Percintaan Raffi Ahmad & Desy Ratnasari, Suami Nagita Slavina Sempat Kirim Bunga
"Saya ini sudah lama kerja, sejak masi usia 25 tahun, saat itu juga mulai turis (bule) masuk ke Indonesia," ucapnya saat ditemui Tribun disela-sela proses ritual adat di Desa Banga', Kecamatan Rembon.
Keahlian Korang dalam mengkreasikan tulang kerbau menjadi sebuah kerajinan yang mempunyai harga seni yang tinggi.
Bahkan, hasil karyanya sudah terjual hingga ke mancanegara.
Korang merajut tulang kerbau disebuah pondok kecil yang berada di Desa Banga', Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja.
Bahan yang digunakan oleh Korang semuanya menggunakan bahan tradisional.
Seperti rotan sebagai pengganti benang dan kulit kambing untuk baju tau-tau yang dibuatnya.
Sementara, alat yang digunakan oleh Korang untuk menciptakan karyanya masi terbilang sederhana. Seperti pahat, palu dan juga kapak.
Prihatin, Polsek Mamasa Beri Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Kole
Unggul Babak Pertama, PSM Akhirnya Gagal Raih Kemenangan Lawan Sleman
Terbongkar! Kisah Percintaan Raffi Ahmad & Desy Ratnasari, Suami Nagita Slavina Sempat Kirim Bunga
Dalam setiap harinya Korang mencari dan mengumpulkan tulang kerbau yang dibuang oleh masyarakat setelah proses pelaksanaan adat kematian.
Saat terkumpul, tulang kemudian dibersihkan dan dipisahkan sesuai bentuk dan ukuran.
Tulang kemudian dibentuk dan dipahat sesuai keinginan.
Korang yang kesehariannya disapa Ambe Tato' kora itu, tidak perna berhenti untuk terus berkarya.
Dia juga menjadi satu-satunya pemahat tulang kerbau yang ada di Toraja, yang seharusnya memerlukan perhatian dari Pemerintah. (*)
Laporan Wartawan : TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: