Rocky Gerung
ILC TV One, Rocky Gerung Tanya Ara Seberapa Dekat Anda dengan Presiden? Untung Ada Karni Ilyas
ILC TV One, Rocky Gerung Tanya Ara Seberapa Dekat Anda dengan Presiden? Untung Ada Karni Ilyas
TRIBUN-TIMUR.COM - ILC TV One, Rocky Gerung Tanya Ara Seberapa Dekat Anda dengan Presiden? Untung Ada Karni Ilyas
Rocky Gerung langsung memberi pertanyaan kepada politisi PDIP Maruarar Sirait saat dapat kesempatan di ILC TV One tadi malam.
Pasalnya, saat Maruarar Sirait alias Ara komentar, beberapa kali nama Rocky Gerung disebut.
Sherly Annavita Sindir Jokowi di ILC TVOne, Rocky Gerung, Fadli Zon, Tsamara Amany Lakukan Hal Ini
ILC TV One yang diasuh Karni Ilyas kembali hadir Selasa (20/8/2019) tadi malam.
ILC menghadirkan sejumlah narasumber membahas Perlukah Ibu Kota Pindah.
Rocky Gerung juga hadir. Rocky Gerung banyak disebut saat dua narasumber; Tsamara Amany (PSI) dan Maruarar Sirait bicara.
"Nama saya banyak disebut-sebut oleh ARA (Maruarar Sirait), seberapa dekat anda dengan Presiden, ARA," tanya Rocky Gerung saat dapat kesempatan bicara.
"Yang penting adalah saya bisa menyampaikan apa yang saya dengar. kalau kita dekat kita tidak minta proyek," balas ARA.
Namun Rocky Gerung minta Ara menjawab pertanyaannya.
"Seberapa dekat Anda dengan PResiden? Sangat dekat, dekat dst?" tanya Rocky Gerung.
Namun Ara tak kunjung menjawab pertanyaan Rocky Gerung dan memilih membahas hal lain.
Presiden ILC TV One Karni Ilyas akhirnya menengahi perdebatan Ara dan Rocky Gerung.
Rocky Gerung masih berusaha mendapat jawaban dari Ara seberapa dekat dia dengan Presiden.
"Karena Presiden bilang tidak ada beban (pindahkan ibu kota) bukan karena tidak ada badut. Karena memang ini periode terakhir. Ini peluang terjadinya korupsi karena tidak ada beban, parpol koalisinya juga bisa berpandangan demikian tidak ada beban," kata Rocky Gerung mengawali ulasannya.
Di layar ILC TV One, Maruarar Sirait dan Tsamara Amany tampak serius menulis sesuatu di atas kertas.
Sementara Fadli Zon tampak senyum-senyum mendengar ulasan Rocky Gerung.
Simak video selengkapnya:
Curhat Sherly Annavita Setelah Presiden Mau PIndahkan Ibu Kota
Indonesia Lawyers Club (ILC) tayang di TVOne, Selasa (20/8/2019) malam, membahas tema Perlukah Ibu Kota Dipindahkan?
Diketahui, rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Acara yang dipandu jurnalis senior Karni Ilyas ini menghadirkan sejumlah narasumber membahas topik ini.
Narasumber tersebut yakni penulis Prof Salim Said, budayawan Ridwan Saidi, pengamat Rocky Gerung, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait, politisi Gerindra Fadli Zon, politisi PKS Fahri Hamzah, politisi muda PSI Tsamara Amany, dan politisi Nasdem Teuku Taufiqulhadi.
Selain itu, Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo dan pengamat tata kota Yayat Supriatna.
Salah satu narasumber yang menarik perhatian yakni kehadiran millenial influencer Sherly Annavita.
Baca: Bagian Sensitif Disentuh Pria Lain Jelang Pernikahan, Bidan Kaget
Baca: Bupati Bongkar Prostitusi Kolong Meja Warung Kopi, Ditawari Esek-esek Saat Menyamar Jadi Pelanggan
Pada penampilannya di ILC TV One malam tadi, Sherly langsung menyampaikan kritik ke Jokowi terkait rencana pemindahan ibu kota tersebut.
Setelah Sherly Annavita sindir Jokowi, Rocky Gerung, Fadli Zon, hingga Tsamara Amany, malah lakukan hal ini.
Reaksi spontan Rocky, Fadli, dan Tsamara, usai Sherly memberikan pernyataan terlihat pada cuplikan video yang dilansir akun Youtube Indonesia Lawyers Club.

Di awal pemaparannya, Sherly menyampaikan pandangannya terkait rencana pemindahan ibu kota dari perspektif kalangan millenial.
"Sebagaimana kita ketahui pemindahan ibu kota ini bukan wacana baru kata Bang Fadli, ini sudah diwacanakan presiden-presiden sebelumnya," kata Sherly.
"Namun alasan utama Presiden yang sama-sama kita saksikan di awal program ini setidaknya ada empat hal yang ingin saya highligt bang karni. Yang pertama alasannya terkait banjir, macet, polusi, da. perataan tanah," ujarnya.
Menurut Sherly, alasan yang disampaikan Jokowi itu justru menohok kapasitasnya sendiri dalam memerintah.
"Alasan ini sebenarnya menohok kapasitas Pak Jokowi sendiri dalam memerintah," ujarnya.
Sherly pun menyinggung program besar Jokowi saat mencalonkan diri sebagai gubernur hingga Presiden.
"Karena bukankah salah satu program besar Pak Jokowi mencalonkan diri jadi Gubernur dan menjadi Presiden adalah penanganan semua keruwetan Jakarta yang di dalamnya termasuk banjir, macet, polusi, dan lain-lain," jelasnya.
"Jadi ketika sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota ini karena macet, banjir, dan polusi seperti yang tadi sama-sama kita dengar.
Maka seolah beliau sedang mengonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau saat Pilgub bahkan Pilpres," kata Sherly disambut aplaus.
Dalam cuplikan video ILC TV One, Rocky Gerung yang duduk berdampingan Fadli Zon terlihat tertawa setelah Sherly menyampaikan sindiran itu.
"Atau kegagalan beliau sebagai seorang gubernur atau presiden?," tanya Sherly lagi.
Pada cuplikan video itu, giliran Tsamara Amany terlihat menyunggingkan senyum saat Sherly menyampaikan pernyataannya.
Rencana Pemindahan Ibu Kota

Diketahui, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memindahkan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke wilayah di Kalimantan.
Hingga kini belum diketahui, manakah kota atau daerah di Pulau Kalimantan yang akan jadi Ibu Kota RI yang baru.
Namun, pilihan provinsi calon Ibu Kota baru telah mengerucut, yaitu Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah.
Saat sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Jokowi menyampaikan rencana tersebut.
"Pada kesempatan yang bersejarah ini, dengan memohon ridha Allah SWT.
Dengan meminta izin dan dukungan dari bapak ibu anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa, terutama dari seluruh rakyat Indonesia.
Dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi menambahkan, ibu kota bukan sekadar simbol identitas bangsa.
Menurut dia, ibu kota juga merupakan representasi kemajuan bangsa.
Karena itu, Presiden mengatakan, pemindahan ibu kota bertujuan pemerataan dan keadilan ekonomi di Indonesia.
"Ibu kota yang bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa," ucap Jokowi.
"Ini demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya," kata dia.
Rencana Jokowi memindahkan ibu kota ini menuai respons beragam dari para elite.
Ada yang mendukung, tak sedikit yang mengkritiknya.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Oesman Sapta Odang (OSO), misalnya.
Masih dalam sidang yang sama, OSO mendukung rencana Jokowi memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan.
"Kami mendukung pemerintah untuk segera merealisasikan rencana pemindahan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan," ujar OSO.
Dalam pidato tersebut, OSO juga mengatakan, DPD akan konsisten dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah di seluruh Indonesia.
"Kami akan melakukan pemanataun dan evaluasi atas raperda dan perda sebagaimana amanat UU Nomor 2 Tahun 2018," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengkritik rencana pemindahan ibu kota.
Menurut Fahri, Jakarta terlalu bersejarah untuk ditinggalkan.
Sebab, di Jakarta, tersimpan "peninggalan" bersejarah yang diwariskan para pendiri bangsa.
"Sebetulnya sulit meninggalkan Jakarta sebagai ibu kota."
"Terlalu bersejarah legacy dari Bung Karno dan banyak sekali hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan dari kota ini," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7/2019).
Ia juga mengatakan, riset pemerintah tentang alasan memindahkan ibu kota terlalu dangkal.
Jokowi pun, menurut Fahri, tidak mendapat "feeding" yang baik dari menteri-menterinya.
Fahri menilai, alih-alih memindahkan ibu kota, akan lebih bijak jika pemerintah melaksanakan pemerataan kebijakan yang tidak hanya di Jakarta, tetapi juga wilayah-wilayah lainnya.
"Saya ingin pemerintah itu mengerti posisi Jakarta," kata dia.(TRIBUN-TIMUR.COM)