Nobar Film Rayuan Pulau Palsu, Aliansi dan Masyarakat Kaji Dampak Reklamasi Pangaliali Majene
Pemutaran film dokumenter produksi Watch Doc ini berlangsung di Lingkungan Cilallang, Kelurahan Pangaliali, Banggae, Majene, Jumat malam (16/8/2019).
Penulis: edyatma jawi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE -- Aliansi Selamatkan Nelayan dan Pesisir bersama masyarakat, nonton bareng film dokumenter Rayuan Pulau Palsu.
Pemutaran film dokumenter produksi Watch Doc ini berlangsung di Lingkungan Cilallang, Kelurahan Pangaliali, Banggae, Majene, Jumat malam (16/8/2019).
Koordinator aliansi, Muhlis mengatakan, pemutaran film bertujuan memantik kesadaran masyarakat tentang dampak reklamasi. Sebab pesisir daerah ini juga tengah direklamasi.
Reklamasi itu merupakan proyek Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, berupa pembangunan pengaman pantai Cilallang.
Jadi Trending Topic di Twitter, Aksi Jan Ethes Cucu Jokowi di HUT ke-74 RI Bikin Gemas, Cek Videonya
BIKINBIKIN Creative Hub Resmi Hadir di Nipah Mall
RAMALAN ZODIAK MINGGU 18 Agustus 2019 Taurus Cemas, Cancer Jangan Terlalu Baik & Aquarius Beruntung
Ustadz Yusuf Mansur Doakan Ustadz Abdul Somad, Ungkap Kerinduan Kepada Dosen UIN Itu, Apa Terjadi?
Reklamasi ini dilakukan sepanjang 380 meter di pesisir pantai depan pemukiman warga Tanangan hingga Cilallang, Kelurahan Pangaliali. Lebarnya hingga belasan meter menjorok ke laut.
"Kita mau kasi bukti, untuk lebih meyakinkan masyarakat. Apa yang kami bawa ke masyarakat itu punya bukti," ujar Muhlis.
Kata Muhlis, dampak reklamasi yang menghabiskan Rp7,4 miliar ini telah menyisakan penderitaan masyarakat di berbagai daerah. Masyarakat banyak yang tergusur dari lahan penghidupan dan tempatnya bermukim. Itu dikhawatirkan akan terjadi pula pada masyarakat Majene.
Pengaman pantai di daerah ini merupakan rangkaian master plan pembangunan Water Front City (WFC) di Majene.
WFC yang diwacanakan untuk penataan sepanjang pesisir Majene, mulai Pangaliali hingga Pantai Dato' Majene.
Menurut Muhlis, WFC tidak pro pada nelayan. Diberbagai daerah, WFC seperti itu telah menggusur masyarakat di pesisir.
"Kemungkinan besar akan digusur, itu dampak jangka panjangnya. Cuman masyarakat banyak yang nda tau dampak jangka panjangnya," ujar Mahasiswa Hukum, UMI Makassar ini.
Ia berharap, masyarakat berani menolak reklamasi ini. Muhlis dan rekannya pun akan turut mendampingi.
Anggota aliansi lainnya, Abdul Rahman Wabah menambahkan, pemutaran film ini sebagai bentuk edukasi pada masyarakat.
Melalui film itu digambarkan dampak jangka pendek hingga jangka panjangnya reklamasi. Seperti yang terjadi di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia.
"Kami berkesimpulan proyek ini disorientasi dan telah memberikan dampak signifikan langsung terhadap nelayan," katanya.
Pemuda yang akrab disapa Mamang ini, telah observasi lapangan bersama anggota aliansi lainnya.
Mereka juga menyebar kuisioner untuk menggali tanggapan dan keluhan masyarakat terkait reklamasi ini.
Hasilnya didapatkan data sejumlah kapal nelayan rusak. Kapal nelayan rusak lantaran tidak tersedia kawasan tambatan kapal.
Saat ini lokasi tambatan perahu telah disingkirkan melalui reklamasi. Pekerja proyek memang membangun penahan ombak untuk tambatan kapal, namun tak memadai. Ukurannya kecil dan sangat dekat dengan tanggul.
Alhasil, kapal nelayan yang ditambatkan di tempat itu saling berbenturan akibat hempasan ombak.
"Masyarakat mengeluhkan janji pemerintah yang awalnya ada pemecah ombak di luar untuk melindungi kapal mereka. Tapi itu tidak terealisasi, yang ada hanya tanggul," ucapnya. (Tribun Majene.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Jadi Trending Topic di Twitter, Aksi Jan Ethes Cucu Jokowi di HUT ke-74 RI Bikin Gemas, Cek Videonya
BIKINBIKIN Creative Hub Resmi Hadir di Nipah Mall
RAMALAN ZODIAK MINGGU 18 Agustus 2019 Taurus Cemas, Cancer Jangan Terlalu Baik & Aquarius Beruntung
Ustadz Yusuf Mansur Doakan Ustadz Abdul Somad, Ungkap Kerinduan Kepada Dosen UIN Itu, Apa Terjadi?