Update Kematian Paskibra Aurellia Qurratu Aini, Tiada Bukti Meninggal Karena Kekerasan, Akhir Kasus
Update kematian Paskibraka Aurellia Qurratu Aini, tak ada bukti meninggal karena kekerasan dan akhir kasus itu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Update kematian Paskibraka Aurellia Qurratu Aini, tak ada bukti meninggal karena kekerasan dan akhir kasus itu.
Sempat berhembus kabar jika Aurellia Qurratu Aini meninggal setelah dianiaya dan kerasnya latihan dari senior.
Namun, itu tidak ada bukti.
Begini penjelasan selengkapnya.
Kasus kematian anggota Paskibraka Tangerang Selatan, Aurellia Qurratu Aini menemui titik terang.
Polisi telah menghentikan penyelidikan setelah tidak menemukan adanya unsur pidana.
Jauh sebelum penetapan tersebut dilakukan, kasus kematian Aurellia Qurratu Aini sekaligus siswi kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD pada 1 Agustus 2019 lalu sempat menjadi bola liar.
Pihak keluarga menduga, kematian anaknya tidaklah wajar setelah melihat beberapa luka lebam pada sekujur tubuhnya.
Belum lagi orangtua yang mengetahui pelatihan dalam Paskibraka yang diikuti Aurellia Qurratu Aini begitu ekstra seperti berlari dengan mengantongi 3 Kg pasir, push up hingga memakan jeruk beserta kulitnya.
Berbekal keterangan yang sempat viral di media massa, polisi Tangsel langsung melakukan penyelidikan.
Namun, penyelidikan yang dilakukan selama dua pekan akhirnya dihentikan setelah penegak hukum tidak menemukan adanya tindakan kekerasan.
"Iya (dihentikan). Karena penyelidikan yang kita lakukan ini sudah menyimpulkan bahwa meninggalnya Aurellia Qurratu Aini ini tidak ditemukan bekas penganiayaan sehingga kesimpulan kita dari kacamata hukum, tidak ada unsur pidana," kata Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan, Selasa (13/8/2019).
Bahkan setelah adanya hasil tersebut, pihak kepolisian beserta Wali Kota Tangerang Selatan, Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Pemerhati dan Psikolog Anak, hingga kedua orang tua Aurellia Qurratu Aini menggelar pertemuan.
"Orangtua datang bukan untuk mencari siapa yang harus bersalah, tapi menyampaikan kalau mereka berusaha tegas untuk Paskibraka untuk buktikan dengan menghilangkan budaya tidak baik," kata AKBP Ferdy Irawan.
Memeriksa 30 Orang Saksi
Dalam melakukan penyelidikan kasus Aurellia Qurratu Aini, pihak kepolisian telah memeriksa saksi.
Para saksi tersebut merupakan orangtua, pelatih dari PPI, hingga rekan Aurellia Qurratu Aini yang turut bergabung dalam 50 anggota Paskibraka.
"Setelah kematian Aurellia Qurratu Aini hingga tanggal 13 Agustus kemarin, tim bekerja dan sudah klarifikasi bahwa tidak ada unsur kekerasan setelah melakukan pemeriksaan terhadap 30 orang," kata AKBP Ferdy Irawan.
Selain saksi yang berkaitan dengan Paskibraka, polisi juga meminta keterangan seseorang yang memandikan jenazah Aurellia Qurratu Aini.
Ini untuk memperkuat pernyataan orangtua yang melihat adanya luka pada sekujur tubuh Aurellia Qurratu Aini.
"Kami juga sudah mengambil keterangan yang memandikan jenazah pada saat Aurellia Qurratu Aini dimandikan. Setelah dirangkaikan semua kita belum menemukan adanya aksi penganiayaan ataupun tindakan kekerasan yang dialami almarhumah," sambungnya mengatakan.
Memeriksa CCTV
Penyelidikan pihak kepolisian bukan berhenti pada keterangan saksi, melainkan memeriksa bukti lain.
AKBP Ferdy Irawan mengatakan, pihaknya juga memeriksa CCTV di mana para anggota Paskibraka Tangsel melakukan pelatihan.
"CCTCV juga kami sudah periksa. belum kami temukan fakta-fakta yang mengarah pada kekerasan fisik secara langsung, misalnya dipukul atau ditempeleng, itu belum kami temukan," katanya.
AKBP Ferdy Irawan menegaskan, luka yang ada pada tubuh Aurellia Qurratu Aini hanya ada pada telapak tangan.
Ia menduga ini merukan hasil dari latihan untuk menduduk kekutan fisik dengan push up secara mengepal.
"Ada luka, tapi tidak sekujur tubuh. Ini pada tangan aja mungkin karena proses latihan ya itu tadi untuk menguatkan fisik dan kedisiplinan," paparnya.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany Meminta Maaf
Peristiwa meninggalnya Aurellia Qurratu Aini membuat Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany angkat bicara.
Airin Rachmi Diany meinta maaf kepada orangtua korban yang menduga meninggal dunia karena pelatihan Paskibraka.
"Saya meminta maaf kepada kedua orangtua Aurellia Qurratu Aini. Di depan media ini saya meminta maaf dengan adanya kasus kaka Aurellia Qurratu Aini," kata Airin Rachmi Diany.
Dengan adanya kasus tersebut, Airin Rachmi Diany langsung turun tangan untuk mengevaluasi pelatihan Paskibraka yang selama ini dibawah tangan PPI.
Evaluasi yang dilakukan dengan menghadirkan petugas medis untuk mengecek kesehatan anggota paskibra baik sebelum dan sesudah latihan.
"Nanti ada juga tim psikolog. Karena dengan adanya kasus Aurellia Qurratu Aini ini pasti teman-teman yang lain juga pasti mensugesti yang luar biasa. Jadi kita sudah sediakan psikolog," tutupnya mengatakan.(*)