Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Takluk dari Tira Persikabo, Ini Profil PSIS Semarang

Ciro kemudian melepaskan tendangan ke arah gawang yang tak mampu dijangkau Jandia Eka Putra di menit ke-58.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
int
PSIS Semarang 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- PSIS Semarang menjadi trending topic google, Sabtu (3/8/2019)

Pembahasan yang beredar yakni gagalnya PSIS Semarang memanfaatkan kesempatan untuk menang.

PSIS gagal memanfaatkan kesempatan sebagai tuan rumah usai takluk 2-0 dari Tira Persikabo.

Padahal tertandingan tersebut dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2019.

Kekalahan PSIS itu terjadi di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jumat (2/8/2019) sore.

Dilansir dari Tribun Jateng, dua gol Tira Persikabo dicetak oleh Wawan Febrianto pada menit ke-44, dan di menit ke-58 melalui Ciro Alves.

Pasca tertinggal di babak pertama, PSIS di babak kedua mencoba menyamakan kedudukan.

Namun alih-alih mencetak gol. Gawang Jandia Eka Putra justru kembali kebobolan.

Berawal dari umpan kurang sempurna Arthur Bonai ke Fredyan Wahyu Sugiantoro, bola kemudian direbut penyerang tira Persikabo, Ciro Alves.

Ciro kemudian melepaskan tendangan ke arah gawang yang tak mampu dijangkau Jandia Eka Putra di menit ke-58.

Pasca tertinggal 2-0, PSIS mencoba terus mengejar ketertinggalan. Beberapa pemain dimasukkan seperti Komarodin, Tegar Infantrie, dan Bayu Nugroho.

15 Menit jelang pertandingan berakhir, PSIS terus menggempur gawang Teguh Amirudin. Namun hingga peluit akhir dibunyikan oleh wasit Okky Dwi Putra, PSIS gagal mencetak satupun gol.

Skor 2-0 bertahan hingga akhir laga untuk tim tamu.

Kekalahan PSIS atas Tira Persikabo ini menjadi kekalahan ketiga PSIS di kandang sendiri. Sebelumnya PSIS pernah merasakan kalah di kandang sendiri saat menjamu Kalteng Putra dan Persib Bandung.

Laskar Mahesa Jenar

Dilansir dari wikipedia, Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS Semarang adalah klub sepak bola yang bermarkas di kota Semarang, Indonesia dengan tempat berlatih dan bertanding di Stadion Jatidiri Semarang.

Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar". PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000).

PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia.

PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Sejarah

Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial.

Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911.

UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan.

Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.

Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran.

Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV).

Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.

Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto).

Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS).

PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.

Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri.
Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.

Prestasi

Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia.

Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tetapi juga tidak bisa dikatakan jelek.

Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara pada tahun 1987.

Kala itu PSIS Semarang yang diperkuat Lagenda Besar Ribut Waidi mengalahkan Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Syaiful Amri.

Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA Games yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura Jayapura.

Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.

Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999.

Pada musim 2006 PSIS menjadi runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2.

Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai runner-up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.

Kiprah PSIS di Liga Indonesia

Era Perserikatan

Sebelum adanya Liga Indonesia, kompetisi masih terbagi 2 yaitu Perserikatan dan Galatama dan PSIS ikut dalam Kompetisi Perserikatan.

Dan tinta emas yang pernah diraih PSIS di Era Perserikatan adalah Juara Liga Perserikatan musim 1986/1987.

Sepak terjang PSIS di Liga Perserikatan musim 1986/1987, PSIS tergabung di Grup Wilayah Timur bersama Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, Perseman Manokwari, PSM Ujungpandang dan Persiba Balikpapan di Babak Pertama.

PSIS berhasil menjadi juara grup setelah mengumpulkan 14 poin hasil dari 5 kali kemenangan, 4 kali imbang dan sekali kalah, berjarak 2 poin dari runner up grup, Persebaya Surabaya, yang juga meraih tiket ke babak 6 besar bersama PSIS dan peringkat tiga grup, Persipura Jayapura.

Di babak 6 besar, selain berjumpa dengan Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya, PSIS juga berjumpa dengan tim dari grup wilayah barat, yakni Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSMS Medan.

Kali ini dalam klasemen akhir, PSIS harus berada di posisi ke dua di bawah Persebaya.

Walaupun berada di posisi kedua, PSIS berhak melaju ke Partai Grand Final melawan posisi pertama, Persebaya Surabaya di Stadion Utama Senayan.

Di pertandingan final tanggal 11 Maret 1987, PSIS berhasil menobatkan diri sebagai juara Liga Perserikatan musim 1986/1987 dengan kemenangan tipis 1-0 atas Persebaya Surabaya melalui sundulan Saiful Amri.

Sebagai Juara Liga Perserikatan, PSIS pun dikirim ke Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 di Brunei Darussalam.

Prestasinya pun cukup membanggakan, yakni menjadi runner-up setelah dikalahkan Malaysia 1-4 di Final.

Sepak Bola Gajah

Langkah yang susah payah dibangun sejak awal musim 2014 harus berakhir tragis di pertandingan akhir yang hanya memperebutkan posisi juara grup dan runner up dengan PSS Sleman.

Elang Jawa dan PSIS Semarang terlibat sepak bola gajah dimana kedua klub sama - sama menginginkan kekalahan agar tidak bertemu dengan Pusamania Borneo F.C.

Hingga terjadi peristiwa 5 gol bunuh diri dalam 7menit, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan score 2-3 untuk kemenangan PSS Sleman.

Manajemen berdalih melakukan hal tersebut karena menghindari mafia persepak bolaan Indonesia, mereka menilai Pusamania Borneo F.C. sudah diset untuk menjuarai Divisi Utama sehingga mereka hindari.

Akibat dari Skandal ini, Laskar Mahesa Djenar didiskualifikasi dari babak 8 Besar.

Sedangkan beberapa staf termasuk Eko Riyadi serta pemain - pemain mendapat hukuman dari sanksi ringan hingga hukuman seumur hidup tak boleh terlibat dalam persepakbolaan Indonesia.

Supporter dan Rivalitas

Supporter Pendukung PSIS Semarang menyebut diri mereka Panser Biru (Pasukan Pendukung Semarang Biru) dan Snex (pendukung Semarang Ekstrem) pendukung yang paling bersemangat dan fanatik di Indonesia.

Panser Biru Blue Panzer lahir pada tanggal 25 Maret 2001 dan melalui proses yang panjang.

Ketika PSIS menjadi juara pada tahun 1999, Sebenarnya sudah banyak penggemar Laskar Mahesa Jenar di Semarang dan sekitarnya yang memberi dukungan loyal, tetapi ketika belum terkoordinasi dengan baik.

Seiring dengan PSIS yang terdegradasi ke Divisi I, beberapa pendukung fans ingin membentuk sebuah organisasi yang terkoordinasi yang pertama di Semarang yang baik dan rapi.

Oleh karena itu 22 Oktober 2000 di Gedung Berlian Semarang, sekitar 15 pendukung fanatik mengadakan konferensi pertama.

Akhirnya setuju pada hari itu untuk mendirikan Forum Peduli PSIS Semarang.

Mereka kemudian melanjutkan dilanjutkan dengan konferensi pada 29 Oktober 2000 yang dihadiri oleh sekitar 35 orang.

Sampai pada akhirnya pada 5 November 2000 di GOR Tri Lomba Juang, membentuk Panser Biru.

Biru berarti Warna Biru (warna kebanggaan PSIS Semarang Jersey) dan panser berarti Panzer / Tank menunjukkan berjuang dari PSIS Suporter.

Snex (Pendukung Semarang Ekstrem) sebenarnya merupakan bagian dari Panser Biru, namun 20 Maret 2005 mereka menjadi sebuah organisasi independen.

Rivalitas

Rivalitas yang paling utama adalah persaingan dengan Persijap Jepara dengan pendukung mereka disebut Banaspati dan The Jet Man, klub dari kota berbeda tetapi dari provinsi yang sama yaitu Jawa Tengah.

Derby itu adalah di derby yang paling panas dan emosional di Indonesia setelah Persija Jakarta dengan mereka The Jack vs Persib bandung dengan Bobotoh mereka.

Telah terjadi beberapa kasus kekerasan termasuk tahun 2009, ketika kelompok Persijap Jepara pendukung akan pergi ke Jakarta (karena akan melawan Persija Jakarta), mereka dicegat di Semarang, 3 bus yang mereka tumpangi dilempari batu, 2 bus melewati dan 1 bus berhenti di Semarang, semua fans yang berada di bus mengalami luka-luka serius.

Beberapa pendukung PSIS Semarang juga pernah menyanyikan yel - yel pertandingan yang berisi ungkapan benci kepada warga Godong, Grobogan karena pernah dicegat di Purwodadi, Grobogan pada 5 Mei 2013.

Sebenarnya masalah tersebut disebabkan oleh beberapa oknum supporter PSIS Semarang yang membuat beberapa keributan seperti mencuri dan menjarah warga ketika mereka hendak mengunjungi Purwodadi, Grobogan untuk mendukung kesebelasan kesayangannya, PSIS Semarang melawan Persipur Purwodadi.

Ketika mereka pulang ke semarang, semua PSIS pendukung dicegat oleh waga Godong, Grobogan yang melampiaskan kemarahannya dan tidak dapat dievakuasi sampai 18 jam.

Rival lainnya adalah dengan suporter Persip Kota Pekalongan.

Data PSIS Semarang:

Nama: PSIS Semarang

Nama lengkap: Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang

Julukan: Laskar Mahesa jenar

Laskar Bumi Atlas

Berdiri: 18 Mei 1932

Stadion: Jatidiri, Semarang

(Kapasitas: 45.000)

Pemilik: PT. Mahesa Jenar Semarang

CEO: Yoyok Sukawi

Manajer : Wahyu Winarto

Pelatih Bendera : Jafri Sastra

Liga: Liga 1

Liga 1 2018: Peringkat 10

Kelompok suporter:

Panser Biru

Snex Mania

Liga Perserikatan

  1. 1986/1987 - Juara
  2. 1936 - Juara III
  3. 1959 - Juara III
  4. 1950 - Semifinalis
  5. Divisi I 1983 - Juara
  6. Divisi I 1979 - Juara III

Divisi Utama Liga Indonesia/LIGA 1

  1. 1998-1999 - Juara
  2. 2006 - Runner Up
  3. 2005 - Juara III

(sebelum era Liga Super Indonesia di tahun 2008, Divisi Utama Liga Indonesia merupakan kasta tertinggi persepak bolaan Indonesia)

Divisi I Liga Indonesia/ LIGA 2

  1. 2001 - Juara
  2. 2017 - Juara III

Prestasi Lainnya

  1. Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 - Runner Up
  2. Invitasi Perserikatan U-23 1981 - Juara
  3. Piala Siliwangi 1983 - Juara
  4. Piala Soeratin 2002 - Runner Up (PSIS U-18)
  5. Piala Soeratin 2003 - Runner Up (PSIS U-18)
  6. Piala Soeratin 2004 - Juara (PSIS U-18)
  7. Piala Soeratin 2010 - Runner Up (PSIS U-18)
  8. Piala Soeratin Tingkat Jateng 2010 - Juara (PSIS U-18)
  9. Piala Tugu Muda 1978 - Juara
  10. Piala Bupati Batang 2002 - Juara
  11. Piala Emas Bang Yos (PEBY) 2005 - Juara III
  12. Piala Emas Bang Yos (PEBY) 2006 - Runner Up
  13. Piala Kampoeng Semawis 2009 - Juara
  14. Piala Polda Jateng 2015 - Juara

Sumber berita: https://jateng.tribunnews.com/2019/08/02/psis-vs-tira-persikabo-kekalahan-ketiga-mahesa-di-kandang-the-army-belum-terkalahkan
Foto: ISTIMEWA
PSIS Semarang Vs Arema FC di Piala Gubernur Kaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved