Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Demi Biaya Masuk SMP, Gadis DSP Nekat Jual Keperawanan Rp 10 Juta, Begini Kronologi Penyelamatan

Demi biaya masuk SMP, gadis DSP nekat jual keperawanan Rp 10 juta dibantu tante. Sungguh memiriskan.

Editor: Edi Sumardi
THINKSTOCK
Ilustrasi korban pelecehan seksual. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Demi biaya masuk SMP, gadis DSP nekat jual keperawanan Rp 10 juta dibantu tante.

Sungguh memiriskan.

Seorang lulusan Sekolah Dasar (SD) berinisial DSP (14), nekat menjual keperawanan seharga Rp 10 juta demi biaya masuk Sekolah Menengah Pertama ( SMP ).

Pengakuan korban bikin miris karena orang yang mengatur praktik prostitusi itu adalah bibinya.

Entah apa yang ada di benak SZ (23), warga Jalan Kesatria, Kelurahan Satria, Binjai, Sumatera Utara hingga tega menjual keponakannya sendiri.

Tak sendiri, SZ melancarkan aksinya bersama SA (40) yang diketahui merupakan seorang muncikari.

Beruntung, sebelum sempat dijual, DSP berhasil diselamatkan oleh petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Sunggal.

Dikutip dari Tribun Medan, ia diselamatkan saat berada di Hotel Milala di Desa Mulirejo, Kecamatan Sunggal, Binjai pada Rabu (17/7/2019) lalu.

Bak adegan dalam film laga, terbongkarnya modus perdagangan anak ini bermula dari penyamaran petugas kepolisian.

Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu M Syarif Ginting menjelaskan pihaknya mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada anak di bawah umur yang akan dijual kepada pria hidung belang.

"Beruntung, penerima tawaran adalah polisi yang menyaru," kata Syarif seperti dilansir Tribun Medan, Selasa (23/7/2019).

Mengetahui hal ini, Polsek Sunggal lantas bergerak cepat untuk meringkus para pelaku dengan menyamar sebagai pembeli.

Setelah sepakat, para petugas langsung menuju Hotel Milala yang menjadi tempat kejadian perkara.

Di sana, SZ dan SA meminta uang sebesar Rp10 juta sebagai jasa untuk mendapatkan layanan DSP.

"Korban dijual Rp 10 juta. Kita kasih Rp 5 juta dan akan membayar sisa kekurangan via ATM," ungkap Syarif mengatakan.

"Begitu kedua pelaku beranjak pergi dengan uang yang sudah di tangan, keduanya langsung diringkus,” katanya menyambung.

Belakangan terungkap dari hasil pemeriksaan awal, SA berperan sebagai muncikari, sedangkan SZ adalah adik dari ibu kandung korban.

Lantaran belum bertemu keluarganya, DSP kini dipulangkan ke rumah kakeknya di Kuala, Langkat.

DSP rupanya tahu dirinya akan dijual kepada pria hidung belang oleh sang bibi.

Tak kalah menyayat hati, ia ternyata nekat melakukannya demi mendapatkan biaya masuk SMP.

"Sewaktu diamankan, korban juga berada di TKP. Tapi dia kini sudah kita pulangkan. Korban tahu mau dijual, " kata Iptu M Syarif Ginting.

"Katanya hasil itu untuk biaya sekolah. Dari uang Rp 10 juta itu korban belum tahu dijanjikan mendapatkan bagian berapa.  Cuma memang katanya untuk biaya masuk SMP korban," lanjutnya mengatakan.

Alhasil, atas perbuatannya, SZ dan SA kini terancam hukuman kurungan.

Keduanya dikenakan pasal tindak pidana penjualan anak di bawah umur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU RI No 21 tahun 2007 tentang Perdagangan Orang.

Tak main-main, mereka terancam hukuman 5 tahun penjara. 

Jual Keperawanan untuk Bayar Utang

Pada tahun 2018 lalu, seorang siswi sebuah SMA negeri di Tangerang, Provinsi Banten terpaksa menjual keperawanan demi membayar utang.

Ironisnya, perbuatan terlarangnya saat itu ia lakukan saat baru saja mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ).

Inilah cerita lengkapnya seperti yang diceritakannya kepada reporter TribunJakarta.com, Ega Alfreda.

Udara malam saat itu cukup dingin, setelah hujan mengguyur sejak sore.

Di sebuah meja kecil di pelataran sebuah minimarket terkenal, seorang gadis tampak asik memainkan ponsel.

Beberapa kali dia mengarahkan layar ponsel ke depan wajahnya.

Rupanya, gadis itu sedang selfie.

Kepada TribunJakarta.com, gadis tersebut memperkenalkan namanya.

Cukup indah nama asli gadis bertubuh tinggi semampai itu.

Namun, sebelum berbincang, gadis itu minta agar nama aslinya tidak dipublikasikan.

"Pakai nama samaran saja kak, biar keluarga saya tidak tahu soal ini," katanya memulai obrolan.

Akhirnya kami menamakan gadis cantik itu dengan sebutan Amelia.

Amelia tidak sendiri malam itu, dia ditemani temannya satu sekolah.

Gadis itu saat ini sekolah di sebuah SMA negeri di daerah Ciledug, Tangerang.

"Saya kelas 12, hari ini baru ujian nasional hari pertama," ujarnya kepada TribunJakarta.com, Senin (9/4/2018).

Sambil berbincang, gadis itu mulai bercerita soal kehidupan pribadinya.

"Hari ini kehidupan pribadi saya hancur. Saya enggak punya pilihan lain kak," ucapnya pelan.

Dengan suara tersendat, Amelia bercerita kalau dia terpaksa harus 'menjual' keperawanannya ke seorang pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.

Pria yang berstatus mahasiswa itu dikenalnya lewat fitur people nearby Line.

"Kenalan langsung tembak aja deh," ujarnya sambil tertawa kecil.

Amelia bercerita, dia menjual keperawanannya seharga Rp 1,5 juta kepada mahasiswa tersebut.

Ini dilakukan karena Amelia membutuhkan uang untuk mengganti uang kegiatan sekolahnya yang hilang.

"Saya dituduh mencuri uang itu, padahal saya sama sekali tidak melakukannnya. Saya bingung harus nyari uang kemana, terpaksa saya lakukan ini," katanya.

Saat bertemu TribunJakarta.com, Amelia baru saja mengambil uang pelunasan pembayaran dari sang mahasiswa.

"Tadi sebelum kesini ambil uang pelunasan dulu," kata gadis berusia 18 tahun itu.

Sepintas tidak tampak kalau Amelia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Tubuhnya yang tinggi membuat Amelia seperti anak kuliahan.

Malam itu, Amelia memakai kaus tangan panjang warna kuning menenteng sebuah tas kecil.

Saat ditanya apakah perbuatan itu yang pertama dilakukan? Amelia tidak secara lugas menjawab.

"Ya gimana ya kaks, kalau soal itu aku gak mau cerita," katanya.

Yang jelas katanya, dia terdesak untuk melakukan itu karena tidak ada pilihan lain.

Amelia melanjutkan, orangtuanya bekerja disebuah perusahaan swasta.

Dia anak pertama dari tiga bersaudara.

"Gak berani minta sama bapak, uang segitu kan besar kak," ucapnya.

Dalam kebingungannya karena dituduh telah mencuri uang kegiatan sekolah, seorang temannya kemudian memberitahukan cara mendapatkan uang dengan cepat.

"Awalnya ragu sih, takut saja orangnya kabur setelah gituin saya," katanya.

Tapi karena tidak memiliki pilihan, Amelia terpaksa melakukan hal itu.

Berbekal komunikasi dengan pria tersebut, Amelia kemudian memberikan diri bertemu seusai UN.

Sebelum bertemu, Amelia lebih dulu berganti pakaian.

"Kalau pakai seragam bisa ketahuan sekolah saya," katanya sambil sesekali memperbaiki masker.

Sesampai di hotel yang dimaksud, mahasiswa yang dikenalnya sudah menunggu di kamar hotel.

"Perasaan campur aduk, takut, sedih macam-macam lah kak," ucapnya.

"Tapi saya janji, ini yang pertama, saya enggak akan mengulanginya lagi," kata Amelia.

Setelah berbincang banyak, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

Amelia yang sejak bertemu asik bercerita, memilih untuk pulang duluan.

"Gitu aja ya ceritanya, nanti kalau masih penasaran kita bisa ngobrol lagi. Saya pulang duluan, besok masih UN soalnya," kata Amelia sambil beranjak dari tempat duduknya.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved